Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Narkoba di Meksiko: Kartel Menyebabkan Kesenjangan Sosial di Masyarakat
30 Oktober 2023 14:34 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nikko Nathanael tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keamanan Nasional Meksiko menjadi terancam karena meluasnya peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang, khususnya di Amerika Latin. Perdagangan narkoba di Meksiko telah menjadi permasalahan yang sangat kompleks.
ADVERTISEMENT
Permasalahan muncul karena Meksiko tidak hanya menjadi pintu gerbang antar negara, namun juga menjadi titik transit dan produsen obat-obatan besar di dunia. Berbagai operasi narkotika tersebut dijalankan oleh berbagai kelompok besar yang dikenal dengan nama kartel narkotika.
Hal ini terjadi sebab kesempatan kerja yang kurang dan mengakibatkan pendapatan penduduk setempat yang rendah, sehingga hal ini menjadi alasan bagi mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka dan rela melakukan segala cara.
Penyelundupan dan perdagangan global narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya merupakan bentuk kejahatan transnasional dan dianggap sebagai ancaman serius terhadap keamanan global.
Perdagangan ilegal narkotika tidak hanya mencakup budidaya, pembuatan dan peredaran obat-obatan terlarang di dalam negeri, tetapi juga perdagangan obat-obatan terlarang dalam skala internasional. Ekonomi, politik, militer dan sosial dapat menimbulkan ancaman yang besar bagi negara-negara yang memiliki masalah dengan narkoba.
ADVERTISEMENT
Dalam bidang sosial, penyalahgunaan narkotika jelas memberikan dampak yang sangat negatif bagi para penggunanya. Oleh karena itu, permasalahan narkoba menjadi perhatian khusus di negaranya, khususnya Meksiko, negara kartel narkoba terbesar di dunia.
Permasalahan yang disebabkan oleh peredaran narkoba di Meksiko telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Tingginya tingkat kekerasan, penculikan dan bahkan pembunuhan yang disebabkan oleh perdagangan narkoba.
Selain itu aliran narkoba di Meksiko juga terkait erat dengan perdagangan senjata ilegal, pencucian uang, korupsi dan persaingan geng, yang dapat mengakibatkan terganggunya situasi dalam negeri.
Krisis keamanan yang dipicu oleh kekerasan akibat perdagangan narkoba dan persaingan distribusi narkoba antar kartel narkoba di Meksiko mengakibatkan banyak korban yang meninggal. Kantor Kejaksaan Federal Meksiko (PGR) menyebutkan jumlah korban tewas akibat kekerasan terkait narkoba sebanyak 47.515 orang antara tahun 2006 dan September 2011.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara dengan luas sekitar 1.958.201 kilometer persegi dan jumlah penduduk kurang lebih 116 juta jiwa, Meksiko tentunya tidak lepas dari konflik dan permasalahan dalam negeri. Seperti negara-negara berpenduduk padat lainnya di dunia, Meksiko menderita kesenjangan sosial dan kemiskinan.
Masalah ekonomi utama di negara ini adalah ketimpangan sosial, dengan 54,4 persen penduduknya hidup dalam kemiskinan dan sebanyak 145.000 warga negara (atau 1 persen penduduk Meksiko) memiliki aset lebih dari 1 juta dolar.
Kekayaan gabungan mereka berjumlah 736 miliar dolar. Walaupun perekonomian negara ini berada di peringkat ke-14 dunia, semakin banyak warga yang hidup dalam kemiskinan disebabkan oleh timbulnya ketimpangan sosial.
Tingginya angka kemiskinan di Meksiko disebabkan karena terbatasnya kesempatan kerja dan upah minimum yang diperoleh pekerja. Bagi kartel Meksiko, perdagangan berbagai jenis obat-obatan terlarang di Meksiko merupakan bisnis yang menjanjikan dan menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, distribusi narkoba di Meksiko dapat membantu kartel menghasilkan pendapatan antara 19 miliar dolar dan 29 miliar dolar per tahun dari penjualan di Amerika Serikat saja, sebagaimana dikutip dari CNN.
Jika pemerintah tidak berhasil mengatasi masalah pengangguran dan pendapatan, maka akan semakin banyak warga negara yang memilih bekerja untuk kartel dibandingkan bekerja di perusahaan resmi. Perdagangan narkoba adalah cara cepat untuk menghasilkan banyak uang.
