Konten dari Pengguna

UNEJ Menuju PTN-BH : Objektifikasi Perempuan Masih Menjadi Pekerjaan Rumah

Natasya Nada Sabidina
Mahasiswi Fakultas Keperawatan UNEJ
9 Desember 2024 11:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Natasya Nada Sabidina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kampus merupakan tempat untuk menimba ilmu seharusnya menjadi ruang aman dan nyaman bagi mahasiswa. Namun, dibalik reputasi Universitas Jember sebagai salah satu PTN ternama yang tahun depan rencananya akan menjadi PTN-BH ini terselip permasalahan serius yang belum dapat terselesaikan hingga sekarang. Objektifikasi perempuan masih menjadi permasalahan yang sering terjadi dan belum teratasi hingga sekarang. Masih sering dijumpai mahasiswi UNEJ yang terkena objektifikasi di lingkungan akademik baik ketika melakukan proses belajar di kelas maupun saat berada di luar kegiatan akademik. Mahasiswi sering kali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan ketika menjalani perkuliahan seperti adanya objektifikasi dan ketimpangan gender.
Dokumentasi Pribadi : Suasana kelas di kampus UNEJ
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi : Suasana kelas di kampus UNEJ
Satgas PPKS UNEJ pernah mendapati adanya sejumlah tindakan kekerasan seksual di lingkungan kampus UNEJ. Kekerasan seksual yang paling sering dijumpai adalah secara verbal seperti catcalling. Selain itu di lingkungan akademik juga dijumpai adanya dosen yang mengglorifikasi atau bahkan secara terang-terangan menunjukkan contoh pelecehan verbal ketika proses mengajar. Selain itu juga pernah dilaporkan adanya kejadian seseorang yang tanpa izin memfoto seseorang ketika berolahraga di kampus UNEJ dengan memfoto bagian privasi dari korban. Fenomena ini semakin tidak dapat diatasi ketika munculnya akun instagram mahasiswi Jember. Pada instagram tersebut dengan jelas memposting foto para mahasiswi dengan maksud objektifikasi atau menjadikan perempuan sebagai objek dalam kekerasan seksual. Bahkan sering dijumpai jika postingan tersebut tidak melalui izin dari pihak yang bersangkutan. Tidak hanya memposting saja, pada kolom komentar juga menyebutkan adanya indikasi pelecehan secara verbal kepada korban. Bukannya malah prihatin namun sebagian dari mahasiswa dan mahasiswi nampaknya semakin bangga terhadap objektifikasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Dokumentasi Pribadi : Akun instagram mahasiswijember.id sebagai pemicu objektifikasi mahasiswi
Kasus objektifikasi perempuan di UNEJ ini menjadi bukti jika masih kentalnya budaya patriaki yang terjadi dimana mahasiswa maupun tenaga pendidik masih menempatkan perempuan pada sudut subordinat. Kurangnya kesadaran dari mahasiswa bahwa objektifikasi adalah bentuk kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu meskipun UNEJ saat ini telah mempunyai SATGAS PPKS namun nampaknya masih belum memberikan dampak yang signifikan terhadap pengurangan angka kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus. Adanya objektifikasi di area kampus menjadi salah satu indikator adanya ketimpangan gender di lingkungan kampus. Hal ini menunjukkan jika mahasiswa masih memiliki pemahaman jika mahasiswi atau perempuan itu sebagai objek seksualitas. Media massa seperti instagram yang memposting foto mahasiswi sebagai objektifikasi menjadi bukti adanya standarisasi kecantikan yang buruk di lingkungan kampus. Selain itu adanya media massa seperti akun mahasiswi cantik menjadi bukti ketidakbijakan mahasiswa dalam menggunakan sosial media. Dampak dari kekerasan kampus besar tidak hanya berdampak pada korban secara individu namun juga berdampak pada lingkungan kampus secara keseluruhan. Korban akan mengalami trauma mendalan. Para perempuan yang merasa mengalami objektifikasi atau kekerasan seksual secara verbal akan merasa didiskriminasi dan merasa tidak berharga atau tidak percaya diri. Selain itu fenomena ini juga menciptakan lingkungan kampus yang tidak kondusif.
ADVERTISEMENT
Perlu adanya upaya yang strategis terhadap penghentian tindakan kekerasan seksual dan objektifikasi perempuan di lingkungan kampus sebagai contoh edukasi kepada mahasiswa dengan dibuat sebuah organisasi perlindungan mahasiswa di setiap fakultas, penguatan sistem perlindungan bagi korban, dan juga kolaborasi dengan berbagai pihak seperti lembaga pemerintah, lembaga sipil, dan media massa. SATGAS PPKS juga berperan penting sebagai upaya pengurangan angka kejadian kekerasan seksual di lingkungan kampus. Dengan melalui webinar, seminar, atau workshop mengenai dampak dan upaya pencegahan objektifikasi di lingkungan kampus maka mahasiswa dapat lebih cerdas dan bijak dalam menyikapi fenomena ini. Sehingga UNEJ akan menjadi PTN-BH yang aman bagi perempuan.