Konten dari Pengguna

Dies Natalis Fema IPB ke-16, Gelar Diskusi Pertahanan Masyarakat dari COVID-19

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
16 Juli 2021 9:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fema IPB University Peringati Dies Natalis ke-16, Gelar Diskusi Pertahanan Masyarakat dari COVID-19
zoom-in-whitePerbesar
Fema IPB University Peringati Dies Natalis ke-16, Gelar Diskusi Pertahanan Masyarakat dari COVID-19
ADVERTISEMENT
Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University mengadakan webinar Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial; Membangun Pertahanan Masyarakat dari Serangan COVID-19 melalui Herd Immunity dan Dukungan Psikologis, 14/7. Webinar ini merupakan rangkaian Dies Natalis Fema IPB University ke-16.
ADVERTISEMENT
Prof Ujang Sumarwan, selaku Dekan Fema IPB University mengatakan webinar ini sangat relevan dengan situasi yang sedang terjadi saat ini. Pasalnya, belakangan ini terjadi peningkatan kasus COVID-19 dan terjadi kepanikan di kalangan masyarakat.
“Kami berharap webinar ini dapat memberikan dukungan sosial dan psikologis dari lingkungan sebagai wujud ikhtiar menghadapi pandemi COVID-19,” ujar Prof Ujang Sumarwan, Dekan Fema IPB University.
Dalam paparan materinya, Prof Budi Anna Keliat, Guru Besar Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa 50 sampai 90 persen penderita COVID-19 mengalami stres.
“Chaos dan kepanikan akibat COVID-19 juga mulai meningkat. Ini ditandai dengan adanya penumpukan pasien, kelelahan dan kuwalahan tenaga medis, peningkatan kasus positif terpapar dan kematian yang tinggi, burnout syndrome, kelangkaan vitamin dan obat-obatan dan lain sebagainya,” ujar Prof Budi Anna.
ADVERTISEMENT
Sementara, Prof Maksum Radji, ahli biomolekuler sekaligus pengamat COVID-19, mengatakan herd immunity dapat menjadi jalan keluar mengakhiri pandemi COVID-19. Ia menjelaskan, herd immunity adalah perlindungan tidak langsung terhadap penyakit infeksi yang terjadi ketika suatu populasi kebal. Kekebalan tersebut bisa diwujudkan melalui vaksinasi atau kekebalan alamiah yang didapat melalui infeksi sebelumnya.
“Artinya, herd immunity alamiah akan dicapai ketika 160 hingga 215 juta jiwa telah terinfeksi COVID-19. Tentu saja ini sangat berisiko dan dapat meningkatkan angka kesakitan lebih dari separuh populasi masyarakat Indonesia,” kata Prof Maksum.
Oleh karena itu, katanya, perlu dilaksanakan optimalisasi dan percepatan pelaksanaan vaksinasi setidaknya tiga kali lipat untuk mencapai herd immunity di Indonesia tahun 2022. Selain vaksinasi, masyarakat juga perlu untuk terus meningkatkan kewaspadaanya dengan menjaga imun, iman, dan aman.
ADVERTISEMENT
Menjaga imun dapat dilakukan dengan pola hidup sehat, menjauhkan sumber stresor, rileks, menjaga emosi dan pikiran positif, berperilaku positif, menjalin relasi positif, dan menjaga spiritual yang positif. Iman dapat ditingkatkan dengan melaksanakan ibadah. Sedangkan Aman dapat diperoleh dengan menerapkan 6M, yakni menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama. (*/RA)