Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenali Karawo, Kain Sulaman Karawang Khas Daerah Gorontalo
17 Juni 2022 21:26 WIB
Tulisan dari Noviana Zahra Firdausi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi penduduk kota Gorontalo, Karawo sudah tidaklah asing. Karawo adalah sebuah kerajinan kain sulam yang masih menggunakan tangan dan dianggap sebagai simbol subordinasi perempuan yang ada di Gorontalo. Menurut sejarahnya, Karawo sudah ada dan diwariskan secara turun-temurun oleh perempuan Gorontalo sejak abad ke-17.
ADVERTISEMENT
Karawo terbagi menjadi dua jenis yaitu, Manila dan Ikat. Karawo Manila dibuat dengan menggunakan teknik sulam dan dipergunakan sebagai bahan pembuatan pakaian. Sedangkan, Karawo Ikat menggunakan teknik ikat dan dipergunakan untuk membuat barang hiasan seperti sarung bantal dan taplak meja. Dalam pembuatannya, Karawo memakan waktu sekitar dua minggu atau paling lama yaitu 40 hari tergantung dari berapa luas bidang yang akan disulam.
Untuk pembuatannya, biasanya terdapat tiga pengrajin yang akan membuat kain Karawo. Pengrajin pertama, bertugas untuk membuat pola di atas kertas. Pengrajin kedua, bertugas mengurai benang kain yang akan disulam. Dan pengrajin ketiga, bertugas menyulam semua kain-kain tersebut. Memilah dan mengiris serat kain sebelum dicabut, setelah itu membentuk pola horizontal dan vertikal yang kemudian diikat untuk membentuk seperti pada strimin.
ADVERTISEMENT
Pada bidang inilah penyulam kemudian melakukan pekerjaan sesuai motif desain yang diinginkan.
Sementara untuk proses penyulamannya dibantu dengan alat widangan atau disebut juga pembidangan yang berbentuk lingkaran yang berfungsi menarik kain ke segala arah sehingga menjadi mudah untuk disulam. Perlu diketahui, tidak semua pengrajin mampu melakukan pekerjaan ini. Hanya mereka yang terlatih saja yang bisa melakukannya.
Umumnya, motif Karawo pun berbagai macam. Ada yang terinspirasi dari alam dan ada juga yang terinspirasi dari bentuk geometris. Dan setiap motif tersebut pastilah memiliki filosofinya sendiri misalnya, motif pohon pinang yang berarti lurus dan jujur dan motif buaya yang berarti hukum dan nasehat.
Dan seiring berjalannya waktu, untuk mengenalkan dan melestarikan budaya Karawo pemerintah Gorontalo selalu mengadakan festival Karawo berbentuk karnaval yang biasanya digelar pada akhir tahun. Yang dimana tujuannya juga untuk mempercepat pemulihan ekonomi, menguatkan kemandirian pelaku ekonomi kreatif terutama di bidang fashion dan kuliner, serta untuk memperluas lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
Nantinya di sana akan ada orang yang memakai baju-baju dengan berbagai model yang diaplikasikan kain Karawo. Serta ada juga parade menyulam, lomba foto model Karawo, dan lomba membuat motif Karawo. Para pesertanya pun berasal dari berbagai macam kalangan dan daerah seperti, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.
(Noviana Zahra Firdausi/Politeknik Negeri Jakarta)