Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kontroversi Gus Miftah: Mending Jualan “Es Teh” daripada Jualan Agama
5 Desember 2024 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Nasywa Azzahra Subroto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gus Miftah, seorang pendakwah terkenal dan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama, kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataannya yang dianggap menghina seorang pedagang es teh. Insiden ini terjadi saat acara Magelang Bersholawat, di mana Gus Miftah mengolok-olok penjual es teh bernama Bapak Sunhaji dengan kalimat yang dianggap tidak pantas, "Es tehmu masih banyak tidak? Masih? Ya sana jual go***!". Ucapan tersebut disambut tawa oleh jemaah yang hadir, tetapi segera memicu reaksi negatif dari warganet.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini bukanlah yang pertama bagi Gus Miftah. Dia telah terlibat dalam beberapa kontroversi sebelumnya, termasuk orasi di gereja dan pernyataan-pernyataan yang dianggap kontroversial mengenai penggunaan pengeras suara masjid. Namun, insiden terbaru ini menyoroti pentingnya etika dan akhlak dalam dakwah, terutama bagi seorang tokoh agama.
Setelah video insiden tersebut viral, banyak netizen mengecam tindakan Gus Miftah dan menekankan bahwa sebagai seorang penceramah, ia seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata. Kritikan tersebut mencerminkan harapan masyarakat agar tokoh agama menunjukkan adab yang lebih tinggi daripada sekadar ilmu. Dalam menghadapi backlash ini, Gus Miftah akhirnya menemui Sunhaji untuk meminta maaf secara langsung. Dalam pertemuan tersebut, ia menjelaskan bahwa niatnya hanya bercanda dan tidak bermaksud menyakiti perasaan penjual es teh itu.
ADVERTISEMENT
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan tanggapan bahwa ucapan Gus Miftah mungkin merupakan kesalahan lisan yang tidak dimaksudkan untuk menghina. Mereka berharap masyarakat tidak terprovokasi dan mengambil hikmah dari insiden ini.
Dari kontroversi ini, muncul pelajaran penting tentang adab dalam berinteraksi dengan sesama, terutama dalam konteks dakwah. Banyak warganet mengingatkan bahwa sikap santun dan menghargai orang lain adalah hal yang lebih utama dibandingkan dengan pengetahuan agama itu sendiri.
Kontroversi Gus Miftah mengenai penjual es teh menunjukkan betapa pentingnya etika dan adab dalam berdakwah. Sebagai tokoh publik, setiap ucapan dan tindakan memiliki dampak besar terhadap masyarakat. Insiden ini menjadi pengingat bagi semua penceramah untuk selalu menjaga kata-kata mereka agar tidak menyinggung atau merendahkan orang lain, serta untuk selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap interaksi.
ADVERTISEMENT