Karena banyaknya uang yang dimiliki kartel dan bujukan mudah untuk mendapatkan dana tambahan, banyak dari pejabat dan polisi Meksiko yang menerima suap dari kartel sebagai imbalan karena mengabaikan tugas mereka.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh militer di kota Monterrey, ditemukan bahwa polisi dibayar hingga 1.500 dolar per bulan untuk mendukung pria bersenjata, informan, dan kartel.
ADVERTISEMENT
Gaji bulanan rata-rata petugas polisi di Meksiko adalah antara 600 dolar dan 760 dolar, sehingga kartel narkoba akan membayar dua kali lipat dari gaji polisi jika mereka dapat bekerja sama. Kartel tersebut diyakini telah memberikan suap sebesar 1 juta dolar per tahun kepada polisi Meksiko saja.
Kartel narkoba mengancam usaha kecil yang beroperasi di wilayah tersebut. Para usaha kecil seringkali diancam, diculik, atau dibunuh karyawan, digunakan logistik perusahaannya untuk diselundupkan narkoba, dan diminta uang jaminan “derecho de piso” oleh anggota kartel.
Bank of Mexico melakukan sebuah studi dan memperkirakan bahwa lebih dari 60 persen bisnis Meksiko terkena dampak pemerasan dengan kekerasan yang dilakukan oleh kartel.
Industri pariwisata juga terkena dampak aktivitas kartel di Meksiko. Acapulco adalah salah satu tujuan paling eksklusif bagi wisatawan asing pada tahun 1950-an, namun kini menjadi kota paling kejam di Meksiko.
ADVERTISEMENT
Para kartel menjadikan pejabat publik, jurnalis serta polisi sebagai target pembunuhan mereka di Meksiko karena menjalankan pekerjaannya.
Pada Januari 2016, Gisela Mota yang baru saja dilantik selama dua jam menjabat sebagai wali kota Temixco dibunuh oleh kartel Beltran Leyva di rumahnya karena berjanji untuk memerangi korupsi dan Narkotika di wilayahnya.
Selain Giselle, Ambrosio Soto yang merupakan walikota Pungabarato, di Guarrerro menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh kartel La Familia Michoacana.
Diketahui pada tahun 2017, sebanyak 8 jurnalis dibunuh di Meksiko sehingga menjadikan negara tersebut sebagai negara yang paling berbahaya bagi jurnalis setelah Suriah. Sejak tahun 2000 hingga 2018 tercatat sebanyak 131 jurnalis dibunuh oleh kartel Narkotika.
Jurnalis memang menjadi target para kartel Narkotika karena investigasi-investigasi yang mereka lakukan terhadap kegiatan para kartel. Sebagian besar tindak kriminal bahkan tidak dimuat dalam koran harian lokal karena para jurnalis ingin tetap hidup dan kartel mendikte liputan pers.
ADVERTISEMENT
Diperkirakan sebanyak 170 aparat polisi telah dibunuh, beberapa karena melakukan pekerjaannya dan beberapa dibunuh karena bergabung dengan kartel narkotika dan dibunuh oleh kartel rival.
Hal ini mengakibatkan, banyak aparat polisi yang mengundurkan diri dari pekerjaannya karena khawatir akan keselamatan mereka dan keselamatan keluarga mereka.
Berdasarkan semua pembahasan yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa drug trafficking marak terjadi di Meksiko. Tingginya angka kemiskinan di Meksiko disebabkan karena terbatasnya kesempatan kerja dan upah minimum yang diperoleh pekerja.
Bagi sebagian masyarakat, perdagangan narkotika di Meksiko merupakan cara cepat yang menjanjikan dan menguntungkan dalam mengatasi permasalahan ekonomi tersebut. Apabila pemerintah tidak dapat menangani permasalahan pengangguran dan kemiskinan ini, maka akan semakin besar masyarakat yang tertarik dengan melakukan penjualan narkotika.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu diperlukannya upaya dari pemerintah dan penegak keadilan dalam memperkecil ruang gerak para kartel, dengan tegas dalam menindak lanjuti tindak kriminal yang marak dilakukan.