Konten dari Pengguna

Peran Gender dalam Manajemen Resolusi Konflik Memahami Dinamika yang Beragam

Nola Safira
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
9 April 2024 9:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nola Safira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Peran Gender dalam Manajemen Resolusi Konflik Memahami Dinamika yang Beragam. Sumber: Pixabay/ geralt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peran Gender dalam Manajemen Resolusi Konflik Memahami Dinamika yang Beragam. Sumber: Pixabay/ geralt
ADVERTISEMENT
Konflik dan resolusi dalam studi tentang peran gender telah menjadi fokus yang semakin mendalam. Perbedaan gender tidak hanya mencakup peran dan harapan sosial, tetapi juga mempengaruhi cara individu, kelompok, dan negara-negara memahami, mengalami, dan menyelesaikan konflik.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek penting dalam menganalisis konflik adalah memahami bagaimana gender memengaruhi persepsi terhadap konflik itu sendiri. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki mungkin memiliki pengalaman dan persepsi yang berbeda terhadap konflik, dengan perempuan sering kali lebih terlibat dalam resolusi yang berbasis pada komunikasi dan konsensus, sedangkan laki-laki cenderung mencari penyelesaian yang lebih dominan atau berorientasi pada kekuasaan.
Peran gender juga dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam menangani konflik dan mencapai resolusi yang berkelanjutan. Misalnya, stereotip gender dapat membatasi akses perempuan terhadap sumber daya, pendidikan, atau kekuasaan politik, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam proses resolusi konflik atau untuk mendapatkan akses terhadap solusi yang memadai.
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa peran gender dalam konflik tidak selalu bersifat biner atau statis. Konsep "maskulinitas" dan "femininitas" dapat bervariasi secara budaya dan kontekstual, dan individu dapat menunjukkan atribut dan karakteristik yang mencakup kedua spektrum tersebut. Oleh karena itu, pendekatan yang memperhitungkan keragaman gender dan memperkuat partisipasi serta kepentingan semua pihak, termasuk perempuan, laki-laki, dan kelompok minoritas gender, sangat penting dalam manajemen resolusi konflik yang inklusif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, pendekatan gender mainstreaming telah menjadi landasan penting dalam upaya penyelesaian konflik yang efektif. Pendekatan ini memperhitungkan perbedaan gender dalam perumusan, implementasi, dan evaluasi kebijakan, serta mempromosikan kesetaraan gender dan perlindungan hak-hak semua individu dalam proses resolusi konflik. Dengan memahami dinamika gender dalam konflik dan resolusi, kita dapat memperkuat upaya-upaya untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan dan inklusif, di mana semua pihak merasa didengar, dihargai, dan berkontribusi secara adil.