Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tak Perlu Kejar dunia, karena Restu Ibu adalah Segala
22 Desember 2022 12:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Novitania Pambhudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aku percaya, berbagai keberhasilan yang aku dapat sampai dengan hari ini bukan semata-mata karena aku mampu melakukannya, tapi karena ada doa ibu yang selalu menyerta.
ADVERTISEMENT
Pagi ini aku dibuat mrembes mili, melihat sebuah postingan dari Pak Erick Tohir yang seolah-olah menampar diri, bahwa aku bukanlah apa apa dan siapa-siapa tanpa doa dari seorang ibu. Nyatanya, seberapa jauh aku melangkah tetap ibu adalah tempat aku berpulang dan mencurahkan segalanya.
Memang ya, bicara soal ibu entah kenapa mellow bawaannya. Di Hari Ibu, tanggal 22 Desember ini, tepat dua bulan aku belum mengunjunginya. Padahal belakangan ini, aku tahu kondisi beliau sedang tidak baik-baik saja.
Pasca Covid beberapa bulan lalu, kesehatannya belumlah stabil. Darah tinggi dan asam uratnya kerap kambuh. Tapi lagi-lagi aku hanya sibuk bekerja-bekerja dan bekerja, dengan dalih untuk biaya pengobatan ibu.
Membaca postingan pak Erick Tohir, sejenak aku berpikir. Apakah biaya pengobatan yang ibu inginkan? Ataukah justru kehadiranku di sampingnya yang akan menguatkan?
ADVERTISEMENT
Hari ini sempatkanlah pulang dan temui ibu. Aahh, entah kenapa pak Erick seperti membisikkan di telinga, ‘Hei nak, pulanglah, ibumu rindu!’. Kubuka kembali chat terakhir dengan ibu, isinya adalah rapalan doa, agar semua yang aku lakukan senantiasa dimudahkan.
Lagi-lagi, benar kata Pak Erick. Tak perlu bersusah payah kejar dunia, karena restu ibumu adalah segala. Mohon restu mereka, agar besok dan seterusnya, kerjamu menjadi berkah. Kini, aku makin sadar, bersusah payah kerja, kalau nggak berkah ya buat apa?
Tak Perlu Kejar Dunia, Karena Restu Ibu adalah Segala
Ada sebuah pepatah mengatakan, ‘ketika kamu menggengam restu ibu, maka kamu akan menggenggam kebahagiaan’. Inilah yang aku pegang teguh sampai dengan hari ini. Setiap apapun yang akan aku lakukan, restu ibu selalu aku dahulukan.
ADVERTISEMENT
Kalimat ini kuambil dari caption instagram pak Erick Tohir. Kok bisa sih, orang sesibuk Menteri BUMN masih inget ibu? Hal inilah yang kemudian menginspirasiku, bahwa di balik orang-orang sukses, ada peluk dan doa hebat seorang ibu.
"Seperti yang selalu diajarkan Ibu saya. Perjuangan dan kerja kerasnya selalu menginspirasi untuk selalu membawa kebaikan dan perubahan,", kalimat Pak Erick dalam sebuah wawancara ini masih kuingat betul. Agar tak lupa untuk selalu meminta restu ibu.
ADVERTISEMENT
Nggak heran deh, kalau menteri BUMN ini dekat dengan ibu-ibu, karena selain menghormati ibunya, Pak Erick juga sangat mencintai istrinya. Sampai-sampai memberikan kado ulang tahun pernikahan berupa seekor kambing.
Sungguh out of the box, jika biasanya kado pernikahan sesuatu yang romantis atau mewah, kok bisa-bisanya pak Erick memberikan kambing berwarna putih sebagai kado istimwa untuk istrinya. Ternyata memang inilah kunci keberkahan hidup, restu ibu dan kebahagiaan istri. Terimakasih Pak Erick sudah menginspirasi kami!
Selamat Hari Ibu untuk para ibu hebat di seluruh Indonesia!