Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ahli Gizi dan Pelayanan Kesehatan: Mengubah Nutrisi Menjadi Pemulihan
8 Desember 2024 19:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Nur Laili Cakraamiluhur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Nur Laili, Mahasiswa Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
ADVERTISEMENT
Di balik setiap piring makanan pasien di rumah sakit, ada ahli gizi yang bekerja untuk menyiapkan makanan sesuai nutrisi yang diperlukan agar membantu proses penyembuhan. Peran ahli gizi sering kali berada di balik layar, namun kontribusinya sangat penting dalam menunjang keberhasilan perawatan medis.
Selama melakukan pengamatan di salah satu rumah sakit di Kota Surabaya, saya menyaksikan langsung bagaimana ahli gizi menjadi bagian dalam tim tenaga kesehatan. Mereka tidak hanya merancang menu makanan, tetapi juga terlibat dalam pengambilan keputusan medis, terutama untuk pasien dengan kebutuhan nutrisi khusus seperti penderita diabetes, gagal ginjal, atau pasien pasca-operasi.
Ahli gizi memiliki peran penting dalam penyusunan makanan pasien. Mereka bahkan memperhatikan perhitungan nutrisi yang dibutuhkan setiap pasien. Berdasarkan pengamatan saya di salah satu rumah sakit di Kota Surabaya, makanan yang disiapkan untuk setiap pasien berbeda-beda. Hal tersebut ditentukan oleh berbagai faktor, seperti jenis penyakit yang diderita, alergi, dan lain-lain. Sebagai contoh, ketika saya mengamati seorang ahli gizi yang sedang menimbang berat susu bubuk, terlihat banyak sekali jenis susu bubuk yang pemberiannya disesuaikan dengan kondisi pasien.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek yang menarik perhatian saya adalah terapi nutrisi yang diterapkan untuk pasien. Sebagai contoh pasien yang tidak dapat makan secara normal seperti saat sedang tidak sadar atau dalam keadaan tertentu sehingga membutuhkan makanan pengganti dengan nutrisi enteral atau parental. Di sini ahli gizi berperan penting dalam menentukan formula nutrisi yang sesuai untuk mendukung pemulihan.
Namun, pekerjaan ini tidaklah mudah. Ahli gizi menghadapi berbagai tantangan seperti pasien yang enggan menghabiskan makanan yang telah disiapkan. Saya sempat berbicara dengan salah satu ahli gizi yang bercerita tentang pentingnya pendekatan komunikasi yang baik. Mereka harus mampu meyakinkan pasien dan keluarga bahwa pilihan makanan yang diberikan tidak hanya soal rasa, tetapi juga kebutuhan nutrisi bagi tubuh untuk sembuh.
ADVERTISEMENT
Melalui pengamatan ini, saya semakin yakin bahwa ahli gizi bukan sekadar pemberi rekomendasi makanan. Mereka adalah bagian dari solusi besar dalam pelayanan kesehatan, mengubah nutrisi menjadi salah satu alat penyembuhan yang paling efektif.
Sebagai mahasiswa gizi, pengalaman ini memberikan inspirasi untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan agar kelak dapat memberikan kontribusi yang lebih besar. Melalui tulisan ini, saya berharap pembaca, terutama mereka yang memiliki ketertarikan pada dunia kesehatan dapat melihat pentingnya peran ahli gizi dalam sistem pelayanan kesehatan. Pada akhirnya, kesehatan tidak hanya soal obat, tetapi juga nutrisi yang menyembuhkan.