Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Refleksi Pesta Pendidikan: Dari, oleh dan untuk Publik
22 Mei 2017 21:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Najelaa Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pesta Pendidikan bukan kegiatan dadakan, tapi perayaan DARI PUBLIK yang sudah punya kekuatan. Yang dirayakan adalah kebaikan yang sudah dipraktikkan, karya yang perlu disebarluaskan.
ADVERTISEMENT
Rangkaian kegiatan Pesta Pendidikan 2017 berlangsung selama 87 hari, dengan kegiatan Festival Publik di 5 kota dan kegiatan aksi publik di lebih 67 kota, lebih dari 255 komunitas dan organisasi pendidikan dan lebih dari 27 media, 11 kementrian dan lembaga, serta pemerintah daerah. Total biaya yang dihabiskan adalah 867 juta rupiah dalam bentuk dana sponsorship, dan 10 bahkan 100 kali lebih banyak dalam bentuk tenaga dan keahlian, barang dan waktu (termasuk waktu tayang) yang disumbangkan oleh lebih dari 1000 relawan dalam kepanitiaan*
Membaca angka-angka tersebut sebagian kita akan heran, karena merasa kekecilan atau kebesaran. Yang perlu dirayakan dari pesta pendidikan bukan sekadar jumlah, melainkan proses belajar, bergerak dan bermakna yang ada di baliknya.
ADVERTISEMENT
Di 105 Ngobrol Publik, banyak inovasi berkait hubungan keluarga sampai teknologi luar angkasa, banyak solusi dari ibukota sampai daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Kita membuktikan banyak percakapan dan pelajaran yang bisa diterapkan dan diteladankan. Dari lebih 150.00 orang yang melihat Pameran Publik; ada ketua yayasan yang membawahi 400 guru di Makassar, imam masjid yang memimpin 1200 jamaah tiap jum'atan di Jakarta Selatan, Menteri yang nama departemennya tidak membawa nama pendidikan. Kita membuktikan betapa banyak banyak refleksi gerakan dan kolaborasi lanjutan yang dilipatgandakan.
Pesta Pendidikan bukan kampanye musiman, tapi keberdayaan OLEH PUBLIK yang barengan. Publik yang belajar dari sejarah, bahwa perubahan harus dimulai bukan dengan saling menyalahkan tapi dengan mengambil peran.
ADVERTISEMENT
Kita mencontohkan bagaimana pendidik-pendidik dari Kisar menempuh 40 jam perjalanan laut menuju Festival Publik di Ambon Maret lalu, dan kemudian terbang mengisi Ngobrol Publik di Jakarta kemarin dengan biaya sendiri, tanpa iming-iming sertifikat atau tuntutan surat tugas.
Pesta Pendidikan bukan peperangan antar berbagai pemangku kepentingan, tapi jaringan UNTUK PUBLIK menuju perubahan pendidikan. Semua yang ikut barengan menunjukkan keberanian untuk kepentingan anak-anak. Kita mendengarkan pimpinan media ternama dan perusahaan terkemuka yang ikut di Janji Publik, berkenalan dengan anak yang hidup di tumpukan sampah dan menyatakan dengan lantang bahwa pertimbangan pemberitaan tidak bisa semata dikendalikan oleh iklan, tapi oleh kebutuhan anak-anak yang tidak bisa dipenuhi "kapan-kapan".
Di Pesta Pendidikan, kita tidak diikat akta tapi mengikatkan diri dengan sukarela pada cita-cita. Terimakasih teman-teman sudah ikut barengan! Kita publik berdaya yang percaya, bahwa kita adalah perubahan yang kita nanti-nantikan...
ADVERTISEMENT
#SemuaMuridSemuaGuru
*detil semua angka yang akurat akan bisa dilihat di Buku Refleksi Pesta Pendidikan 2017, yang akan kami terbitkan. Sebagaimana setelah kegiatan tahun lalu kami juga menerbitkan Refleksi Pesta Pendidikan 2016.