Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pemilihan Stabilizer yang Tepat pada Nanoformulasi Ekstrak Tumbuhan
19 September 2024 16:19 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 14 November 2024 17:07 WIB
Tulisan dari Nanda Marizky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Keamanan Pangan
Penelitian yang dilakukan oleh Hussain et al. (2023) menggunakan beberapa jenis penstabil dalam metode nanoformulasi ekstrak tanaman kunyit, yaitu HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose), PVA (Polyvinyl alcohol), SLS (Sodium Lauryl Sulfate), dan P.80 (Polysorbate 80). Dengan penstabil SLS, kemudian peneliti memperoleh rasio 1:1 bahan penstabil (0.25 g) terhadap ekstrak kunyit (0.25 g) merupakan formula yang paling optimal untuk menghasilkan nanosuspensi yang paling stabil. Namun, berdasarkan European Medicine Agency, penggunaan SLS untuk diaplikasikan pada pangan belum diizinkan di Uni Eropa, tetapi memiliki kegunaan fungsional dalam persiapan farmaseutikal seperti sebagai pengemulsi, modified-release agent, penetration enhancer, solubilising agent, dan tablet and capsule lubricant. SLS berasal dari turunan minyak kelapa dan sawit, yang umum digunakan sebagai bahan pembuat sabun. Sementara itu, berdasarkan United States Food and Drug Administration (FDA), SLS dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan pada minuman kering atau minuman jus yang diasamkan dengan asam fumarat, dengan jumlah maksimum 25 ppm pada produk akhir. Oleh karena itu, pemilihan penstabil untuk nanoformulasi tidak hanya melihat aspek stabilitas produk yang dihasilkan, namun perlu untuk memastikan keamanannya dengan cara mengacu pada regulasi pangan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Kestabilan Produk Nanoformulasi saat Penyimpanan
Setelah memastikan penstabil yang digunakan dalam nanoformulasi aman digunakan dalam pangan, diperlukan analisis fisik untuk mengevaluasi stabilitas nanoformulasi yang dihasilkan. Parameter yang dapat digunakan untuk mengevaluasi stabilitas tersebut di antaranya ukuran droplet, polydispersity index (PDI), dan potensi zeta (ζ). Parameter tersebut perlu didasari oleh hasil data kuantitatif yang terukur agar dapat secara tepat menggolongkan produk stabil atau produk tidak stabil saat penyimpanan. Sementara jika hanya berdasarkan pengamatan visual, maka analisis bersifat subjektif.
Penulis
Kavadya Syska (Mahasiswa Pascasarjana IPB)
Ashri Mukti Benita (Mahasiswa Pascasarjana IPB)
Rima Hidayati (Mahasiswa Pascasarjana IPB)
Nadine Kurniadi (Mahasiswa Pascasarjana IPB)
Nanda Marizky (Mahasiswa Pascasarjana IPB)