Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pertolongan Pertama pada Luka Saat di Rumah
20 Agustus 2023 5:48 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Eko Widianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semua orang hampir pasti pernah mengalami luka, mulai dari sekadar tergores hingga luka yang sangat parah. Saya sendiri beberapa kali mengalami peristiwa yang membuat anggota tubuh terluka hingga berdarah. Masih ingat saat jari saya terluka terkena pisau. Saya juga masih ingat saat lutut saya luka lecet karena terjatuh.
ADVERTISEMENT
Dikutip dalam sebuah jurnal mengatakan prevelensi luka mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam penelitiannya Monuteaux & Lee pada tahun 2017 di Amerika Serikat dilaporkan 1,4 juta orang dewasa dirawat karena luka kekerasan di tahun 2000-2010. Kejadian cedera akibat kecelakaan lalu lintas terjadi di Libya menempati urutan ke tiga dalam laporan World Health Organization (WHO).
Sedangkan kejadian luka di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013 adalah 8,2%, dengan prevelensi tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan sebanyak 12,8% dan terendah di Jambi sebanyak 4,5%. Jenis luka tertinggi yang dialami penduduk di Indonesia adalah luka lecet/memar sebanyak 70,9% dan luka robek sebanyak 23,2%.
Sebelum kita mempelajari langkah-langkah untuk menangani luka dengan benar, saya akan bercerita sedikit apa yang dimaksud dengan luka. Luka adalah kerusakan pada fungsi perlindungan kulit disertai hilangnya kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa adanya kerusakan pada jaringan lainnya seperti otot, tulang dan saraf yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: tekanan, sayatan, dan luka karena operasi.
Jadi apabila kulit anda tersengat matahari ketika sedang liburan di akhir pekan lalu kulit menjadi kemerahan dan terkelupas saja, itu sudah bisa disebut sebagai luka. Tentu luka tersebut tidak dapat anda anggap remeh dalam penanganannya apabila tidak mau liburan akhir pekan anda terlewatkan.
ADVERTISEMENT
Secara umum luka dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu luka kronis dan luka akut.
Luka kronis adalah luka yang tidak mampu sembuh sesuai dengan proses fisiologis dan anatomis yang normal, baik dalam hal tahapan maupun waktu penyembuhan. Adanya luka yang luas dan dalam, disertai jaringan nekrotic (jaringan mati) dan slough yang banyak dapat menyebabkan proses penyembuhan luka menjadi terhambat. bahkan eksudat yang purulent menandakan adanya infeksi.
Kebanyakan para penyintas luka diabetes, luka kanker dan luka apa saja yang luas dan berpotensi infeksi tidak mengindahkan penanganan awal pada luka tersebut.
Seorang ibu datang ke rumah sakit hanya ingin jempol jari kakinya untuk diamputasi. Luka berawal karena kakinya lecet karena memakai sepatu yang sempit cukup lama dalam perjalanan mudik tahun lalu. Karena hanya luka lecet jadi ibu tersebut tidak melakukan penanganan yang benar.
ADVERTISEMENT
Hanya dibersihkan ketika mandi dan membiarkan luka itu terbuka sembari melakukan aktivitasnya sebagai pedagang ikan di pasar. Akibatnya proses penyembuhan luka yang seharusnya bisa dilalui secara normal, harus terhambat dan luka menjadi infeksi karena luka tersebut mengalami kontaminasi dari lingkungan sekitar sehingga bakteri membuat koloni di dalam luka tersebut.
Sedangkan luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses penyembuhan luka. Luka akut yang sering ditemui adalah luka setelah operasi, luka kecelakaan atau trauma dan luka bakar.
Luka jenis inilah yang paling sering terjadi di rumah. Penting bagi setiap orang mengetahui penatalaksanaan pertama dalam menangani luka saat berada di rumah agar tidak menjadi infeksi.
