Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bagaimana Budaya Populer dari Tiongkok Menjadi Tren di Indonesia?
8 Januari 2022 13:51 WIB
Tulisan dari Nafisa Nugraheni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seringkali kita mendengar istilah budaya populer dari sekitar kita. Secara singkat, budaya populer adalah “budaya masyarakat” atau “budaya orang kebanyakan.” Budaya populer saat ini berkembang sangat pesat. Salah satunya budaya populer dari Tiongkok. Indonesia memang merupakan salah satu negara yang memiliki hubungan dekat dengan Tiongkok, selain karena banyaknya keturunan Tionghoa, Indonesia juga telah menjalin berbagai kerjasama dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada era akhir tahun 90-an dan awal 2000-an, di Indonesia sempat booming dengan serial mandarin. Seperti Kera Sakti dan Meteor Garden. Layar kaca pertelevisian Indonesia juga tak luput dari film-film mandarin yang biasanya dibintangi oleh Jackie Chan atau Andy Lau. Pada era sekarang ini mungkin anak-anak muda tidak mengetahui serial-serial tersebut. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi mulai banyak serial drama dari Tiongkok masuk ke Indonesia yang bisa kita akses melalui platform digital dan sekarang ini banyak disukai oleh anak-anak muda.
Beberapa platform yang berasal dari Tiongkok seperti WeTV dan Iqiyi pun cenderung mulai banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dengan beberapa strategi marketing seperti menayangkan serial Asia lain dari Korea dan Indonesia tentu saja akan semakin menarik masyarakat untuk menggunakan platform tersebut. Apalagi dengan adanya pandemi COVID-19 ini orang-orang banyak yang mencari tontonan baru untuk melepas penat. Tak heran jika kini drama Tiongkok mulai banyak ditonton oleh berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya dramanya, kini musik-musiknya juga mulai banyak digemari. Tiongkok memiliki C-pop atau Chinese Pop. C-pop kini telah memiliki banyak penggemarnya di Indonesia. Kaum muda saat ini banyak mengidolakan penyanyi, boygroup, ataupun girlgroup. Artis-artis besar yang sudah punya nama seperti Jackson Wang, Wang Yibo, Xiao Zhan, dan Lay Zhang memiliki banyak penggemar di Indonesia, bahkan memiliki fanbasenya sendiri di Indonesia. Penggemar dari boygroup seperti Teens in Times (TNT) dan INTO1 juga tak kalah banyaknya. Layaknya penggemar K-pop, penggemar C-pop juga membeli barang seperti album, photocard, serta barang lainnya yang berkaitan dengan idola yang disukainya. Menurut Zhang dan Negus (2020), industri idol Tiongkok tak luput dari pengaruh Korean Wave, ekonomi digital dan pasar yang lebih global dari K-pop sendiri adalah bagian dari konteks historis pembentukan platform media sosial dan produksi industri hiburan di Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Budaya populer lainnya yang mulai tersebar di Indonesia adalah animasinya. Seperti Jepang yang memiliki banyak penggemar fanatik anime, animasi asal Tiongkok atau biasa disebut dengan donghua (动画) juga banyak digemari di Indonesia. Beberapa animasi yang populer dan banyak ditonton adalah Mo Dao Zu Shi, Legend of Exorcism, dan Douluo Continent. Sama seperti idol, animasi-animasi ini juga mempunyai merchandise yang dapat dikoleksi oleh para penggemarnya.
Berkaitan dengan industri hiburan, ada satu lagi aplikasi tren yang berasal dari Tiongkok, yaitu TikTok. Siapa yang tidak tahu TikTok? Sebuah aplikasi video yang dirilis pada akhir tahun 2016 ini kini menjadi sangat populer di Indonesia dan bahkan seluruh dunia. Dalam versi Tiongkok, TikTok dikenal dengan nama Douyin (抖音) atau orang Indonesia biasa menyebutnya dengan sebutan ‘TikTok China’. TikTok sendiri merupakan Douyin dalam versi internasional yang bisa diunduh di Playstore maupun App Store.
ADVERTISEMENT
Kepopuleran TikTok ini membawa banyak dampak bagi masyarakat, baik yang positif maupun negatif. Jika kita telaah dan melihat video-video yang viral di media sosial, biasanya video tersebut berasal dari TikTok. Tren lagu dari TikTok dengan jogetan khasnya juga kini sangat populer diberbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orangtua. Orang-orang beranggapan bahwa TikTok adalah salah satu tren masa kini yang tidak boleh dilewatkan.
Selain industri hiburan, makanan juga menjadi salah satu budaya populer yang berkembang di Indonesia. Seperti kita lihat saat ini banyak dijumpai tempat makan yang menjual makanan yang khas dari Tiongkok, contohnya seperti dimsum dan hot-pot. Bahkan rasanya akan kurang jika di suatu pusat perbelanjaan tidak ada restoran chinese foodnya. Banyaknya darah keturunan Tionghoa dan orang asal Tiongkok yang bermigrasi di Indonesia mengakibatkan modifikasi pada makanan-makanan khas Tiongkok yang masuk ke Indonesia, sehingga rasanya akan cenderung cocok dengan lidah orang Indonesia. Beberapa makanan juga dimodifikasi mengikuti tren yang ada saat ini, seperti dimsum mentai yang kini banyak kita jumpai.
ADVERTISEMENT
Berkembangnya budaya Tiongkok di Indonesia juga mengakibatkan adanya akulturasi bahasa. Seperti yang kita tahu bahwa ada beberapa bahasa Indonesia yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Mandarin. Contohnya kata bakso, bakwan, kecap, lumpia, dan masih banyak lagi. Kata gaul seperti “gue” dan “lo” ternyata juga merupakan bahasa serapan dari bahasa Mandarin Hokkien gua/goa (我) yang artinya saya/aku dan lu/li (你) yang artinya adalah Anda/kamu. Secara sadar atau tidak sadar, mungkin saja kita telah terbawa oleh akulturasi bahasa ini.
Selain bahasa serapan, bahasa Mandarin sendiri sebenarnya juga masih banyak digunakan oleh orang-orang keturunan Tiongkok di Indonesia. Meskipun kebanyakan orang keturunan Tiongkok biasanya lebih sering menggunakan bahasa Mandarin dengan dialek Hokkien. Pada masa sekarang, memiliki kemampuan berbahasa Mandarin adalah suatu nilai plus, karena bahasa Mandarin akan sangat dibutuhkan saat ini dan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi memiliki peran besar dalam tersebarnya budaya ke seluruh dunia dan telah membuat kita mengetahui berbagai macam hal tentang budaya tersebut. Media saat ini memang sangat memengaruhi penyebaran suatu budaya populer, baik dari luar maupun dalam negeri. Karena itulah sebagian besar budaya populer biasanya akan ditransmisikan melalui media massa untuk mempermudah penyebarannya. Maka, kita sebagai pengguna media sosial sebaiknya pintar-pintar dalam memilah konten yang dikonsumsi.
Referensi:
Zhang, Q., Negus, K. (2020). East Asian Pop Music Idol Production and The Emergence of Data Fandom in China. International Journal of Cultural Studies, 23(4) 493–511.