Konten dari Pengguna

Mengubah Limbah Sekam Padi Sebagai Asap Cair Untuk Petisida Alami

Nafila Putri
Mahasiswa universitas diponegoro jurusan administrasi bisnis
15 Agustus 2024 13:54 WIB
¡
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nafila Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wonogiri (5/8/2024) - Pembuatan Asap Cair sebagai Pestisida Alami dari Limbah Sekam Padi, Daun Serai, dan Serabut Gergaji di Desa Basuhan oleh KKN Tim II Universitas Diponegoro
Alat  dan pembuatan asap cair
zoom-in-whitePerbesar
Alat dan pembuatan asap cair
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) II Universitas Diponegoro telah melaksanakan program inovatif di Desa Basuhan yang berfokus pada pembuatan asap cair sebagai pestisida alami. Program ini memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan, seperti sekam padi, daun serai, dan serabut gergaji, yang mudah ditemukan di desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Asap cair dikenal sebagai bahan yang memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai pestisida alami. Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, tim KKN berinisiatif memperkenalkan asap cair sebagai solusi alternatif yang ramah lingkungan dan mudah diproduksi.
Proses pembuatan asap cair dilakukan dengan metode pirolisis, yaitu pembakaran bahan organik dalam kondisi minim oksigen. Dalam program ini, tim KKN memanfaatkan limbah sekam padi, daun serai, dan serabut gergaji sebagai bahan utama. Bahan-bahan tersebut dipilih karena ketersediaannya yang melimpah dan kandungan zat aktifnya yang efektif dalam mengusir hama tanaman.
Tim KKN memulai program dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat Desa Basuhan mengenai manfaat dan cara pembuatan asap cair. Selanjutnya, tim melakukan demonstrasi pembuatan asap cair secara langsung di hadapan warga. Proses ini melibatkan pembakaran limbah organik dalam tungku khusus yang telah disiapkan, hingga terbentuk cairan yang dikumpulkan sebagai asap cair.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, asap cair yang dihasilkan memiliki sifat insektisida yang efektif dalam mengendalikan hama pada tanaman, tanpa merusak lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia. Selain itu, penggunaan limbah organik sebagai bahan baku juga membantu mengurangi jumlah limbah yang harus dibuang, sehingga program ini juga berkontribusi dalam pengelolaan limbah yang lebih baik di desa tersebut.
Respons masyarakat terhadap program ini sangat positif. Banyak petani yang tertarik untuk menerapkan teknik ini dalam kegiatan pertanian mereka, menggantikan penggunaan pestisida kimia yang lebih mahal dan berisiko. Beberapa petani yang telah mencoba asap cair ini melaporkan penurunan signifikan dalam jumlah hama pada tanaman mereka, serta peningkatan hasil panen.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Pertanian Terapan, dinyatakan bahwa asap cair memiliki potensi yang besar sebagai pestisida alami karena mengandung senyawa-senyawa fenol dan asam organik yang efektif dalam mengendalikan hama tanaman tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (Sumber: Jurnal Pertanian Terapan, 2022).
Demonstrasi pembuatan asap cair bersama warga Dusun Pagersari,Basuhan,Kec.Eromoko,Kab.Wonogiri
Dengan program ini, KKN Tim II Universitas Diponegoro berhasil memperkenalkan solusi inovatif yang berkelanjutan dan ramah lingkungan kepada masyarakat Desa Basuhan. Pembuatan asap cair dari limbah sekam padi, daun serai, dan serabut gergaji tidak hanya membantu mengatasi masalah hama secara alami tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dengan memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak bernilai. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengembangkan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT