Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Film Venom Gagal Menjual Nama Tom Hardy
4 Oktober 2018 15:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Novianti Rahmi Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah sepinya film bergenre superhero, Venom produksi Sony hadir menyapa para pencinta komik. Aktor Tom Hardy yang pernah dengan apik memerankan tokoh Bane, musuh Batman di The Dark Knight Rises pun dipilih untuk memerankan tokoh utama yakni Eddie Broke a.k.a Venom.
ADVERTISEMENT
Publik sendiri sebenarnya tidak terlalu asing dengan tokoh anti-hero yang satu ini. Pasalnya, Venom pernah muncul dalam film Spider-Man 3 di tahun 2007 silam. Seperti yang kita ketahui, Venom merupakan makhluk luar angkasa yang disebut Symbiote. Makhluk ini tidak bisa bertahan di bumi tanpa kehadiran inang (host) sebagai medium untuk hidup dan mencari makan.
Tapi kali ini, saya tidak akan berbicara soal karakter Venom itu sendiri. Mari kita berbicara bagaimana aksi seorang Tom Hardy saat didaulat menjadi Venom.
Sejak awal terciptanya ide spin-off Venom dalam Spider-man Universe yang dibuat oleh Sony, saya pribadi sudah cukup bingung dan khawatir. Bagaimana sebuah film anti-hero hadir tanpa kemunculan superhero? Karena berkaca dari Deadpool, film ini tetap menampilkan sosok beberapa X-men untuk menyeimbangkan ceritanya.
Tidak bisa berbohong, Tom Hardy memang tampil semenawan seperti biasanya. Di film ini, Hardy yang biasa penonton lihat sebagai lelaki tangguh, mengeluarkan sisi lemahnya sebagai Eddie Broke. Tidak hanya itu, Hardy pun terlihat lebih mengeksplorasi dirinya dengan berbagai lelucon, hingga sisi desperate seseorang saat kehilangan semua hal yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Jadi, tidak ada yang salah dengan Tom Hardy, dia tampil sangat menawan. Bahkan mungkin saya bisa bilang, satu-satunya yang menyelamatkan film Venom adalah penampilan Tom Hardy.
Ketika pertama kali Hardy diumumkan secara resmi sebagai Venom, sebenarnya saya sedikit kecewa. Mengapa? Karena saya berharap aktor berkebangsaan Inggris ini bisa memerankan Wolverine setelah Hugh Jackman pensiun. Coba bayangkan Tom Hardy sebagai Wolverine dan X-Men diproduksi oleh Marvel Cinematic Universe, SMH! (Shake My Hand) saya akan menjadi orang pertama yang ada di dalam bioskop, he he he.
Film Venom sendiri bagi saya berjalan sangat lambat, terlalu banyak adegan-adegan percuma yang sebetulnya bisa di-cut agar berjalan lebih cepat. Ceritanya pun tidak terlalu spesial, bahkan saya merasa film ini sedikit menghilangkan esensi Venom sebagai salah satu musuh utama Spider-man. Walaupun memang, dalam beberapa kesempatan (di komik) Venom diceritakan memiliki sisi baik dan turut membantu Spider-man, tapi tetap saja… pada esensinya dia adalah seorang musuh.
Sebuah film yang baik pastinya membutuhkan kolaborasi yang apik dari para pemain dan orang-orang di belakang layarnya. Tanpa bermaksud menyalahkan siapapun, namun bagi saya, rumah produksi Sony gagal menjual nama Tom Hardy untuk film Venom. Walaupun aktor ini telah berperan apik, tapi masih banyak lubang kosong yang harus ditambal dalamnya.
ADVERTISEMENT
Kedepannya, Sony pun masih memiliki rencana besar untuk karakter-karakter Marvel yang telah mereka miliki lisensinya. Bahkan, Sony telah mengumumkan universe khusus yakni Sony’s Universe of Marvel Characters. Semoga film Venom menjadi salah satu pembelajaran yang berharga bagi Sony, agar kedepannya bisa mengembangkan universe-nya sendiri dengan apik.
-NRP