Konten dari Pengguna

Mewujudkan Layanan Kesehatan Digital di Era Next Normal

Muhammad Jasrif Teguh
Strategy and Corporate Risk Management - Founder IDN-Pharmacare Institute - Penulis
3 Mei 2023 13:37 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Jasrif Teguh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Layanan Kesehatan Digital (sumber : Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Layanan Kesehatan Digital (sumber : Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Secara global, pandemi COVID-19 telah menunjukkan pentingnya teknologi digital dalam memberikan dukungan bagi akses ke layanan kesehatan yang penting. Menurut laporan Mckinsey, pada tahun 2022, sekitar 25% dari layanan kesehatan diperkirakan dilakukan secara digital, sementara 75% sisanya menggunakan sistem kesehatan digital yang terkoordinasi dan real-time.
ADVERTISEMENT
Wabah penyakit yang cepat menyebar dan semakin berbahaya masih menjadi ancaman di masa depan. Di sisi lain, sumber daya perawatan kesehatan yang terbatas telah membuat banyak negara belajar banyak dari kondisi pandemi ini. Indonesia, sebagai negara dengan populasi keempat terbanyak di dunia dan juga wilayah geografis yang luas, tidak terkecuali.
Kesehatan digital di sebagian wilayah Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun, terutama di Jawa dan Bali yang di dukung oleh infrastruktur teknologi yang memadai serta peningkatan konektivitas ponsel cerdas. Untuk meningkatkan interoperabilitas, privasi, dan keamanan data, perlu dukungan kebijakan dan komitmen yang jelas dalam pengelolaan data. Penguatan infrastruktur data masih menjadi tantangan agar cara kerja sistem kesehatan di Indonesia dapat berubah.
ADVERTISEMENT
Beberapa inisiatif penting telah dilakukan pemerintah. Antara lain, penerapan e-government oleh Kemenkes dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan pelayanan dan tata kelola pemerintahan. Kemenkes juga telah mengembangkan citizen health app melalui platform SATUSEHAT sebagai bagian dari strategi transformasi digital kesehatan.
Keseriusan dan dukungan dari pemerintah terlihat dari diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) 2022 tentang Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Bidang Kesehatan dan Strategi Transformasi Digital Kesehatan. Perubahan aplikasi Pedulilindungi menjadi SATUSEHAT sebagai platform kesehatan digital harus dapat mengintegrasikan data kesehatan individu berupa rekam medis elektronik antar fasilitas layanan kesehatan yang satu dengan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar terwujudnya interoperabilitas data kesehatan digital yang terstandardisasi.
Lebih lanjut, teknologi kesehatan digital juga harus diarahkan untuk berperan dalam meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien melalui transformasi digital sistem kesehatan di semua tingkat layanan kesehatan mulai dari Puskesmas sebagai lini terdepan sampai pada layanan kesehatan tingkat lanjut atau Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun milik swasta.
ADVERTISEMENT

Kemudahan Akses

Akses terhadap layanan kesehatan primer di Indonesia dapat dilihat dari rasio Puskesmas per kecamatan. Data Kementerian Kesehatan tahun 2020 menunjukkan bahwa rasio yang dianggap ideal adalah minimal satu Puskesmas per kecamatan.
Pada beberapa provinsi yang sudah maju seperti di pulau Jakarta dan Bali, ketersediaan Puskesmas telah melebihi rasio puskesmas secara nasional. Namun Pemerintah daerah perlu memberikan perhatian dan dukungan kebijakan pada sebaran distribusi Puskesmas yang merata di seluruh kecamatan. Beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi ketersediaan layanan kesehatan adalah kondisi geografis, luas wilayah, serta ketersediaan sarana dan prasarana dasar.
Selain itu, ketersediaan tenaga profesional kesehatan, kemampuan finansial dan biaya perawatan yang relatif tinggi juga dapat membatasi aksesibilitas masyarakat terhadap layanan kesehatan. Dalam konteks inilah penggunaan teknologi kesehatan digital dapat memberikan manfaat lebih lanjut melalui beberapa cara.
ADVERTISEMENT
Pertama, peningkatan akses ke layanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang sulit dijangkau, ibu dan anak, penyandang disabilitas, dan masyarakat berpenghasilan rendah. Terutama di daerah-daerah terpencil. Tantangan bagi pemerintah adalah bagaimana memyediakan dukungan sarana komunikasi dan konektivitas data internet yang terjangkau dan memadai.
Kedua, meningkatnya kemampuan untuk mengakses data pasien dapat membantu penyedia layanan kesehatan dalam melakukan diagnosis yang lebih akurat dan menyesuaikan penanganan yang lebih efektif untuk mencegah atau mengobati penyakit.
Teknologi digital juga dapat memudahkan pasien untuk mematuhi rencana pengobatan. Terutama untuk pasien-pasien penyakit degeneratif seperti hipertensi, jantung, diabetes dan lain-lain yang tingkat kepatuhan terhadap terapi obatnya masih rendah.
Ketiga, pemanfaatan teknologi kesehatan digital dapat meningkatkan ketahanan sistem kesehatan melalui peningkatan kemampuan dalam mengenali, menanggapi, dan kembali pulih dari kondisi darurat kesehatan.
ADVERTISEMENT

Inovasi digital

Setidaknya terdapat empat kategori teknologi kesehatan digital dalam mendukung terwujudnya efisiensi kesehatan di pusat layanan kesehatan primer sampai tersier dalam 5 tahun ke depan.
Pertama, telekonsultasi sebagai bentuk interaksi virtual memungkinkan tenaga medis untuk berkomunikasi dengan individu yang memerlukan layanan kesehatan dari jarak jauh, terutama untuk masalah kesehatan yang tidak terlalu serius. Selain itu, pemantauan tanda dan gejala vital secara jarak jauh dapat membantu tenaga kesehatan mengendalikan penyakit kronis pasien dengan lebih efektif dan memungkinkan penanganan lebih dini.
Kedua, data kesehatan elektronik dapat digunakan secara luas untuk berbagai jenis penyakit dan pengaturan perawatan yang berbeda. Selain itu, data tersebut juga mencakup resep elektronik untuk obat-obatan serta penggunaan alat komunikasi berbasis web antara para tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, asisten virtual yang menggunakan kecerdasan buatan telah dikembangkan untuk membantu pasien dalam perawatan mandiri, khususnya dalam penanganan penyakit menular seperti TBC, malaria, dan HIV. Selain itu, asisten virtual ini juga menyediakan layanan mandiri seperti portal online yang memungkinkan pasien memesan kunjungan klinik, membuat janji dengan dokter, serta menjadwalkan tes laboratorium.
Keempat, sistem cerdas berbasis data telah dikembangkan untuk membantu dokter, perawat, dan apoteker dalam pengambilan keputusan. Salah satu bentuknya adalah melalui dashboard kinerja yang menampilkan KPI prioritas. Dashboard tersebut membantu pemimpin klinis untuk memantau efisiensi pemberian perawatan serta indikator sistem kesehatan, seperti penggunaan tempat tidur, jenis dan jumlah obat yang diperlukan, dan durasi rawat inap.
Pada akhirnya, diharapkan pemanfaatan teknologi kesehatan digital pada era next normal pasca pandemi dapat meningkatkan mutu perawatan kesehatan dengan waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih murah. Dalam hal ini, teknologi kesehatan digital juga dapat membantu dalam mengoptimalkan sumber daya yang terbatas, termasuk di wilayah-wilayah terpencil yang memiliki kekurangan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan profesional.
ADVERTISEMENT