Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tinta Inspirasi: Upcycle Sampah Kertas Menjadi Produk Unik oleh Seorang Difabel
10 Juli 2024 6:26 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Najwa Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sampah menjadi permasalahan serius yang perlu diperhatikan. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan data bahwa sepanjang tahun 2022 Indonesia telah menghasilkan timbulan sampah sebesar 35,93 juta ton. Dimana jumlah tersebut naik sebesar 22,04% dari tahun sebelumnya. Timbulan sampah tersebut mayoritas merupakan sampah sisa makanan dengan proporsi 40,5%. Dari jumlah timbulan tersebut diketahui jumlah sampah kertas berada pada angka proporsi sebesar 11,3%.
ADVERTISEMENT
Solusi permasalahan sampah memang sudah banyak ditemukan, akan tetapi kurangnya kesadaran manusia ini menjadikan permasalahan sampah seperti permasalahan yang sulit menemukan solusi. Saat ini media sosial menjadi media yang memiliki dampak besar untuk bisa mengubah perilaku dan kesadaran manusia. Gema isu lingkungan yang mengemuka di media sosial mendorong banyak individu untuk aktif dalam kegiatan mengelola sampah dan lebih peduli akan permasalahan sampah. Bahkan saat ini tidak sedikit individu tersebut membangun komunitas yang bergerak menciptakan solusi kreatif untuk mengatasi permasalahan sampah. Salah satunya yang sampai berhasil terkenal di mancanegara, Cemara Paper.
Cemara Paper saat itu tumbuh di tengah-tengah teman disabilitas yang memiliki kesamaan hobi dalam membuat karya. Diambil dari nama jalan di mana perkumpulan ini ada, Jalan Cemara, yang memiliki makna sama halnya dengan pohon cemara. Sebuah pohon yang kuat dan tahan dari segala macam cuaca dan bermanfaat dari daun hingga akarnya, “Jadi berharapnya Cemara itu menjadikan suatu komunitas yang tahan banting, istilahnya dengan segala situasi cemara tetap kokoh berdiri. Terus cemara itu merupakan sebuah pohon yang banyak guna nya sebenarnya, dari akar sampai daun itu berguna.” Begitu ucap Toto Sumarna, sang suami Ibu Asti, pengelola Komunitas Cemara Paper.
ADVERTISEMENT
Dengan binaan dan bimbingan yang diberikan dari Biofarma sejak tahun 2018, dengan hasil dapat membuat kertas dari sampah kertas bekas, akhirnya pada tahun 2019 mereka bisa menciptakan suatu produk dari kertas tersebut. Hasil yang belum maksimal tidak menjadi halangan untuk terus belajar. Sayangnya, pada tahun 2020 aktivitas terhenti karena pandemi Covid-19.
Sesuai dengan harapan mereka untuk kokoh berdiri dan bermanfaat, Cemara Paper kembali bangkit di tahun 2022. Berpindah lokasi dari Jalan Cemara, menuju tempat yang paling indah dan hangat bagi Cemara Paper, SLB Cicendo. Kesamaan kondisi dan kepedulian Bu Asti menuntun Cemara Paper bekerja sama dengan SLB Cicendo. Bu Asti khawatir terhadap anak-anak didik perihal kerjaan di masa depan nanti. Sulitnya mendapat pekerjaan dengan kondisi tersebut sudah dilalui Bu Asti. Oleh karena itu, tanpa memikirkan banyak hal, Bu Asti menawarkan untuk menjadikan Cemara Paper ini sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SLB Cicendo. “Alhamdulillah ada 3 orang yang ikut dan kepala sekolah juga menyetujui. Kita berikhtiar semoga nantinya anak-anak setelah lulus bisa bermanfaat, minimal bagi dirinya,” jelas Toto. Penjelasan yang berhasil membuat salah satu dari kami meneteskan air mata. Sungguh, kami melihat dan merasakan ketulusan yang terdalam dari pasangan ini.
Dalam perjalanannya membangun dan mengembangkan Cemara Paper, Asti dan Toto mendapat banyak pencapaian dan penghargaan. Penjualan hasil karyanya tersebar hingga mancanegara. Salah satunya dengan menjadi pembicara di forum daring dengan Norwegia dan Jerman. Cemara Paper juga mendapat juara satu di pameran Jambornas yang diselenggarakan di Universitas Budi Luhur pada September 2022 dan meraih juara dua lomba Olah Sampah Menjadi Berkah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Cemara Paper juga membuka pelatihan dan workshop di berbagai sekolah, pesantren, kampus, bahkan hingga ke Kuala Lumpur, Malaysia. “Kami juga menerima undangan pelatihan, workshop. Sekolah yang pernah kami kunjungi adalah pesantren di Tasikmalaya dan Sekolah Rimba Indonesia milik Hanan Attaki. Pernah juga kami mengadakan workshop di Kuala Lumpur.” ujar Toto.
