Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pilah Sampah dari Rumah, Mulai dari Mana?
12 November 2023 9:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Novi Dwi Asrianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pilah sampah dari rumah merupakan kebiasaan yang tidak sulit tetapi butuh usaha yang konsisten dan terus menerus dari kita sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Beragam cara sederhana dapat diterapkan untuk pengolahan sampah mandiri di rumah, meskipun belum zero waste minimal cara yang kita lakukan dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Pilah sampah dari rumah dapat dimulai dengan memisahkan sampah organik dan sampah anorganik serta cara pengolahan sampah sederhana dari rumah.
Sampah Organik
Merujuk definisi dari KBBI, sampah organik adalah sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan mudah mengalami daur ulang. Bagaimana cara agar sampah organik dapat memberi manfaat bagi kehidupan kita?
Faktanya, sampah organik seperti sisa buah, sayuran dan dedaunan dapat kembali kita olah untuk menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk kesuburan tanah. Selain itu, sampah organik juga dapat diolah menjadi eco-enzyme yang bermanfaat sebagai cairan pembersih serbaguna, pupuk tanaman, dan pengusir hama.
ADVERTISEMENT
Sampah Anorganik
Merujuk kembali pengertian sampah anorganik dari KBBI yakni sampah yang terdiri atas unsur yang tidak dapat diproses secara alami. Berikut ini contoh sampah anorganik yang sering kita temui di rumah beserta cara sederhana pengolahannya,
1. Sampah Plastik
Ketergantungan kita pada plastik masih sangat tinggi, sampah plastik yang dihasilkan berakibat membahayakan ekosistem baik darat maupun air. Dilansir dari laman Indonesiabaik.id Indonesia menjadi penghasil sampah plastik laut terbesar kedua di dunia.
Untuk mengubah kebiasaan menggunakan plastik, kita dapat memulai hal baik dengan cara yang sangat sederhana seperti: membawa kantong belanja saat keluar rumah, membawa wadah makanan sendiri, dan memulai aktivitas pilah sampah dari rumah.
2. Sampah Minyak Jelantah
ADVERTISEMENT
Sampah minyak jelantah merupakan sampah yang berbahaya. Hindari membuang sampah ini ke saluran pembuangan dapur karena bisa menyumbat pipa dan berpotensi mencemari air dan tanah. Bagaimana sebaiknya membuang minyak jelantah habis pakai? Cara terbaik untuk mengatasinya dengan menyaring minyak, pisahkan dengan kotoran kemudian memasukkan ke dalam wadah.
Selain bisa ditukarkan ke bank sampah, sampah minyak jelantah juga dapat diolah kembali menjadi sabun batang, sabun cair, dan lilin. Pengolahan minyak jelantah tidak memerlukan biaya yang tinggi sehingga mudah untuk diterapkan dari rumah.
3. Sampah Styrofoam
Dikutip dari laman website jabarprov.go.id sampah Styrofoam atau biasa disebut sampah abadi membutuhkan waktu yang sangat lama sekitar 500-1 juta tahun untuk terurai oleh tanah. Styrofoam tersebut tidak sepenuhnya terurai, melainkan berubah menjadi mikroplastik yang dapat mencemari lingkungan.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, styrofoam masih menjadi pilihan para pedagang karena harga yang lebih ekonomis dan mudah didapat. Bagaimana cara yang dapat dilakukan apabila kita menemukan styroform sebagai wadah pembungkus makanan yang telanjur kita beli? Kita bisa tukarkan sampah Styrofoam ke bank sampah dan mulai membiasakan membawa wadah makan sendiri untuk mengurangi penggunaan styrofoam.
4. Sampah Popok
Bagi orang tua yang memiliki balita pasti biasa menghabiskan popok 5 sampai 7 popok sekali pakai per hari atau bahkan lebih. Bayangkan berapa banyak sampah popok yang dapat terkumpul dalam satu bulan? Bisa menjadi gunungan popok yang pastinya kotor, bau yang menjadi sumber penyakit.
Apabila orang tua kesulitan untuk mengolahnya, cara mudah untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan adalah dengan membersihkan terlebih dahulu kotoran sebelum dibuang. Kemudian dibungkus dengan plastik dan pisahkan dengan sampah lainnya.
ADVERTISEMENT
Cara lain yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan beralih menggunakan popok kain, karena selain menguntungkan secara ekonomis, penggunaan popok kain pada anak juga berperan untuk menyelamatkan lingkungan dan mengurangi sampah.
Itu tadi penerapan pilah sampah dari rumah beserta cara sederhana pengolahannya. Mungkin saja tumpukan sampah menggunung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) tidak akan terjadi apabila literasi pengolahan sampah telah sampai ke rumah-rumah warga dan penerapan pilah sampah dari rumah sudah menjadi kebiasaan warga.
Meskipun masih berandai-andai tetapi alangkah baiknya dimulai dari diri sendiri untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. Selamat mencoba!