Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wisata Petik Anggur yang Viral di Deli Serdang
3 Desember 2024 23:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Adinda Mustika Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Deli Serdang, Sumatera Utara – Di tengah pesatnya pertumbuhan sektor agrowisata, Kebun Anggur Kolam Koki yang terletak di Dusun Cempaka, Desa Sidodadi Ramunia, berhasil mencuri perhatian masyarakat luas. Dikelola oleh Sukirno, seorang petani lokal, kebun ini viral di media sosial berkat konsep unik memetik anggur langsung dari pohonnya.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Sukirno memanfaatkan lahan sawah untuk membudidayakan ikan hias sejak 24 tahun lalu. Namun, transformasi besar dimulai pada 2021 ketika ia mencoba menanam anggur di pinggiran kolam. "Awalnya saya menanam cabai di pinggiran kolam, tapi pada tahun 2021 saya mencoba untuk menanam anggur dan ternyata berhasil, sehingga saya mencoba untuk menanam lebih banyak lagi dan mengganti tanaman cabai menjadi tanaman anggur," ujar Sukirno.
Saat ini, kebun seluas sekitar 18 rante ini dihiasi lebih dari 12 varietas anggur impor, termasuk Everest, Julian, dan Heliodor. Dengan harga Rp 80 ribu per kilogram, pengunjung dapat menikmati anggur berkualitas sekaligus pengalaman wisata yang memanjakan mata.
Seiring berjalannya waktu kebun anggur ini tidak hanya menghasilkan buah untuk dijual, tetapi juga mulai menarik perhatian masyarakat sekitar. Sukirno mengatakan bahwa pada bulan Juni lalu, kebunnya mulai dibuka untuk umum dengan konsep pengunjung bisa membeli anggur dengan memetik langsung dari pohonnya.
Popularitas Kebun Anggur Kolam Koki mulai meningkat sejak beberapa pengunjung membagikan pengalaman mereka di media sosial. "Awalnya, saya tidak berniat membuka kebun ini sebagai wisata. Tapi setelah viral, banyak yang datang," kata Sukirno.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, lonjakan pengunjung menghadirkan tantangan baru. Sukirno harus menjaga kualitas tanah di sekitar pohon anggur yang sering terinjak. Sebagai solusi, ia mengenakan biaya masuk sebesar Rp 5.000 untuk perawatan kebun.
Selain masalah tanah, curah hujan tinggi di Sumatera Utara menjadi kendala utama. Untuk mengatasinya, Sukirno memasang penutup UV guna melindungi tanaman dari hujan berlebihan tanpa menghalangi sinar matahari yang vital bagi pertumbuhan anggur.
Pemangkasan dan pemupukan yang tepat juga menjadi perhatian utama. "Dengan perawatan yang baik, pohon anggur bisa mulai berbuah dalam 6 bulan," jelasnya.
Sukirno menyadari meskipun belum sepenuhnya siap sebagai destinasi wisata, Sukirno mengungkapkan pihaknya memiliki rencana untuk mengembangkan kebunnya menjadi agro wisata. Ia berharap kebunnya bisa berkembang menjadi destinasi agro wisata di masa depan. Ke depannya, Sukirno berencana untuk terus memperluas kebunnya dan mengembangkan infrastruktur agar bisa melayani pengunjung dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Meski kebunnya belum sepenuhnya siap sebagai destinasi wisata karena minimnya fasilitas, seperti toilet ataupun fasilitas lainnya, Sukirno berharap kebun miliknya bisa terus berkembang. Bersama pemerintah desa, ia berupaya mengembangkan Desa Sidodadi Ramunia menjadi desa wisata anggur. Pemerintah desa bahkan membagikan bibit anggur kepada warga untuk memperkuat citra desa sebagai pusat budidaya anggur.
Kisah Kebun Anggur Kolam Koki bukan hanya tentang buah, tetapi juga simbol transformasi dari hobi menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Sukirno berharap kebunnya bisa menjadi destinasi agrowisata unggulan di Sumatera Utara. "Saya ingin desa ini dikenal sebagai desa wisata anggur. Semoga ini bisa membawa kesejahteraan bagi warga," ujarnya penuh semangat.
Dengan keunikannya, Kebun Anggur Kolam Koki tidak hanya memberikan pengalaman wisata menarik, tetapi juga membuka peluang bagi desa untuk menjadi pusat agrowisata andalan di Indonesia. -Adinda Mustika Sari
ADVERTISEMENT