Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Media Sosial Sebagai Produsen Selebritas
6 Januari 2023 13:02 WIB
Tulisan dari Nuha Fidaraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bonge Cs Citayem Fasion Week, Alif Cepmek, Intan Sriastusi, Fajar Sad boy, Bunda Corla merupakan sejumlah warga Indonesia yang pada tahun 2022 mendapat atensi dari masyarakat luas. Ketenaran mereka yang dikenal masyarakat berawal dari aktivitas yang mereka lakukan di media sosial, ada yang secara individu aktif mempergunakan media sosial dan ada pula yang terkenal karena menjadi pihak ketiga di media sosial.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bukan hal baru di Indonesia, seseorang terkenal melalui media sosial. Jauh sebelum berbagai macam media sosial seperti saat ini hadir di Indonesia, sejumlah Warga Indonesia sempat menjadi perhatian publik. Ada Sinta dan Jojo atau Norman Kamaru yang terkenal lewat YouTube pada tahun 2010 dan 2011, akan tetapi seiring berjalannya waktu, ketenaran mereka meredup. Warga yang terkenal pada tahun 2021 pun, yang jaraknya dua tahun dari tahun ini sudah mengalami yang namanya kesurutan atensi publik, salah satunya terjadi pada Ade Londok. Perlu kita ketahui bahwa orang-orang yang terkenal karena aktivitasnya di media sosial dapat disebut sebagai selebritas.
Tidak hanya di Indonesia, di negara lain lahir begitu banyak selebritas salah satunya, yang saat ini menjadi penyanyi internasional terkenal di dunia, yaitu Justin Bieber. Awalnya ia adalah seorang anak yang memiliki suara yang merdu dan ketika ia bernyanyi, ibunya merekam dan mengunggahnya ke YouTube yang kemudian membuat Justin Bieber terkenal dan terus mengasah kemampuan yang ia miliki hingga saat ini menjadi penyanyi taraf internasional. Sepak terjang Justin Bieber tersebut seharusnya menjadi contoh bagi para selebritas setelahnya, yaitu dengan menciptakan karya yang bertujuan untuk mempertahankan eksistensinya di dunia entertainment atau hiburan.
ADVERTISEMENT
John Van Dijck dalam bukunya yang berjudul “The Culture of Connectivity: A Critical History of Social Media” menyebutkan bahwa ekosistem media sosial terdiri dari dua faktor, yaitu secara tekno-budaya dan sosioekonomi. Di mana masing-masing faktor tersebut kembali dijabarkan ke dalam 3 aspek, platform, user/usage, content sebagai faktor dari tekno-budaya dan ownership, governance, business models untuk faktor sosioekonomi. Pada kesempatan ini mari fokus pada faktor tekno-budaya yang memang secara langsung membahas pada khalayak pengguna media sosial yang sedang dibahas.
Aspek pertama dari tekno-budaya ekosistem media sosial adalah platform, ini merujuk pada media yang memfasilitasi dan diakses oleh pengguna. Berbagai model dan fitur disuguhkan oleh platform yang memang berfungsi untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi termasuk memproduksi konten. Kedua, ada user/usage yang dapat diartikan sebagai pengguna. Pengguna media sosial saat ini tidak memandang umur, namun memang didominasi oleh anak muda. Banyak karakteristik yang dimiliki anak muda, salah satunya adalah eksplorasi identitas, dan ini dapat mereka lakukan melalui media sosial. Aspek terakhir adalah content atau dalam Bahasa Indonesia adalah konten. Konten yang diciptakan oleh pengguna dapat berbagai macam bentuk, tergantung pada tujuan si pengguna, berorientasi pada pasar atau pada passion yang mereka miliki. Tidak jarang pula, demi meraih perhatian publik, seorang kreator menciptakan sebuah konten yang di luar nalar manusia.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa media sosial berperan penting dalam melahirkan orang-orang untuk memiliki popularitas dengan menyediakan berbagai fitur untuk menunjang pengguna dalam memproduksi konten. Jika seseorang yang terkenal melalui media sosial tidak dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengasah dan berkarya, maka kehilangan perhatian publik tinggal menunggu waktu, seperti yang sudah terjadi. Hal ini dikarenakan ketenaran selebritas bukanlah berasal dari sebuah karya, layaknya yang dilakukan oleh para aktris atau aktor, melainkan karena aktivitasnya di media sosial.