Konten dari Pengguna

Mengatasi Rasa Cemas pada Era New Normal

Nur Afiva
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11 November 2021 12:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Afiva tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
kecemasan yang dihadapi seseorang (gambar: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
kecemasan yang dihadapi seseorang (gambar: pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 di Indonesia yang saat ini telah mengalami penurunan kasus secara drastis merupakan tanda-tanda situasi negara kita mulai kembali normal.
ADVERTISEMENT
Peralihan era pandemi ke era new normal adalah keadaan yang berpeluang besar untuk membuat kita menjadi cemas, seperti cemas karena takut akan Virus Corona yang masih ada dan belum sepenuhnya hilang di sekitar kita, cemas akan aktivitas yang awalnya online menjadi offline, cemas akan persiapan apa saja yang harus disiapkan untuk menghadapi new normal, dan lain-lain yang membuat kita cemas dalam menghadapi era new normal. Kecemasan dikatakan sebagai sebuah gangguan apabila telah mengganggu kegiatan sehari-hari kita. Untuk itu, perlu kita ketahui cara mengatasi rasa cemas dalam menghadapi era new normal sebagai berikut:

1. Mengetahui gejala-gejala dari kecemasan

Gejala-gejala dari kecemasan terdiri dari gejala fisik meliputi pusing, sakit kepala, jantung berdebar-debar, berkeringat, kesulitan bernapas, mual, sakit perut, jari-jari menjadi dingin, badan gemetar, dan sebagainya. Kemudian, gejala perilaku meliputi rasa waspada berlebihan yang memandang sesuatu sebagai ancaman, ketergantungan kepada individu, menarik diri dari interaksi, masalah dan situasi. Selanjutnya, gejala terakhir yaitu gejala kognitif meliputi khawatir tentang sesuatu, takut tidak mampu menyelesaikan masalah, sulit fokus, mengalami kesulitan tidur, merasa terancam dan sebagainya. Itulah gejala-gejala yang terjadi apabila seseorang mengalami gangguan kecemasan, sehingga apabila terjadi salah satu gejala tersebut kita bisa mengetahui dan mencari cara untuk mengatasi gangguan kecemasan tersebut.
ADVERTISEMENT

2. Mengetahui penyebab dari kecemasan

Penyebab dari kecemasan pada era pandemi dan new normal harus kita ketahui karena dari penyebab tersebut kita bisa digunakan sebagai acuan untuk mengatasi kecemasan pada diri kita. Penyebab dari kecemasan pada era pandemi biasa terjadi karena adanya berita hoaks tentang COVID-19 yang membuat ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan, kecemasan yang timbul dari adanya kegiatan karantina, isolasi, pembatasan sosial yang membuat seseorang merasa terasingkan. Kemudian kecemasan juga timbul dari adanya tuntutan untuk terus beradaptasi seperti pendidikan yang awalnya pembelajaran secara tatap muka dan bebas. Namun, setelah pandemi muncul pembelajaran mengalami perubahan sistem dengan melakukan pembelajaran daring di rumah dan sekarang kondisi COVID-19 sudah membaik, sistem pendidikan mulai melakukan kembali pembelajaran secara daring dan ada juga yang tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tuntutan untuk terus beradaptasi tersebut memicu munculnya kecemasan pada diri kita yang harus kita perhatikan agar bisa mengatasi kecemasan tersebut.
ADVERTISEMENT

3. Mengatasi dan mencegah kecemasan dengan efektif

Berdasarkan dua tahap yang sudah dijelaskan di atas, kita bisa menggunakan hal-hal tersebut untuk mengatasi dan mencegah kecemasan dengan cara efektif. Ada beberapa cara mengatasi dan mencegah kecemasan sebagai berikut:
Jauhkan diri dari sumber kecemasan, yaitu dengan menemukan penyebab dan sumber kecemasan seperti cara yang dijelaskan di atas. Kemudian, jika penyebabnya karena berbagai hal yang ada di sosial media, maka hal yang harus kita lakukan adalah rehat sejenak dan abaikan isu-isu negatif serta fokus pada realita. Namun jika penyebabnya karena adanya perubahan atau situasi yang tidak disukai, maka yakinlah bahwa semua itu akan terlewati dan menjadikan diri lebih baik lagi.
Fokus pada hal positif, yaitu dengan melakukan hal-hal yang kita suka seperti hobi kita, melakukan dan menerapkan pola hidup yang lebih sehat dengan mengatur jam tidur, makanan, dan olahraga, serta melakukan aktivitas yang positif dan bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Bersosialisasi dan berinteraksi, yaitu dengan cara kita bersosialisasi dan berinteraksi dengan satu orang yang benar-benar dipercaya dan mampu memberikan rasa nyaman sehingga kita bisa berbagi cerita atau masalah kita. Kita juga bisa bersosialisasi dan berinteraksi dengan beberapa orang yang mampu memberikan semangat serta motivasi bersama-sama.
Kontrol diri, yaitu dengan cara melakukan relaksasi diri seperti yoga, meditasi dan meningkatkan ibadah, menulis semua hal yang sedang dipikirkan dan dirasakan, bentengi diri dari berbagai hal yang negatif, serta teguh pada pendirian dan yakin pada diri sendiri.
Meminta bantuan, yaitu ketika kita sudah tidak mampu lagi mengendalikan kecemasan yang dampaknya bisa timbul rasa keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri, hal tersebut harus kita perhatikan dan segera minta bantuan kepada tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater. Tenaga ahli akan membantu melakukan diagnosis serta memberikan treatment yang tepat dan sesuai.
ADVERTISEMENT
Apabila ada seseorang teman atau keluarga yang meminta bantuan kepada kita, hal yang harus kita lakukan yaitu memberikan dukungan positif tanpa perlu menghakimi, dan menyarankan untuk melakukan konsul dengan tenaga ahli seperti psikolog dan psikiater.
Itulah beberapa cara mengatasi dan mencegah kecemasan pada era peralihan pandemi ke era new normal semoga apa yang disampaikan di atas bisa bermanfaat bagi kita semua, tetap patuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5M, dan melakukan vaksin.
Sumber: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5)