Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Lapangan Kerja Terancam Hilang Oleh AI, 78 Juta Pekerjaan Baru Akan Lahir
18 April 2025 13:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nadwa Dwi Nurcahyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan (AI) kini menjadi pisau bermata dua bagi dunia kerja. Di satu sisi, teknologi ini mengancam jutaan pekerjaan rutin, tapi di sisi lain, ia membuka peluang baru yang lebih kompleks. Laporan Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum
ADVERTISEMENT
Pekerjaan yang Terancam Punah
Data dari survei WEF menunjukkan, pekerjaan administratif seperti kasir, sekretaris, teller bank, dan petugas entri data akan mengalami penurunan drastis. Di Indonesia, sektor ini masih menyerap jutaan tenaga kerja, terutama di industri ritel dan perbankan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, McKinsey memprediksi 40% pekerjaan di AS tergantikan AI dalam dekade ini , dengan tingkat pengangguran naik hingga 15%. Di Indonesia, ancaman serupa mengintai jika tidak ada adaptasi.
Profesi yang Aman dari Ancaman AI
Meski disruptif, AI tak bisa menggantikan peran manusia dalam bidang yang membutuhkan empati, kreativitas, dan pengambilan keputusan kompleks. Cyber University mencatat 10 profesi yang tetap relevan di era AI :
Indonesia di Persimpangan Digital
Survei 27th Global CEO Survey 2024 mengungkap, 87% CEO yang sudah adopsi AI memprediksi kebutuhan keterampilan baru meningkat . Sayangnya, hanya 34% perusahaan di Indonesia yang memiliki program pelatihan AI untuk karyawan.
ADVERTISEMENT
WEF mencatat, 375 juta pekerja global perlu reskilling hingga 2030 . Di Indonesia, program seperti Kartu Prakerja dinilai perlu diperluas untuk menjangkau kelompok rentan, seperti pekerja informal.
Solusi: Adaptasi atau Tertinggal
Contoh nyata datang dari sektor perbankan. Bank BCA dan Mandiri telah menggunakan AI untuk wawancara karyawan hingga analisis riset pasar. Namun, hal ini justru menciptakan permintaan baru untuk ahli AI seperti data scientist dan machine learning engineer .
Di tengah ancaman, Indonesia berpeluang memanfaatkan bonus demografi. Dengan 60% populasi berusia produktif, pemerintah perlu mempercepat transformasi digital dan kolaborasi industri-kampus untuk mempersiapkan SDM siap AI.
ADVERTISEMENT