Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Ecobrick: Menyatukan Manusia dan Lingkungan dalam Upaya Pengelolaan Sampah
16 Oktober 2024 12:09 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nadhira Khalifatun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi hijau Novo X Green Community dalam pengelolaan sampah yang berawal dari norma sosial masyarakat.
Sebuah studi penelitian yang dijelaskan oleh (Nolan, 2008) dalam buku (Environmental Psychology, n.d.) dapat membantu memahami bagaimana norma sosial mempengaruhi motivasi anggota komunitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku dan tindakan orang lain di sekitar kita atau bisa disebut norma sosial dapat memengaruhi apa yang kita lakukan, bahkan jika kita tidak menyadarinya. Perilaku individu yang muncul dapat berawal dari sebuah norma (Pro-Environmental Behaviors, n.d.). Fungsi norma sebagai panduan bagi individu untuk berinteraksi dengan orang lain dan menjalani kehidupan kesehariannya (Pro-Environmental Behaviors, n.d.).
ADVERTISEMENT
Norma sosial yang mendukung perilaku berkelanjutan semakin meluas di masyarakat, sehingga menciptakan dorongan sosial bagi individu untuk mengambil tindakan yang ramah lingkungan (Niu et al., 2023). Ketika kami, tim Novo X Green mulai membuat ecobrick, kami menyadari bahwa tindakan kami tidak hanya karena keinginan untuk mengurangi sampah, tetapi juga oleh dorongan untuk mengikuti contoh yang baik dari orang lain di sebuah komunitas pecinta lingkungan. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh norma sosial dalam memotivasi tim kami untuk berkontribusi terhadap kepedulian lingkungan.
Masalah serius mengenai pengelolaan sampah di Indonesia, dimana tumpukan sampah terus meningkat setiap harinya. Total limbah yang mencapai 65,2 juta ton per tahun dan populasi sekitar 261 juta orang, beban pengelolaan sampah menjadi sangat besar. Pertumbuhan populasi menunjukkan bahwa jumlah penduduk akan terus bertambah, yang tentunya akan berkontribusi pada peningkatan jumlah sampah, baik dari limbah industri maupun rumah tangga (Aqil et al., 2023). Komunitas Novo X Green, berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan mempromosikan tindakan pro-lingkungan, seperti pembuatan ecobrick untuk dijadikan kursi.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pembuatan ecobrick yang ramah lingkungan dilaksanakan di Novo X Green Paragon, berlokasi di Jl. Camar, RT.001/RW.001, Kunciran Indah, Kec. Pinang, Kota Tangerang, Banten 15144 (Azrai & Rizkiani, n.d.-a). Bank Sampah Gawe Rukun dikelola sejak 30 Oktober 2011 oleh Pak Tukidi S.E, S. Kom, M.M (Azrai & Rizkiani, n.d.-b). Dari hasil wawancara dengan Tukidi S.E., S.Kom, M.M, Ketua RW 01, diketahui bahwa jumlah nasabah aktif di bank sampah mengalami penurunan. Manfaat yang disediakan oleh bank sampah belum berhasil menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabah atau terlibat dalam pengelolaan. Beberapa warga masih berpandangan bahwa bank sampah belum sepenuhnya mampu menyelesaikan masalah sampah di lingkungan mereka (Azrai & Rizkiani, n.d.-a).
Metode pembuatan ecobrick dengan fokus pada cara yang digunakan untuk mengubah limbah plastik menjadi sesuatu benda yang bermanfaat (Jha & Kewate, 2024). Ecobrick ini memiliki manfaat untuk mengurangi sampah plastik dan menghemat sumber daya (Jha & Kewate, 2024). Kami menerapkan praktik ecobrick untuk dijadikan sebuah kursi. Seiring dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup berkelanjutan, Ecobrick menjadi inovasi yang menjanjikan, menawarkan cara membangun yang lebih ramah lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap alam (Jha & Kewate, 2024). Ecobrick, dibuat secara manual tanpa biaya besar, mengajak warga lebih sadar dan bertanggung jawab atas penggunaan plastik, sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengurangi konsumsi plastik (Maier & Himawati, n.d.).
ADVERTISEMENT
Plastik termasuk dalam kategori bahan daur ulang, banyak metode yang dapat digunakan untuk pengolahan plastik (Wardani & Khotimah, 2021). Berikut langkah-langkah pembuatan ecobrick yang dijelaskan dalam jurnal Wardani, F., & Khotimah, N. (2021). Making Eco-Bricks as a Solution to Environmental Problems through Empowering Creative Children: A Case Study in Baruga District, Kendari City. In International Journal of Science and Society (Vol. 3, Issue 2): 1) Kumpulkan botol plastik yang sudah menjadi limbah/bekas, seperti botol air mineral atau botol kemasan lainnya. Cuci sampai bersih dan biarkan kering dengan cara dijemur atau dilap kain, 2) Kumpulkan berbagai macam plastik seperti bungkus minuman bubuk, plastik pembungkus, dan kantong plastik. Pastikan semua plastik sudah bersih dari sisa makanan, kering, dan sudah dipastikan tidak bercampur dengan bahan lain seperti benang atau kertas, 3) Masukkan sampah plastik-plastik yang sudah disiapkan dari langkah dua ke dalam botol plastik yang sudah disiapkan di langkah satu, 4) Jangan mencampurkan bahan selain plastik, seperti kertas, kaca, logam, atau benda tajam, 5) Padatkan plastik-plastik dalam botol hingga benar-benar penuh dan rapat, memastikan seluruh ruang botol terisi, 6) Pakai alat seperti bambu ataupun kayu untuk memadatkan plastik di dalam botol, 7) Gunakan botol-botol dengan ukuran yang sama, atau bahkan dengan jenis dan merk yang sama, sehingga memudahkan dalam penyusunan merakit sebuah kursi, 8) Jika ingin hasil yang berwarna-warni, susunlah plastik-plastik dalam botol sesuai dengan keinginan kita, sehingga menghasilkan warna yang diinginkan. Selain itu, juga bisa membungkus botol plastik dengan selotip atau plastik berwarna, 9) Pastikan semua botol plastik telah terisi dengan bungkusan plastik hingga padat, maka botol-botol plastik tersebut siap untuk disusun dan digabungkan untuk dirakit menjadi kursi, 10) Rekatkan satu botol dengan botol yang lain menjadi satu. Pakai lem perekat, untuk menahan botol-botol agar kuat, botol-botol tersebut diikat dengan erat menggunakan tali.
ADVERTISEMENT
Untuk proyek kali ini, kita bawa sampah plastik yang udah kita kumpulin dari rumah dan sebagian udah dimasukin dalam botol ke Bank Sampah Gawe Rukun. Di sana, kita lanjutin lagi ngisi botol-botol yang belum penuh sampai bener-bener padat. Nah, jadi semua botol ecobrick yang kita susun itu bakal dirakit jadi kursi yang bisa dipakai.