Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dampak Toxic Parenting bagi Anak
6 Oktober 2020 14:03 WIB
Tulisan dari Novita Tandry tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa toxic parents? Orang tua yang toxic sering kali memaksakan kehendak dan standar mereka kepada anak-anak. Klo gak mampu memenuhinya, maka orang tua tak sungkan untuk menyudutkan bahkan 'mengkambinghitamkan' anak-anak sebagai pihak yang memalukan keluarga atau mengecewakan orang tua.
ADVERTISEMENT
Menjadi anak dari orang tua yang toxic tidak memiliki kebebasan untuk menentukan jalannya sendiri. Mereka kerap harus mengesampingkan perasaannya sendiri. Kebanyakan orang tua yang toxic umumnya tumbuh dan dibesarkan di keluarga yang toxic juga pada masa anak-anak.
Karena mereka tidak mengenal pola hubungan yang sehat. Dan apa yang mereka alami di masa anak-anak, didaur ulang lagi kepada anak2nya, pola asuh yang diwariskan, bahasa kerennya.
Nah.. seperti apa toxic orang tua terhadap si Kecil?
1. Si Kecil Merasa Tidak Pantas Dicintai
Anak-anak yang tumbuh dari keluarga toxic akan punya perasaan bahwa mereka tidak pantas dan tidak pernah cukup untuk dicintai sebab terlalu sering dikesampingkan kebutuhan emosionalnya.
2. In Secure karena Self Esteem yang Rendah
ADVERTISEMENT
Kritik tajam dan pedas yang terlalu sering dilontarkan orang tua akan menurunkan kepercayaan diri seorang anak dan kemudian berdampak pada rendahnya self esteem mereka serta perasaan tidak berharga dan tidak aman.
3. Menjadi Perfeksionis
Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua toxic terbiasa dengan standar tinggi yang diterapkan oleh orang tuanya yang bisa tumbuh menjadi anak perfeksionis yang terlalu keras dengan dirinya sendiri dan memaksa dirinya untuk mencapai berbagai standar bahkan yang tidak masuk akal sekali pun. Mereka kemudian akan menjadi stres bila standar yang tidak masuk akal tersebut tidak terpenuhi.
4. Suka Menyalahkan Diri Sendiri
Anak dari orang tua toxic sudah sering 'dikambinghitamkan' Naahhh kalau ada ada sesuatu yang gagal, maka mereka akan tak segan menyalahkan diri mereka sendiri. Bahkan melukai diri sendiri seperti yang sekarang lagi trend dengan mengiris tangan/pergelangan tangan.
ADVERTISEMENT
5. Tidak Mudah Percaya dengan Orang Lain
Karena tumbuh di lingkungan yang tidak bisa memberikan perasaan aman dan nyaman, anak-anak dari orang tua toxic akan tidak mudah percaya dan mudah merasa cemas yang mengarah ke depresi bahkan percobaan bunuh diri.
6. Memiliki Relasi yang Tidak Sehat
Anak-anak dari orang tua toxic juga berisiko memiliki hubungan asmara yang tidak sehat lantaran terbiasa dengan hubungan yang tak sehat yang dicontohkan dari di rumah.
7. Seperti Lingkaran Setan
Anak-anak dari keluarga toxic akan menjadi orang tua yang toxic juga saat mereka memiliki anak. Seperti lingkaran setan yang tak pernah berhenti. Terus menerus diwariskan ke anak cucu berikutnya.
Ayo.. STOP Toxic Parenting di tangan kita yah, jangan dilanjutkan ke generasi berikutnya, kalian semua mampu menghentikannya biar hanya berhenti di generasi ini saja.
ADVERTISEMENT
Seperti biasa yuk berbagi pengalaman tentang Toxic Parenting, follow IG: @happyparentingnovitatandry lalu subscribe Youtube: Happy Parenting Novita Tandry
Happy Parenting! The hardest job you will ever love ❤️
Novita Tandry, Psikolog Anak & Remaja, NTO Nurture Teach Observe, Childcare and Early Education
#novitatandry
#happyparentingwithnovitatandry
#happyparentingschool