Konten dari Pengguna

Pencerdasan Literasi Melalui Story Telling Dengan Teknik Read Aloud

Nazraf Hanifa
Hanifa merupakan mahasiswa aktif yang senang mengikuti kegiatan sosial seperti pengabdian masyarakat. Kini Hanifa aktif dalam komunitas yang berada dibidang pendidikan
18 Agustus 2024 8:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazraf Hanifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro 2024, Hanifa Nazhiira memberikan pencerdasan literasi melalui story telling dengan teknik read aloud kepada guru dan siswa/i SD Negeri Nayu Kelurahan Joglo, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Surakarta, Rabu (09-12/08/2024)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro 2024, Hanifa Nazhiira memberikan pencerdasan literasi melalui story telling dengan teknik read aloud kepada guru dan siswa/i SD Negeri Nayu Kelurahan Joglo, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Surakarta, Rabu (09-12/08/2024)
ADVERTISEMENT
Literasi merupakan kemampuan dalam hal menulis, membaca, dan juga mendengarkan. Perlu diketahui bahwa pengertian literasi tidak hanya terpaku pada membaca saja akan tetapi dapat dikatakan sebagai sebuah pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Lebih jelas lagi literasi melibatkan keterampilan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai macam sumber. Kemampuan literasi yang baik tentunya dapat membantu individu dalam dunia kerja maupun pendidikan maka dari itu literasi perlu diterapkan dan dikenalkan dari sejak dini terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa golden age maka dari itu Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro, Hanifa Nazhiira memberikan edukasi literasi melalui story telling menggunakan teknik read aloud kepada siswa/i Kelas 2 SDN Negeri Nayu. Story telling yang dilakukan oleh Hanifa menggunakan buku cerita dengan judul “Gagak yang Sombong” karya Ahmad Filyan. Dalam keberjalanan story telling ini Hanifa menggukan teknik atau stragei read aolud dengan cara membagikan buku tersebut satu persatu kepada anak-anak lalu nantinya dibacakan secara nyaring didepan oleh Hanifa. Hal ini bertujuan untuk melatih literasi anak-anak dengan cara menghidupkan narasi cerita melalui intonasi, ekspresi, dan interaksi yang mendalam sehingga anak-anak dapat lebih mudah memahami jalan cerita dan membantu meningkatkan kemampuan membaca anak.
ADVERTISEMENT
Teknik read aloud sendiri merupakan aktivitas membaca nyaring yang memerlukan buku untuk dibacakan berbeda dengan mendongeng yang tidak memerlukan buku. Dalam beberapa penelitian metode read aloud ini terbukti mampu meningkatkan kemampuan literasi anak, menambahkan kosakata baru, kemampuan mendengar, dan tentunya dapat memberikan pandangan yang baik bahwa membaca itu merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Kepala Sekolah SD Negeri Nayu, Ibu Nur Hidayah menyebutkan “tentunya saya sangat terbantu dengan adanya kegiatan story telling ini, apalagi kegiatan ini dapat membantu guru kelas 2 dalam mengetahui cara untuk menyampaikan bahwa belajar membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan melalui metode read aloud tersebut.” Kegiatan story telling ini pun tidak lepas dari edukasi mengenai metode read aloud kepada guru kelas 2 agar metode tersebut dapat terus digunakan ketika memberikan pembelajaran membaca kepada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Melalui story telling dengan teknik read aloud memungkinkan anak-anak untuk terlibat aktif dalam pengalaman naratif dan interaktif melalui buku bacaan yang diberikan. Hanifa menyebutkan bahwa “pada saat saya memberikan kegiatan story telling dengan metode read aloud sebagai bentuk pencerdasan literasi anak, siswa/i kelas 2 sangat semangat dan interaktif disisi lain kepala sekolah dan guru kelas 2 sangat menyambut baik maksud kedatangan dan tujuan saya. Hal ini membuat saya semangat untuk memberikan pemahaman yang baik bahwa kegiatan membaca ini bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan.” Lebih lanjut lagi Hanifa menjelaskan bahwa “mengapa saya memilih kelas 2 sebagai sasaran utama dalam melakukan kegiatan ini karena yang pertama tentunya siswa/i kelas 2 sudah banyak mengenal huruf dan kalimat, lalu situasi kelas nya lebih terkondisi, dan mereka sudah memiliki pemahaman yang baik dibandingkan dengan siswa kelas 1. Selain itu, siswa kelas 2 pun masih dalam masa golden age yang artinya masih perlu nya asupan yang positif termasuk pada saat menerima informasi melalui literasi.” Dengan menggunakan metode read aloud dalam story telling dapat membentuk fondasi yang kuat untuk pencerdasan literasi, membekali anak-anak sesuai dengan kebutuhan untuk bisa berfikir kritis di masa depan. Selain itu, teknik read aloud pun dapat mendukung perkembangan literasi yang menyenangkan dan informatif.
ADVERTISEMENT