Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ungkapan Perasaan Dari Lirik Musik ke Status Media Sosial
9 Desember 2024 11:58 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nazwa Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kalau kamu perhatiin lirik-lirik lagu era sekarang, pasti sadar deh kalau bahasa Indonesia yang dipakai makin "gaul", santai, dan penuh istilah viral. Contohnya? Dengerin lagu-lagu dari Hindia, Tulus, Dewa19 hingga musisi luar negeri seperti Charlie Puth, Ariana Grande, Bruno Mars dan Musisi lainnya. Nggak cuma soal cinta-cintaan, lirik mereka sering nyelipin istilah yang relate sama keseharian kita, kayak "bucin", "overthinking", sampai "healing".
ADVERTISEMENT
Uniknya, istilah-istilah ini nggak cuma berhenti di lagu. Banyak yang akhirnya jadi bagian dari percakapan sehari-hari. Jadi, kalau sekarang teman kamu bilang, "Lagi healing dulu nih dari semua kebisingan dunia," sadar nggak sih, itu terinspirasi dari lirik-lirik lagu zaman sekarang? Yup, musik dan bahasa memang saling memengaruhi!
Musik Pop dan Lirik 'Bahasa Gaul'
Musik pop Indonesia sekarang nggak cuma ngasih nada yang asyik, tapi juga lirik yang gampang kita hafal. Siapa yang nggak tahu lagu "Hati-Hati di Jalan" dari Tulus? Meski liriknya nggak terlalu "gaul", tapi kata-kata seperti "Kita mungkin tak sejalan" mendadak viral di TikTok dan jadi bahan status orang yang baru putus. Padahal, kata-katanya sederhana, tapi maknanya dalem.
ADVERTISEMENT
Contoh lainnya, dengerin lagu-lagu dari Pamungkas atau Ardhito Pramono. Mereka sering kali pakai campuran bahasa Indonesia dan Inggris. Lirik kayak, "Flying solo, I’m going places" dari Ardhito, atau "Sorry, I can't stay for too long" dari Pamungkas, jadi bukti kalau bahasa di musik sekarang udah fleksibel banget. Nggak kaget kalau setelah itu, status IG atau X orang-orang jadi mirip lirik lagu, kayak:
Ajaibnya, bahasa di lirik lagu ini bisa bikin kita terhubung secara emosional. Seolah-olah, lirik itu cerita hidup kita sendiri. Makanya, banyak dari kita yang pakai lirik lagu buat caption media sosial atau status WhatsApp.
Dampak Lirik Lagu terhadap Bahasa Sehari-hari
Percaya nggak percaya, lirik lagu punya pengaruh besar terhadap cara kita ngomong dan nulis. Lagu-lagu hip-hop, misalnya, dikenal punya banyak istilah unik yang akhirnya viral. Rapper kayak Rich Brian sering nyelipin istilah-istilah gaul di liriknya, seperti "lit", "hustle", dan "flex". Karena sering diputar di Spotify atau TikTok, kata-kata ini otomatis "menular" ke kehidupan kita.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini juga bisa kita lihat di genre musik dangdut koplo. Lirik-liriknya sering kali kocak, nyeleneh, dan bikin ketawa, contohnya lagu-lagu dari Happy Asmara atau Denny Caknan. Lirik seperti:
Siapa yang nggak auto nyanyi pas denger lirik ini? Bahkan orang yang awalnya nggak tahu artinya, tiba-tiba ikutan nyanyi karena "catchy" banget. Hasilnya? Istilah "suket teki" masuk ke percakapan sehari-hari buat nyindir hal-hal yang nggak sepadan dengan pengorbanan kita.
Jadi, dari lagu rap, pop, indie, sampai dangdut, bahasa Indonesia terus berkembang. Kata-kata baru bermunculan, kadang dari istilah gaul, kadang dari lirik-lirik sederhana yang "nempel" di otak kita.
