Konten dari Pengguna

Keranjang Canang Pembawa Upah dan Berkah

Ni Made Susilawati
Mahasiswa Penerbitan (Jurnalistik) Politeknik Negeri Jakarta
19 Juni 2022 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ni Made Susilawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
unsplash.com/mark chaves/canang sari
zoom-in-whitePerbesar
unsplash.com/mark chaves/canang sari
ADVERTISEMENT
Canang menjadi salah satu hal penting yang digunakan umat hindu ketika hendak melakukan persembahyangan. Setiap harinya sudah menjadi kewajiban umat hindu selalu menghaturkan canang di setiap pelangkiran yang ada di rumah.
ADVERTISEMENT
Namun waktu terbatas yang dimiliki setiap orang berbeda juga ketidakmampuan semua orang untuk membuat canang, Yunita memanfaatkan peluang tersebut untuk membuka usaha sebagai pembuat canang.
Berawal dari dirinya yang suka membuat canang di rumah dan di pura atau disebut ngayah, Yunita semakin luwes dalam membuat berbagai macam jenis canang mulai dari canang sari, canang genten, canang pesucian dan sebagainya.
Tak hanya bisa membuat canang untuk sehari-hari, Yunita juga mampu untuk menyiapkan canang pada upakara besar seperti odalan, otonan, galungan dan kuningan juga upakara besar lainnya.
Sejak membuka usaha tersebut, Yunita mulai memiliki pelanggan pertamanya dari umat hindu di Pura tempat tinggalnya. Setiap ada upakara Yunita selalu menerima pesanan hingga 200 canang sari ditambah dengan macam jenis canang dengan jumlah yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Semakin berkembang usaha miliknya, dulu yang hanya berasal dari kenalan di Pura, kini banyak umat hindu dari pura lain ikut memesan canang kepadanya.
Pagi hingga ketemu pagi kembali selalui dilalui Yunita ketika banyak menerima pesanan canang.
“Untuk buat canangnya emang enggak susah, tapi waktu yang kadang mepet jadi bikin susah karena kurang tenaga juga,” ujar wanita kelahiran 1977 itu.
Canang sari biasa digunakan umat Hindu sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Biasanya canang sari dihaturkan saat pagi ataupun sore hari sebelum melakukan persembahyangan baik di rumah maupun di Pura. Tak heran canang ini sangat dibutuhkan oleh umat Hindu.
Mengenai harga yang dipasarkan Yunita, nampaknya bukan menjadi sebuah masalah. Yunita menerapkan prinsip seikhlasnya dalam berusaha.
ADVERTISEMENT
“Harganya sih enggak pernah nentuin, soalnya kan begini juga bisa sambil isi waktu luang. Tapi lumayan, paling besar dua sampai tiga juta,” ujar wanita kelahiran Juni tersebut.
Menurut Yunita meskipun upah yang diterima tidak seberapa, tetapi dengan melakukan pekerjaan seperti ini bisa jadi berkah dan bekal di dunia yang kekal nantinya.
(Ni Made Susilawati/ Mahasiswa Politenik Negeri Jakarta)