Konten dari Pengguna

Generasi Z: Antara Harapan dan Beban Dunia Digital

Nina putri Aulia
Mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Semester 3, Ilmu Komunikasi
30 Oktober 2024 20:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nina putri Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an dan awal 2010-an, tumbuh di tengah pesatnya kemajuan digitalisasi dan teknologi. Mereka disebut sebagai "digital natives" karena mereka sudah akrab dengan internet, media sosial, dan perangkat teknologi sejak usia dini. Generasi Z diharapkan untuk membawa perubahan, tetapi mereka juga menghadapi banyak masalah dan kesulitan yang muncul dari dunia digital yang terus berubah.
Sekelompok Generasi Z sedang berdiskusi. Kredit foto: Nina Putri Aulia
zoom-in-whitePerbesar
Sekelompok Generasi Z sedang berdiskusi. Kredit foto: Nina Putri Aulia

Harapan terhadap Generasi Z

ADVERTISEMENT

1. Inovasi dan Kreativitas:

Generasi Z, yang tumbuh dalam era digital yang penuh dengan inovasi dan perubahan. Mereka menjadi saksi pergeseran paradigma dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan dunia kerja.
Generasi ini dikenal sebagai generasi yang berani bereksperimen dengan teknologi baru, seperti realitas virtual dan augmented reality, yang menunjukkan tingkat kreativitas dan inovasi yang tinggi. Selain itu, mereka juga sering kali mengembangkan ide-ide baru yang dapat mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi.

2. Kesadaran Sosial dan Lingkungan:

Generasi Z menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu sosial seperti lingkungan, kesetaraan, dan keadilan sosial. Mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktif terlibat dalam berbagai gerakan sosial yang bertujuan untuk membawa perubahan positif di masyarakat.
Salah satu cara mereka menyuarakan pendapat adalah melalui platform digital. Generasi Z adalah pengguna media sosial yang sangat aktif, menggunakan platform ini tidak hanya untuk bersosialisasi, tetapi juga untuk mencari informasi dan berpartisipasi dalam diskusi mengenai isu-isu penting. Mereka memanfaatkan kekuatan media sosial untuk mengorganisir kampanye, menyebarkan kesadaran, dan menggalang dukungan untuk berbagai inisiatif sosial.
ADVERTISEMENT
Kesetaraan dan keberagaman juga menjadi nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Generasi Z. Mereka menghargai perbedaan budaya, ras, agama, dan orientasi seksual, serta berjuang untuk hak-hak asasi manusia. Selain itu, mereka sangat peduli terhadap perubahan iklim dan isu-isu global lainnya, menunjukkan bahwa mereka memiliki perspektif yang progresif dan liberal.

3. Adaptabilitas dan Keterampilan Digital:

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang sangat adaptif terhadap perubahan. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang terus berubah, terutama dalam hal teknologi dan dinamika sosial. Hal ini membuat mereka mampu dengan cepat beralih dari satu teknologi ke teknologi lainnya, serta menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang dinamis.
Generasi Z juga menunjukkan fleksibilitas dalam pola kerja. Mereka cenderung menuntut lebih banyak fleksibilitas dalam hal jam kerja dan lokasi kerja, yang mencerminkan kebutuhan mereka untuk menyesuaikan pekerjaan dengan gaya hidup mereka. Dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat, mereka tidak hanya mampu menghadapi tantangan yang ada, tetapi juga melihat setiap perubahan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.
ADVERTISEMENT

Beban yang Dihadapi Generasi Z

1. Tekanan Sosial dan Kesehatan Mental:

Generasi Z menghadapi berbagai tantangan kesehatan mental yang signifikan, terutama yang berkaitan dengan tekanan untuk selalu terhubung dan fenomena FOMO (fear of missing out). Dalam era digital yang serba cepat, mereka sering merasa tertekan untuk selalu aktif di media sosial, yang dapat menyebabkan kecemasan dan stres yang tinggi. Menurut penelitian, Generasi Z memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, dengan banyak dari mereka melaporkan mengalami masalah kesehatan mental yang serius.
Cyberbullying juga menjadi masalah yang semakin umum di kalangan Generasi Z. Dengan banyaknya interaksi yang terjadi secara online, mereka lebih rentan terhadap serangan verbal dan perilaku negatif lainnya yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka. Riset menunjukkan bahwa Generasi Z memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih rendah dan lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, keterhubungan yang konstan melalui media sosial dapat menciptakan perasaan isolasi dan ketidakpuasan. Meskipun mereka memiliki akses ke jaringan sosial yang luas, banyak anggota Generasi Z merasa kesepian dan terasing, yang semakin memperburuk kondisi mental mereka.

2. Ketergantungan pada Teknologi:

Meskipun Generasi Z dikenal sebagai generasi yang mahir teknologi, tidak semua individu dalam kelompok ini memiliki literasi digital yang baik. Hal ini menjadi masalah serius, karena rendahnya literasi digital dapat membuat mereka rentan terhadap hoaks dan informasi yang salah.
Menurut Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), fenomena penyebaran berita hoaks di masyarakat sangat dipengaruhi oleh rendahnya literasi informasi digital. Banyak individu yang tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi sumber informasi secara kritis, sehingga mereka mudah terpengaruh oleh berita yang tidak akurat.
ADVERTISEMENT
Literasi digital yang baik sangat penting untuk membantu individu menjadi lebih selektif dalam memilih dan memilah informasi yang diterima. Dengan kemampuan ini, mereka dapat menghindari penyebaran hoaks dan disinformasi yang dapat merugikan masyarakat.

3. Kekhawatiran akan Masa Depan:

Banyak anggota Generasi Z merasa khawatir tentang masa depan mereka, terutama mengingat tantangan besar yang dihadapi, seperti perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi, dan ketidakadilan sosial. Mereka tumbuh di tengah meningkatnya kesadaran akan isu-isu lingkungan dan dampaknya, menjadikan mereka sebagai advokat lingkungan yang gigih dan terlibat dalam aksi-aksi protes iklim.
Selain itu, ekspektasi tinggi dari masyarakat juga menjadi faktor yang menambah tekanan. Banyak orang mengharapkan Generasi Z untuk menjadi pemimpin dan agen perubahan, yang dapat menciptakan rasa tanggung jawab yang berat di pundak mereka. Harapan ini sering kali disertai dengan tantangan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan cepat dalam dunia yang terus berubah, yang dapat menyebabkan kecemasan dan stres yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Dengan semua tantangan ini, penting bagi Generasi Z untuk mendapatkan dukungan yang memadai, baik dari keluarga, pendidikan, maupun masyarakat luas, agar mereka dapat mengatasi kekhawatiran ini dan berkontribusi secara positif dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
Generasi Z berada di tengah-tengah harapan dan beban dunia teknologi. Mereka tidak hanya memiliki kemampuan yang luar biasa untuk berdampak positif, tetapi mereka juga menghadapi tantangan yang tak terhitung jumlahnya. Sangat penting bagi masyarakat, pendidik, dan pemangku kepentingan untuk memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan agar mereka dapat mengatasi tantangan ini. Generasi Z dapat menjadi generasi yang diharapkan dan mampu mencapai impian mereka di tengah tantangan dunia digital yang kompleks jika mereka mengambil langkah yang tepat.
ADVERTISEMENT