Berikut adalah langkah-langkah pertolongan pertama pada luka yang dapat dilakukan pada saat di rumah:
1. Mencuci luka
ADVERTISEMENT
Mencuci luka menjadi tahapan yang sangat penting dalam mencegah luka menjadi infeksi. Luka yang kotor akibat trauma dapat memperburuk kondisi luka. Ketika di rumah, luka dapat dicuci menggunakan air apa saja asalkan dalam kondisi mengalir dan bersih.
Tentu saja di rumah tidak ada persediaan cairan pembersih khusus luka, namun anda bisa menggantinya dengan air mineral, air galon atau bahkan air keran, asalkan memenuhi syarat di atas.
Cucilah luka dengan air dari bagian yang paling atas luka menuju bagian bawah luka, lakukan secara terus menerus hingga luka dalam keadaan bersih.
Sangat tidak dianjurkan untuk merendam luka pada sebuah wadah air saat mencuci luka, karena kotoran yang bersumber dari luka seharusnya terbuang namun harus kembali lagi pada luka tersebut.
ADVERTISEMENT
Apabila ada perdarahan pada luka, dapat memberikan tekanan dengan menggunakan kain bersih/kassa sampai perdarahannya berhenti.
Apabila perdarahannya masif dan tidak bisa berhenti, tetap tutup luka dengan memberi tekanan lalu bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Namun apabila perdarahan teratasi dan luka tampak bersih lalu keringkan luka dengan menggunakan kain/kassa.
2. Mengontrol infeksi
Setelah luka dicuci bersih, maka luka perlu mencegah agar luka tidak terkontaminasi bakteri yang menyebabkan luka menjadi infeksi. Hal yang bisa dilakukan di rumah yaitu menutup luka dengan kassa/kain bersih yang kering saja sudah cukup.
Namun akan lebih baik bila diberikan obat topikal atau obat luar seperti zalf khusus luka dan sejenisnya pada permukaan luka dan kulit sekitar luka.
ADVERTISEMENT
Hindari penggunaan Povidone Iodine yang memiliki konsentrasi lebih dari 1% dan alkohol 70% sebagai obat topikal yang bersentuhan langsung dengan luka, karena akan merusak jaringan baru (granulasi) pada luka.
Ingatkah cerita seorang ibu di awal artikel ini. Hal yang sepele namun berakibat sampai harus merelakan ibu jarinya untuk diamputasi.
3. Menciptakan kondisi luka yang lembab
Luka akan melalui proses penyembuhan luka dengan baik dalam kondisi luka yang lembab. Kondisi yang lembab dapat menciptakan suasana jaringan luka pada trauma, sama seperti jaringan anggota tubuh lainnya yang sehat. Kelembaban dapat kita ciptakan dengan membalut luka menggunakan kain/kassa yang cukup tebal.
Luka yang kering dan berwarna kehitaman sering kali dianggap bahwa luka akan segera sembuh. Namun kenyataannya jaringan tersebut adalah jaringan mati yang terbentuk akibat kondisi luka tidak lembab.
ADVERTISEMENT
Apabila jaringan tersebut tidak segera dibuang, maka akan menghambat proses penyembuhan luka hingga kemungkinan besar akan terjadi infeksi. Maka ciptakan kondisi yang lembab pada luka agar tidak terbentuk jaringan kering yang mengganggu proses penyembuhan.
4. Meminta pertolongan medis
Bila merasa luka anda cukup parah lebih baik meminta pertolongan orang yang lebih kompeten di bidangnya. Namun anda perlu melakukan pertolongan pertama pada luka yang benar. Agar tidak memperburuk kondisi luka saat dibawa ke fasilitas kesehatan.
Pertolongan medis anda perlukan ketika kondisi luka yang luas serta perdarahan yang tidak kunjung berhenti dan kondisi luka dari hari ke hari semakin memburuk disertai dengan adanya tanda-tanda infeksi, seperti kondisi luka semakin membengkak, nyeri semakin meningkat, kemerahan semakin luas dan teraba panas.
ADVERTISEMENT
Demikian beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menangani luka saat anda berada di rumah. Kita tidak perlu merasa terlalu panik saat mengalami luka. Penting bagi kita untuk melakukan penanganan yang benar.