Konten dari Pengguna

Speech Delay: Ini Stimulasi yang Bisa Orang Tua Berikan

Nazwa Aulia Maulana
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Desember 2024 10:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazwa Aulia Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
foto dari: pexels.com https://www.pexels.com/id-id/foto/kreatif-gadis-perempuan-cewek-5622413/
zoom-in-whitePerbesar
foto dari: pexels.com https://www.pexels.com/id-id/foto/kreatif-gadis-perempuan-cewek-5622413/
Mungkin kalian sudah tidak asing dengan istilah spech delay, bukan? Bahkan tidak jarang kita menemukan anak dengan gangguan speech delay di lingkungan tempat kita tinggal. Speech delay merupakan kondisi seorang anak yang memiliki hambatan pada perkembangan bicara dan bahasanya. Kondisi ini mungkin bisa terjadi pada anak di usia 2-7 tahun, yang seharusnya perkembangan berbicara anak sudah sempurna. Berbagai faktor penyebab keterlambatan bicara pada anak. Salah satunya, disebabkan karena adanya gangguan pendengaran hingga masalah yang terjadi pada otak dan saraf anak.
ADVERTISEMENT
(Mulia et al., 2024) memaparkan, "Anak dengan keterlambatan bicara tentunya untuk memberikan pengobatan harus dilakukan secara terus menerus, dan harus terjalin komunikasi yang terbuka dari pihak orang tua dengan sekolahnya." Hal itu untuk memastikan bahwa anak menerima perawatan yang baik dan tepat.
Berikut disajikan stimulasi yang dapat dilakukan oleh orang tua dan pendidik untuk anak dengan gangguan speech delay. (Budiarti et al., 2023)
Yuk! disimak penjelasannya.
foto dari: pexels.com https://www.pexels.com/id-id/foto/ibu-orang-tua-membaca-dalam-ruangan-7295865/
Dalam tahapan perkembangan intelektual pada anak, dijelaskan bahwa perkembangan anak usia dini mengalami proses asimilasi. Proses ini membentuk anak-anak agar memaksimalkan apa yang didengar, apa yang dilihatnya dan apa yang dirasakan oleh si anak. (Budiarti et al., 2023)
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini akan efektif jika dilakukan dengan benar. Media atau alat yang dapat digunakan seperti buku cerita bergambar dan boneka tangan. Ketika kita bercerita si anak dapat memiliki keterampilan menyimak, mendengar, membaca, serta menulis. Hal itu juga yang menambah minat anak untuk belajar dan termotivasi dalam menceritakan kembali apa yang didengar.
Anak-anak dapat diajarkan untuk berbicara secara efektif dengan meniru gerkan tangan dan artikulasi yang tepat, mengulangi kata-kata dasar, serta memperhatikan tata bahasa yang diucapkan. Ketika pesan anak tidak dapat dipahami, minta anak untuk menjelaskan ulang. (Mulia et al., 2024)
Stimulasi ini dapat membantu anak agar termotivasi untuk berbicara walaupun masih terbata-bata. Misalnya saja, saat anak mengatakan "Sakit" untuk mengungkapkan rasa sakitnya, maka hal yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah mengulang atau membenarkan kata tersebut dengan "Aduh, sakit." Akan tetapi hal yang perlu diingat oleh orang tua, yaitu jangan mengabaikan anak dan harus selalu memberikan tanggapan apa yang dikatakan si anak.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara yang harus dilakukan untuk mengatasi keterlambatan kemampuan bicara pada anak adalah dengan membaca buku atau cerita bergambar, sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama benda-benda yang ia kenal dan mengungkapkannya. Gunakanlah bahasa yang sederhana ketika berbicara pada anak. (Budiarti et al., 2023)
Jika kita sudah menstimulasi anak dengan metode bercerita, langkah selanjutnya si anak bisa kita berikan pengenalan melalui buku cerita. Orang tua mungkin harus mengajarkan kepada anak secara bertahap tentang huruf alphabet dan sebagainya.
Untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak juga harus memperhatikan kondisi di lingkungan sekitarnya. Ketika perhatian dari orang-orang terdekat, orang tua dan kerabat memadai, maka stimulasi untuk melatih keterampilan berbicara pada anak pun akan efektif. Namun, jika anak merasa bahwa berbicara yang ditunjukkan sepatah kata saja dapat memenuhi segala kebutuhannya, maka motivasi anak untuk meningkatkan kemampuan berbicaranya pun akan menurun.
ADVERTISEMENT
Setelah dilakukannya stimulasi pada anak, jika keterampilan berbicara anak belum juga berkembang. Segera bawa anak Anda untuk konsultasi ke profesional, misalnya dokter spesialis anak atau terapis agar dilakukan pengobatan lebih lanjut.
Referensi
Budiarti, E., Kartini, R. D., Putri H, S., Indrawati, Y., & Daisiu, K. F. (2023). Penanganan Anak Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Usia 5 - 6 Menggunakan Metode Bercerita Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Indonesia, 4(2), 112–121. https://doi.org/10.36418/japendi.v4i2.1584
Mulia, H. S., Mulyadi, S., & Elan, E. (2024). Analisis Keterlambatan Bicara (Speech Delay) Pada Anak Usia Dini. JECIE (Journal of Early Childhood and Inclusive Education), 7(2), 272–279. https://doi.org/10.31537/jecie.v7i2.1292