Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengintip Cara Produksi Gula Batok Yang Menjadi Produk Khas Tegiri I
25 Februari 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Nasya Annindya Kamelin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gula batok, sebuah produk tradisional yang kini semakin mendapatkan sorotan di tengah Masyarakat, menawarkan tidak hanya cita rasa yang khas, tetapi juga sejarah dan kearifan lokal yang tak ternilai. Padukuhan Tegiri 1 yang terletak di Desa Hargowilis, Kokap, Kulon Progo merupakan salah satu dari banyaknya padukuhan yang masih menjaga dengan cermat akan proses pembuatan gula batok dengan tradisi turun-temurun. Di antara rumah-rumah yang berjejer, terdapat berbagai alat dan bahan yang digunakan untuk mengolah gula batok yang lezat.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan gula batok di Padukuhan Tegiri 1 dimulai dengan laki-laki (bapak-bapak) yang menjadi penderes untuk memanjat pohon kelapa dan mengambil nira (nderes) sebagai bahan baku utama dalam pembuatan gula batok. Selanjutnya, nira kelapa yang sudah diambil akan dibawa ke rumah untuk dimasak dan diproduksi menjadi gula batok oleh perempuan (ibu-ibu).
“Biasanya bapak-bapak disini itu nderes sehari dua kali, pagi dan sore. Kalau untuk jumlahnya, rata-rata nira yang diambil biasanya lebih banyak pada saat pagi hari,” ujar Bu Kastriah, salah satu produsen gula batok.
Selama proses memasak, perlu keahlian khusus dalam mengatur suhu dan waktu agar gula batok tidak terlalu larut dan kehilangan keasliannya. Proses terakhir adalah pembentukan gula batok menjadi bentuk yang khas. Para pengrajin akan menuangkan sari gula yang telah mengental ke dalam cetakan tradisional yang terbuat dari batok kelapa. Setelah dingin dan mengeras, gula batok siap untuk dikemas dan didistribusikan kepada pengepul.
Produksi gula batok di Padukuhan Tegiri 1 juga merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan. Generasi muda di desa ini diajarkan untuk mewarisi pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan gula batok, sehingga tradisi ini dapat terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi yang terus mengalir. Gula batok dari Padukuhan Tegiri 1 menjadi simbol keberhasilan dalam melestarikan warisan lokal di tengah tantangan zaman. Melalui upaya pelestarian dan promosi produk lokal seperti gula batok, masyarakat desa dapat menjaga keberlangsungan budaya dan ekonomi mereka, sambil tetap mengakomodasi perubahan zaman yang terus berlangsung.
ADVERTISEMENT