Pengaruh TikTok : Lirik Lagu Jadi Tren Bahasa
ADVERTISEMENT
Kalau bicara soal musik era sekarang, kita nggak bisa lepas dari TikTok. Banyak lirik lagu yang jadi viral gara-gara platform ini. Dari lirik sederhana, tiba-tiba semua orang pakai buat caption atau status. Contoh paling fenomenal? Lagu "Sial" dari Mahalini.
Lirik ini sukses bikin TikTok penuh dengan konten galau. Caption "Harusnya aku yang di sana" dipakai buat status galau yang bisa mewakili banyak konteks, dari putus cinta sampai nggak keterima beasiswa. Istilah ini pun otomatis "naik kelas" dari sekadar lirik jadi ungkapan sehari-hari.
Bahkan, ada fenomena "lagu TikTok" di mana sebuah lagu nggak terkenal dulu, tapi begitu viral di TikTok, tiba-tiba semua orang tahu. Lirik-lirik dari lagu ini akhirnya jadi bahan obrolan. Contohnya, lagu "I Love You So" dari The Walters yang viral di TikTok, padahal lagunya udah lama rilis.
ADVERTISEMENT
Genre Musik dan Bahasa : Masing-Masing Punya Ciri Khas
Bahasa yang digunakan di musik juga tergantung dari genrenya. Coba bandingkan genre berikut:
1. Pop : Liriknya cenderung santai, mudah diingat, dan penuh ungkapan cinta.
2. Hip-hop / Rap : Liriknya penuh dengan istilah slang dan "pamer" alias flexing.
3. Dangdut / Koplo : Liriknya sederhana, mudah diingat, dan kadang satire.
4. Indie / Folk : Liriknya puitis dan penuh makna tersembunyi.
ADVERTISEMENT
Setiap genre punya cara unik dalam memanfaatkan bahasa. Kadang-kadang, istilah yang dipakai di satu genre, nggak akan cocok dipakai di genre lain. Misalnya, istilah "flexing" mungkin cocok di lagu hip-hop, tapi aneh kalau dipakai di lagu folk.
Lirik Jadi Caption: Bukti Bahasa Indonesia Selalu Relevan
Coba cek IG Story atau status WhatsApp teman-temanmu. Ada berapa yang pakai lirik lagu sebagai caption? Dari lirik galau, lirik lucu, sampai lirik yang penuh makna, semuanya jadi bagian dari cara kita mengekspresikan diri.
Lirik-lirik ini kadang nggak kita sadari sudah masuk ke obrolan sehari-hari. Contohnya, waktu kamu denger orang bilang,
Secara nggak sadar, kita udah pakai lirik dari Tulus. Begitu juga dengan kata "healing" yang awalnya cuma istilah psikologis, tapi sekarang jadi kata sehari-hari gara-gara sering muncul di lirik musik.
ADVERTISEMENT
Musik dan Bahasa Indonesia Itu Saling Melengkapi
Musik era sekarang bukan cuma soal nada dan irama, tapi juga soal lirik yang relatable. Lirik-lirik ini nggak cuma nempel di kepala, tapi juga masuk ke status media sosial, obrolan sehari-hari, dan bahkan jadi bahasa baru yang kita pakai tanpa sadar.
Musik indie bikin kita sadar soal makna kehidupan, rap bikin kita kenal istilah slang baru, pop bikin kita galau maksimal, dan dangdut bikin kita ngakak sambil goyang. Lewat lirik-liriknya, bahasa Indonesia jadi makin berwarna, dinamis, dan seru buat dieksplorasi.
Jadi, kalau besok kamu nulis status IG, "Harusnya aku yang di sana" atau bilang ke teman, "Lagi healing dulu, jangan ganggu" sadar nggak sih, itu semua ada hubungannya dengan musik yang kamu dengerin? Lirik lagu nggak cuma menghibur, tapi juga jadi bagian dari bahasa sehari-hari kita.