Hadirnya Asti dan Toto sebagai pelopor pengelola sampah kertas menjadi sebuah produk bernilai tinggi bukanlah tanpa tantangan. Setelah berhasil bergelut selama kurang lebih 7 tahun, Asti dan Toto banyak mengalami hambatan dan tantangan, seperti tantangan penetrasi pasar pada produk yang mereka hasilkan.
Produk yang mereka ciptakan termasuk produk unik yang sulit untuk terjual. Terkadang barang yang mereka hasilkan, untuk bisa terjual perlu dibersamai dengan edukasi, bahwa produk yang mereka hasilkan merupakan produk yang berasal dari daur ulang sampah kertas. Bahkan terkadang, setelah edukasi dilakukan pun produk-produk tersebut tetap sulit untuk terjual. “Penjualannya susah karena tidak semua orang tahu dan paham tentang ini. Setelah di edukasi pun kadang-kadang orang masih mikir harganya. Nah, itu memang jadi banyak kesulitan.” jelas Toto.
ADVERTISEMENT
Toto juga mengaku bahwa aplikasi-aplikasi yang digadangkan sebagai pemasaran digital yang hebat juga tidak bisa bekerja banyak untuk produk-produk ini. “Karena kebanyakan orang-orang yang cari barang di Shopee itu cari barang-barang umum. Jarang dari mereka yang mencari seperti, ah saya ingin mencari produk hasil daur ulang, begitu.” lanjut penjelasan Toto.
Banyak faktor atas tantangan tersebut, Toto juga menjelaskan bahwa pasar untuk produk upcycle memanglah terbatas. Hanya sebagian orang yang benar-benar memahami dan bersedia untuk membeli produk hasil daur ulang sampah. Umumnya konsumen tersebut terbatas pada usia 40-45 tahun dan memiliki pemahaman lebih tentang konsep daur ulang.
Hadirnya tantangan-tantangan tersebut terkadang dapat menghanyutkan pikiran dan perasaan manusia menjadi pesimis, tetapi Asti dan Toto, mereka percaya atas takdir rezeki yang telah diatur oleh Tuhan. Mereka percaya bahwa hidup sejatinya tidak hanya menjemput rezeki, akan tetapi bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat, setidaknya bagi diri sendiri. Mereka memilih menjadikan tantangan sebagai peluang untuk berkarya dan memberikan dampak positif bagi masyarakatnya, terlepas orang-orang mengenal produk-produk mereka tidak banyak. Sedikitnya apa yang mereka lakukan berhasil untuk mengurangi jumlah sampah kertas yang menimbun.
ADVERTISEMENT
Meskipun banyak diundang dan mengikuti acara Pemerintah Kota Bandung, Toto mengaku bahwa Cemara Paper lebih banyak dibantu oleh pihak swasta ketimbang pemerintah. Namun, hal tersebut tidak menghalangi kepopuleran Cemara Paper di kalangan tertentu seperti mahasiswa, craft lover, dan orang-orang yang tahu mengenai pengolahan sampah ini. “Kami tuh sebenarnya kalau dibilang nggak dikenal sama pemerintah, nggak mungkin, ya, karena kami juga sering bersinggungan dengan Disbudpar, dengan Gubernur juga pernah. Karena jangankan permodalan, regulasi pun kami tidak mendapat kejelasan dari mereka. Biarpun kita sering ikut acara mereka, tetapi yang banyak membantu kami pihak swasta. Tapi kami berharap kami bisa tetap eksis tanpa bantuan dari mereka.”
Karya atau produk yang dihasilkan oleh Cemara Paper tidak hanya membantu mengikis permasalahan sampah kertas, tetapi juga membangun harapan dan inspirasi bagi mereka yang memiliki tantangan serupa seperti Asti. Cemara Paper merupakan bukti nyata bahwa tekad dan imajinasi mampu mengubah banyak hal, sekalipun dari sehelai sampah kertas yang tampak tak berarti. Cemara Paper juga menunjukkan bukti nyata bahwa daya cipta bisa ditemukan di mana-mana, bahkan di antara tumpukan sampah.
ADVERTISEMENT
Dari banyaknya rintangan dan ujian yang menerjang Cemara Paper, Asti dan Toto bersyukur bisa memberikan kebermanfaatan kepada orang lain melalui Cemara Paper.
Cemara Paper seolah memberi secercah harapan, bagi teman-teman difabel maupun bagi permasalahan sampah yang kompleks. Cemara Paper juga berharap masyarakat, pemerintah, maupun instansi non-pemerintah lebih sadar akan pentingnya praktik pengelolaan dan solusi pengurangan sampah berkelanjutan, mulai dari daur ulang hingga penggunaan produk yang ramah lingkungan.
Perjuangan melawan permasalahan sampah memang hal yang kompleks, tetapi ini bukan sesuatu yang mustahil jika kita semua memiliki kesadaran bersama. Dengan begitu, mengubah bumi menuju lingkungan yang lebih baik dan hijau bukan lagi yang hal sulit untuk dilakukan.
Siapkah kamu untuk berubah menjadi masyarakat yang sadar dan peduli akan permasalahan sampah?
ADVERTISEMENT