Konten dari Pengguna

Mental Health dan Self-Improvement untuk Generasi Muda di Tengah Tekanan Karier

Nadwa Dwi Nurcahyo
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Konst. Jurnalistik(S1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung
20 Oktober 2024 13:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadwa Dwi Nurcahyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Stress (Source:Pexels.com/David Garrison)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Stress (Source:Pexels.com/David Garrison)
ADVERTISEMENT
Di era digital yang semakin berkembang pesat, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Generasi muda, khususnya Generasi Z dan milenial, sangat bergantung pada platform ini untuk bersosialisasi, mencari hiburan, hingga mengelola karier mereka. Namun, di balik itu semua, tersembunyi masalah serius yang sering kali tidak disadari meningkatnya gangguan kesehatan mental.
ADVERTISEMENT

Lonjakan Kasus Gangguan Mental di Kalangan Remaja dan Dewasa Muda

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 19 juta penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta di antaranya mengalami depresi. Hal ini menjadi semakin mengkhawatirkan ketika kita melihat data dari Badan Litbangkes tahun 2016, yang menunjukkan adanya 1.800 kasus bunuh diri per tahun—dengan 47,7% di antaranya terjadi pada usia produktif, yaitu antara 10 hingga 39 tahun.
Angka-angka ini menandakan bahwa masalah kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh. Kesehatan mental anak muda kerap terganggu oleh berbagai faktor, dan salah satunya adalah intensitas penggunaan media sosial yang semakin tinggi.

Media Sosial: Teman atau Pemicu Stres?

Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Diponegoro mengungkapkan bahwa ada hubungan positif antara intensitas penggunaan media sosial dengan tingkat stres. Semakin sering seseorang menggunakan media sosial, semakin besar pula tingkat stres yang dialaminya. Penelitian ini menemukan korelasi signifikan dengan nilai 0,026, menunjukkan betapa kuat dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan terhadap kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Media sosial yang awalnya dibuat untuk menghubungkan orang-orang dan menyebarkan informasi, kini sering kali menjadi sumber tekanan sosial dan emosional. Keharusan untuk terus eksis, mendapatkan validasi dari "likes" dan "comments," serta membandingkan diri dengan orang lain dapat memperparah kondisi stres.

Tekanan Karier, Keuangan, dan Ketidakpastian Masa Depan

Selain media sosial, tekanan karier dan keuangan menjadi faktor besar lainnya yang membebani generasi muda. Survei Deloitte mengungkapkan bahwa sebanyak 50% Gen Z mengalami stres yang berkaitan dengan prospek karier mereka, angka ini lebih tinggi dibandingkan milenial yang mencapai 41%.
Prospek pekerjaan, terutama di masa pandemi yang penuh ketidakpastian, menambah beban pikiran. Generasi muda juga menghadapi tekanan mengenai kesejahteraan finansial jangka panjang, di mana 48% Gen Z dan 46% milenial merasa khawatir akan hal ini. Tak hanya itu, kesejahteraan keluarga, kesehatan fisik, dan kondisi politik juga turut menjadi faktor pemicu stres yang signifikan.
ADVERTISEMENT

Journaling Sebagai Solusi untuk Mengatasi Stres

Namun, di tengah banyaknya tekanan tersebut, ada beberapa solusi sederhana yang dapat membantu meringankan beban mental, salah satunya adalah journaling. Dr. James Pennebaker, seorang psikolog terkemuka, menyebutkan bahwa journaling dapat membantu menurunkan tingkat depresi dan kecemasan. Teknik ini memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya secara bebas, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan emosional.
Seorang psikoterapis bernama Maud Purcell juga menambahkan bahwa kegiatan journaling melibatkan kedua sisi otak secara bersamaan: otak kiri yang rasional dan otak kanan yang kreatif. Hal ini membantu seseorang untuk lebih tenang dalam menghadapi masalah dan melepaskan hambatan mental.

Menghadapi Tantangan dengan Bijak

Generasi muda dihadapkan pada berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian serius, terutama dalam hal kesehatan mental. Kombinasi antara tekanan dari media sosial, karier, dan kondisi sosial membuat pentingnya menjaga keseimbangan mental semakin krusial. Melalui metode seperti journaling dan manajemen waktu yang lebih bijak dalam menggunakan media sosial, generasi muda bisa mulai mengurangi tingkat stres yang dialami.
ADVERTISEMENT
Dengan meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya menjaga kesehatan mental, diharapkan generasi muda dapat menghadapi tantangan masa depan dengan lebih kuat dan sehat secara mental. Bagaimanapun, kesehatan mental adalah pondasi penting untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan yang berkelanjutan.