Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Fase Tidur Kita: Kunci Pemulihan Tubuh dan Pikiran
1 Desember 2024 13:58 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari natania araminta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu, bahwa ternyata manusia pada umumnya menghabiskan 1/3 dari waktunya untuk tidur dalam sehari. Tidur adalah proses istirahat bagi tubuh untuk mengembalikan energi dan pikiran. Meskipun begitu, otak tetap aktif bekerja dalam memproses tahapan tidur. Tidur bukan hanya waktu untuk beristirahat, tetapi juga saat di mana tubuh dan pikiran kita mengalami proses pemulihan yang sangat penting. Saat kita tidur, tubuh kita melalui beberapa fase yang masing-masing memiliki peran krusial dalam menjaga kesehatan fisik dan mental kita. Fase siklus tidur memiliki peran penting untuk memperbaiki sel tubuh serta menjaga fungsi kognitif pada otak, fase ini juga dapat membuat tubuh menjadi semakin sehat dan siap menjalani aktivitas pada keesokan harinya. Maka dari itu, untuk mendapatkan kualitas tidur yang maksimal kita perlu memahami apa itu yang dinamakan dengan siklus tidur. Lalu, apa saja tahapan tidur tersebut? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
ADVERTISEMENT
Pada umumnya terdapat empat tahapan tidur yang dialami manusia, yakni terdapat tiga tahapan tidur non-REM atau NREM (Non-Rapid Eye Movement) dan fase tidur REM (Rapid Eye Movement).
1. NREM Tahap 1 (Transisi Tidur)
NREM tahap 1 ini merupakan fase transisi antara terjaga dan tidur, biasa dikenal juga dengan istilah tidur ayam. Istilah tersebut digunakan karena menjelaskan kondisi pada saat tidur, tetapi pikiran, mental, dan tubuh berada di tengah-tengah antara tidur terlelap dan setengah sadar. Pada fase ini, otak merilis gelombang beta, gelombang cepat dan kecil. Pada fase ini meskipun sudah tertidur, kamu masih dapat dibangunkan atau terjaga dengan mudah.
Selain itu, aktivitas otot dan gerakan mata akan melambat saat memasuki tahap tidur ini. Saat kinerja otak mulai melambat, otak juga akan menghasilkan gelombang alpha. Ini ditandai dengan munculnya perasaan aneh yang mungkin kamu rasakan, seperti sesuatu yang terasa nyata meskipun matamu tertutup, merasakan sensasi jatuh hingga terkejut, atau bahkan merasa ada seseorang yang memanggil namamu. Fase tidur ini umumnya berlangsung selama 5 sampai 10 menit.
ADVERTISEMENT
2. NREM Tahap 2 (Tidur Ringan)
Memasuki tahap ini diikuti dengan penurunan suhu pada tubuh kita, pernapasan dan denyut jantung kita mulai semakin teratur, kemudian kesadaran menjadi semakin menurun. Pada tahap ini, jika kamu mendengar suara-suara, kamu tidak akan terlalu paham dengan apa yang sedang terjadi. Aktivitas otak menunjukkan pola tertentu, seperti sleep spindles dan K-complexes, yang dipercaya berperan dalam pengolahan memori dan perlindungan dari gangguan eksternal. Tahap ini berlangsung selama 10 hingga 25 menit pada siklus pertama. Berdasarkan American Sleep Foundation, seseorang menghabiskan 50 persen dari total tidurnya pada tahap ini.
3. NREM Tahap 3 (Tidur Dalam / Slow-Wave Sleep)
Setelah melewati tahap kedua, pada tahap ini kamu tertidur dengan lebih nyenyak. Pada tahap ini orang yang tidur menjadi sangat kurang responsif akan suara-suara berisik, atau segala hal yang terjadi di sekitar menjadi semakin tidak terdengar, hal ini juga disebut sebagai periode transisi antara tidur ringan dengan tidur nyenyak. Siklus ini berlangsung selama 20 hingga 40 menit, pada tahap ini juga tubuh melakukan proses perbaikan dan regenerasi jaringan, serta meningkatkan aliran darah ke otot-otot sekaligus memperkuat sistem kekebalan tubuh. Di tahap ini tanpa disadari dapat terjadi aktivitas seperti mengompol, mengigau, atau bahkan berjalan sambil tidur (sleep walking).
ADVERTISEMENT
4. Tahap REM (Rapid Eye Movement)
Pada akhirnya, kamu akan memasuki tahap akhir yakni REM atau biasa disebut juga dengan tidur bermimpi. Berbeda dengan fase sebelumnya, pada fase ini gelombang otak mulai kembali aktif, mimpi pun akhirnya terjadi karena adanya peningkatan aktivitas pada otak. Fase REM menyebabkan tubuh mengalami "kelumpuhan" sementara, kecuali pada mata dan otot-otot yang terlibat dalam proses pernapasan. Fase ini umumnya terjadi sekitar 70 hingga 90 menit setelah kita tertidur.
Fase REM berperan dalam mengatur emosi dan meningkatkan kemampuan mengingat informasi yang dipelajari sepanjang hari. Pada fase ini, banyak mimpi terjadi, yang mengindikasikan betapa pentingnya REM dalam proses pemrosesan emosional. Perlu diketahui bahwa tidur REM sangat penting untuk meningkatkan fungsi kognitif otak. Dengan tidur yang cukup, fase ini dapat membantu meningkatkan proses pembelajaran, kreativitas, dan memperkuat daya ingat.
ADVERTISEMENT
Jadi, mengapa kualitas tidur itu penting? Tidur yang tidak berkualitas dapat mengganggu keseimbangan antar fase tidur, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan juga mental. Kurangnya tidur pada fase NREM 3 dapat menyebabkan kelelahan fisik, menurunnya sistem kekebalan tubuh, serta masalah kesehatan lainnya. Di sisi lain, kurang tidur pada fase REM juga dapat memengaruhi kemampuan otak dalam mengingat informasi serta mengatur emosi.
Pada akhirnya tidur yang berkualitas mencakup keseimbangan antara seluruh fase tidur, mulai dari tidur ringan hingga tidur dalam dan juga REM. Setiap fase memiliki peran penting dalam pemulihan tubuh, pengolahan memori, serta kesehatan emosional. Dengan memahami fase tidur ini kita dapat memaksimalkan manfaat yang diterima oleh tubuh dan pikiran setiap malam, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT