Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peluang dan Tantangan Kebijakan Pengenalan Matematika Sejak Usia Dini
7 Desember 2024 21:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Naja Sakinah Nur Syahidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengenalan matematika sejak usia dini menjadi topik yang semakin hangat dibicarakan, terutama setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengungkapkan rencana pengajaran matematika di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK). Program ini bertujuan untuk membentuk kecintaan anak terhadap matematika dan meningkatkan kemampuan numerasi sejak dini. (CNN Indonesia, 6 November 2024)
ADVERTISEMENT
Pakar pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Achmad Hidayatullah, menyambut baik gagasan ini, dengan catatan bahwa materi matematika untuk TK harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Ia berpendapat, “Saya harap matematika untuk tingkat TK tersebut jangan dimaknai sebagai simbol, angka-angka, dan operasi matematika. Karena pada usia tersebut, anak belum cocok memahami simbol dan operasi matematika.” (Detik.com, 26 Oktober 2024). Pandangan ini mengingatkan kita bahwa pengenalan matematika pada anak usia dini tidak bisa dipaksakan agar setara dengan pembelajaran matematika untuk anak yang lebih besar.
Pengenalan matematika pada anak usia dini di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Permendikbud No. 146 Tahun 2014 telah menetapkan bahwa pengenalan matematika pada anak usia dini dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan permainan, lagu, serta pengenalan angka dan bentuk dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak membebani anak. Meskipun pembelajaran matematika di TK sudah diterapkan, praktiknya masih terbatas pada lagu, permainan, atau kegiatan yang melibatkan angka secara tidak langsung, seperti menghitung jumlah benda atau mengenal bentuk bangun datar dalam keseharian.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal PAUD Kemdikdasmen, Komalasari, mengatakan bahwa pengenalan matematika pada anak usia dini yang dimaksud tak seperti pembelajaran layaknya di SD. Bukan pula matematika yang menghafal seperti di calistung (baca, tulis, hitung). Ia menyebutnya sebagai ‘bermain matematika’. Dimana anak akan dikenalkan matematika sambil bermain. Anak-anak diajari mengenal warna dan mengelompokkannya; mengkasifikasi menurut warna. (Detik.com, 26/11/2024)
Ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mengajarkan matematika pada anak usia dini, yaitu guru harus mencari cara untuk memperkenalkan matematika dengan cara yang sederhana dan konkret (menggunakan alat bantu visual, benda nyata, dan aktivitas bermain), dituntut kreatif dalam merancang metode pembelajaran agar anak tidak bosan dan dapat memahami materi dengan baik, guru juga harus mampu memberikan perhatian yang berbeda kepada setiap anak dan menyesuaikan metode pengajaran agar setiap anak bisa belajar dengan cara yang sesuai dengan kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Apakah Pengenalan Matematika Sejak Dini Penting?
Dari pemahaman saya, materi matematika di TK tidak akan berbeda secara signifikan, karena kebijakan baru ini pada dasarnya lebih menekankan pada pendekatan yang lebih terstruktur namun tetap ringan dan sesuai dengan usia anak. Dengan kata lain, meskipun ada perubahan dalam pengenalan matematika sejak usia dini, yang ditekankan adalah pendekatan yang lebih menyenangkan dan tidak membebani anak, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Mendikdasmen dan Direktorat Jenderal PAUD.
Bagaimana jika anak tidak belajar konsep dasar matematika di TK?. Hal ini tentu akan menyulitkan anak untuk belajar matematika di SD karena pada tingkat SD, anak akan langsung dihadapkan pada materi matematika yang menggunakan angka dan simbol secara lebih formal, yang tentu saja membutuhkan pemahaman konsep matematika yang lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
Jika kita melihat dari sisi persiapan transisi dari TK ke SD, memang penting bagi anak untuk mendapatkan sedikit pengenalan terhadap angka, simbol, dan operasi dasar (+, -, ×, ÷). Tanpa pengenalan konsep-konsep dasar ini, ada kemungkinan anak akan merasa kebingungan atau kesulitan saat mulai belajar matematika secara formal di SD. Namun, Anak-anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi kurikulum di TK untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar matematika sejak dini dan dilakukan secara bertahap dengan cara yang menyenangkan.
Jika menimbang dari sisi persiapan anak menuju tingkat sekolah yang lebih tinggi, pembelajaran matematika memang harus dikenalkan sejak dini karena hal ini akan membantu membentuk pola pikir logis dan kemampuan numerasi pada anak. Dengan begitu anak akan lebih terbiasa dan terlatih menghadapi persoalan yang berkaitan dengan angka, pola, dan logika.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemberian pelatihan yang memadai bagi guru TK sangat diperlukan. Tanpa pelatihan yang baik, guru mungkin kesulitan dalam memilih metode yang tepat dalam menyampaikan materi matematika dengan cara yang menyenangkan. Penting juga untuk menyediakan media pembelajaran, seperti alat peraga atau aplikasi digital yang interaktif karena media ini akan membantu anak memahami konsep-konsep abstrak yang sulit dipahami hanya dengan kata-kata.
Agar pembelajaran matematika lebih efektif, materi yang diajarkan juga harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Misalnya, di usia dini, materi lebih fokus pada pengenalan angka, urutan, dan bentuk-bentuk sederhana, sebelum masuk ke topik yang lebih kompleks seperti penjumlahan atau pengurangan. Dengan cara ini, anak akan merasa nyaman dan tidak tertekan, yang akhirnya mendorong minat mereka untuk terus belajar matematika dengan penuh rasa ingin tahu.
ADVERTISEMENT