Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bedah Buku Ekonomi Politik Pakar Ekonomi IPB Singgung Potensi Sektor Padat Karya
27 November 2023 11:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembangunan ekonomi nasional masih memerlukan strategi kebijakan yang tepat agar Indonesia tidak terjebak sebagai negara berpendapatan menengah. Prof Didin S Damanhuri, Guru Besar Ekonomi IPB University mengupas lebih dalam mengenai hal ini dalam launching buku barunya “Ekonomi-Politik Indonesia dan Antarbangsa”.
ADVERTISEMENT
Di dalam buku yang diterbitkan oleh IPB Press itu, ia mengenalkan konsep ‘Degrowth’ sebagai alternatif pembaruan moneter. Prof Didin dalam bukunya juga mengusulkan penggantian konsep produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) menjadi Gross National Happiness (GNH).
Konsep GNH mengajak pemerintah berfokus pada ekonomi masyarakat dengan menggali potensi sektor padat karya. Misalnya agrobisnis dan agroindustri untuk menjembatani kebutuhan penyerapan tenaga kerja.
“Orientasi pembangunan Indonesia perlu berfokus tidak hanya pada pertumbuhan ekonomi dengan menjadikan pertumbuhan PDB sebagai satu-satunya standar dan tolak ukur keberhasilan. Namun, juga harus memperhatikan struktur sosial masyarakat,” jelasnya saat peluncuran buku di Gedung Kementerian PPN/Bappenas, Senin (20/11).
Menurut Prof Didin, jika pertumbuhan ekonomi cenderung terpusat pada segmen masyarakat menengah ke atas, hal itu akan mengakibatkan ketimpangan ekonomi yang semakin besar di antara berbagai lapisan masyarakat. Kondisi tersebut akan makin memperdalam masalah sosial di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Sektor padat karya ini dapat memegang peranan penting dalam upaya mengatasi permasalahan ketimpangan sosial yang menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat Indonesia untuk keluar dari middle income trap,” tegasnya.
Prof Arif Satria, Rektor IPB University turut mengapresiasi produktivitas Prof Didin dalam menulis buku serta membahas substansi-substansi yang sama secara konsisten. Penjabaran Prof Didin terkait rekonstruksi paradigma pembangunan nasional serta politik global menurutnya memang perlu dibahas secara eklektik.
“Semangat Prof Didin untuk terus memberikan tawaran-tawaran konstruktif bagi pemerintah harus terus kita dukung agar terus menginspirasi kita semua,” kata dia saat hadir secara daring.
Seminar dan bedah buku ini juga menghadirkan Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). Ia pun mengapresiasi gagasan yang tertuang dalam buku karya Prof Didin tersebut.
ADVERTISEMENT
“Seluruh gagasan yang disampaikan Prof Damanhuri berhasil menghadirkan sudut pandang alternatif baru dalam pembangunan politik-ekonomi. Hal ini tentunya menjadi catatan penting bagi Bappenas yang akhir-akhir ini sedang menyusun arah kebijakan pembangunan, baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah,” ungkapnya.
Ia mengulas bahwa buku ini juga menggarisbawahi potensi sektor padat karya. Sektor-sektor tersebut dapat berperan penting dalam upaya mengatasi masalah kesenjangan sosial yang menjadi salah satu akar jebakan negara berpendapatan menengah.
Kegiatan ini turut menghadirkan tiga pembahas, yaitu penasihat Menteri PPN/Bappenas Fachry Ali, Deputi Bidang Pembangunan, Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami dan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalianggar Widyasanti.(MW/Rz)