Konten dari Pengguna

Apakah Penyebab Rusaknya Jalan di Dataran Rendah Karena Volume Kendaraan?

Nadya Khoirun Nisa
Mahasiswi Semester 5, Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hobinya Membaca dan Nonton Drakor.
21 Desember 2024 0:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadya Khoirun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kerusakan Jalan. Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kerusakan Jalan. Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kerusakan jalan menjadi salah satu isu infrastruktur yang sering kita temui di Indonesia, terutama di kawasan-kawasan yang memiliki tingkat mobilitas tinggi. Maka, tidak jarang banyak di temui jalan yang berlubang, retak, atau bahkan ambles dapat membuat pengguna jalan merasa khawatir saat melintas. Persoalan kerusakan jalan penting karena dampaknya mempengaruhi kehidupan masyarakat, kurangnya akses ke layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan dan pembangunan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Volume kendaraan yang tinggi juga dapat memberikan tekanan terus-menerus pada permukaan jalan. Hal tersebut dapat membuat jalan cepat mengalami deformasi (perubahan bentuk dari suatu benda yang disebabkan oleh beban atau gaya mekanik), terutama jika kualitas kontruksi jalannya yang kurang memadai.

Namun, apakah kerusakan jalan di dataran rendah disebabkan oleh volume kendaraan yang melintas?

Selama ini, fokus terhadap volume kendaraan membuat kita kurang memperhatikan faktor-faktor lain yang juga berperan dalam kerusakan jalan. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2023, kondisi jalan di Indonesia yang mengalami kerusakan masih cukup signifikan, dengan jalan rusak ringan sepanjang 2.089,04 km (4,39%) dan rusak berat sepanjang 680,76 km (1,43%).

Berikut, faktor lain yang berperan terhadap kerusakan jalan di dataran rendah, sebagai berikut:

1. Beban Kendaraan

ADVERTISEMENT
Beban kendaraan yang melebihi kapasitas maksimum, khususnya dari truk pengangkut barang, menjadi salah satu penyebab utama kerusakan jalan. Saat jalan dirancang, terdapat spesifikasi tertentu terkait batas muatan maksimum yang dapat ditanggung, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 19 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-undang tersebut, yang termuat dalam JDIH BPK RI, telah mengelompokkan jalan ke dalam beberapa kelas untuk truk dan kendaraan bermotor, yaitu kelas I, II, III, dan Khusus. Namun, kenyataannya, pelanggaran batas muatan masih sering terjadi, bahkan di jalur-jalur yang sudah ditetapkan memiliki kapasitas maksimum tertentu.

2. Drainase yang Kurang Baik

Air sering dianggap sebagai salah satu penyebab utama kerusakan jalan. Sistem drainase yang kurang efektif dapat menyebabkan air menggenang di permukaan jalan. Genangan ini kemudian meresap ke dalam lapisan jalan, melemahkan struktur jalan dan berpotensi menimbulkan kerusakan seperti retakan atau lubang. Kondisi ini cenderung lebih parah di kawasan dataran rendah atau daerah rawan banjir, di mana genangan air menjadi masalah yang sering terjadi.
ADVERTISEMENT

3. Faktor Cuaca dan Lingkungan

Hujan deras, banjir, serta perubahan suhu ekstrem membuat berkurangnya daya struktur jalan. Khususnya di kawasan dataran rendah, kerusakan jalan cenderung lebih cepat terjadi.

3. Kualitas Kontruksi Jalan

Dapat diketahui penggunaan bahan yang tidak sesuai dapat membuat jalan lebih rentan terhadap kerusakan, bahkan tanpa beban kendaraan yang berlebihan sekalipun.