Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pencarian Seorang Produser ala Salman Aristo: Produser Dua Garis Biru
1 Mei 2021 10:56 WIB
Tulisan dari Maria Alsabina Ningsih Lado tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal dengan Salman Aristo, seorang Produser ulung yang telah mendapatkan berbagai penghargaan nasional. Nama besarnya saat ini mungkin saja tidak akan terdengar jika ia tidak berkiprah di dunia perfilman Indonesia setelah menamatkan studinya di Universitas Padjadjaran. Bermula dari tongkrongannya di Gelanggang Seni Sastra Teater dan Film UNPAD, disitulah pertama kali terbesit keinginan pria berusia 45 tahun ini untuk membuat film yang akhirnya membuat namanya dikenal se-Indonesia hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Penulis buku Garuda di Dadaku ini mengatakan, pembuatan film adalah sebuah perpaduan antara seni dan bisnis. Bidang seni yang didapatkan dari sebuah film adalah ketika dibuatnya sebuah gambaran hidup, yang diperagakan oleh seorang tokoh dan hasilnya akan dipertontonkan ke khalayak umum. Adapun sisi bisnis yang tentunya tidak terlepas dari uang sebagai sumber penghidupan.
Menjalani profesi sebagai sutradara, penulis skenario film, dan sekaligus menjadi seorang produser film, merupakan pekerjaan yang membutuhkan banyak inspirasi sehingga dapat memikat penonton atau pembaca, dalam membaca buku karyanya dan menonton film garapannya. Seorang sutradara harus mampu menentukan tema dari film yang dibuatnya. Selain itu ia pun harus menentukan plot atau alur cerita agar pesan yang disampaikan di dalam sebuah film dapat diterima dengan baik oleh penonton.
ADVERTISEMENT
Cerita yang memikat penonton
Cerita yang dibangun dalam sebuah film tentunya tidak terlepas dari kerja keras seorang sutradara dan produser. Seorang sutradara dapat sekaligus menjadi produser, hal ini tentunya tidak mudah dikarenakan ia harus menjalankan peran ganda dalam bekerja. Pembuatan cerita atau alur film yang akan ditayangkan dalam sebuah film tentunya membutuhkan ide, dan juga pemikiran yang brilian karena cerita yang dipertontonkan harus memiliki nilai moral yang dapat diikuti oleh penonton.
Kisah yang diangkat datang dari berbagai latar belakang, mulai dari cerita novel yang diangkat menjadi sebuah film, pengalaman pribadi dari orang-orang di sekitar, hingga kisah baru yang dibuat semata-mata untuk menghasilkan sebuah film yang penuh dengan unsur sosialnya. Seperti Film Dua Garis Biru garapan Salman Aristo yang memiliki nilai moral yang cukup baik bagi anak-anak, dan remaja di Indonesia. Cerita dalam Film Dua Garis Biru ini tentu saja akan memikat penonton, karena terdapat unsur pendidikan seks yang secara implisit ditayangkan, namun terlepas dari nilai moral yang disampaikan adapula film yang difungsikan hanya sekedar menghibur para penonton.
ADVERTISEMENT
Talenta yang pas
Tokoh yang bermain dalam sebuah film tentunya akan mendukung alur yang telah disediakan, dan mampu membawakan peran dari setiap tokoh dengan baik. Chemistry antar tokoh menjadi hal yang sangat penting mengingat seorang tokoh harus menjalin hubungan dengan tokoh lainnya di dalam film. Maka secara otomatis kedekatan antara pemain yang satu dengan pemain yang lain harus dibangun untuk mewujudkan sisi terbaik dari film yang dibuat.
Menurut Salman Aristo sendiri penentuan pemain atau tokoh dalam sebuah film tidak berdasarkan banyaknya followers dari orang tersebut, melainkan karakter serta pembawaan diri dari orang tersebutlah yang akan menentukan baik atau tidaknya kesesuaian karakter tokoh dengan cerita yang disajikan.
Super team bukan superman
ADVERTISEMENT
Pembuatan sebuah film yang melibatkan banyak orang tentunya bukan sebuah hal yang mudah, karena harus menyamakan pemikiran atau persepsi dari para kru. Selain itu pekerjaan ini pun membutuhkan kerja sama yang cukup besar agar proses pembuatan film ini dapat terlaksana dengan baik dan sesuai target.
Kekuatan team lah yang paling dibutuhkan, bukan sekedar pekerjaan atau pemikiran pribadi melainkan seorang produser pun harus mendengarkan masukan ataupun keluhan dari team guna memberi masukan dari setiap adegan yang diperagakan. Egoisme dan juga sikap menang sendiri merupakan hal-hal yang harus dihindari dari proses ini, karena sikap ini hanya akan membuat kru down atau merasa cepat bosan di lokasi syuting. Seorang produser harus menciptakan development yang sehat.
ADVERTISEMENT
Empati
Mengenali rekan kerja merupakan sebuah kewajiban bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia seni peran. Sebagai seorang produser minimal ia harus mengetahui siapa-siapa saja yang bekerja dengannya dalam membuat sebuah project. Selain mengenali pekerjanya hak-hak para pekerja pun harus dipenuhi, seperti gaji pekerja. Setiap pekerja tentunya akan dihargai dengan ukuran gaji yang diberikan, mengingat mereka telah berkontribusi dalam pembuatan sebuah karya. Gaji yang sesuai tentunya akan meningkatkan semangat kerja dari para pekerja. Selain itu kesehatan mental dan fisik para pekerja juga merupakan salah satu tanggung jawab besar dari seorang produser.