Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
BBM Naik: Jeritan Rakyat Semakin Keras
26 September 2022 10:52 WIB
Tulisan dari Isma Nuriya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah resmi menaikkan harga BBM subsidi yaitu Pertalite, Pertamax, dan solar bersubsidi. Rinciannya yaitu pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, solar bersubsidi dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi 14.500 per liter. Kenaikan ini diumumkan pada tanggal 3 September 2022. Sebelum adanya kenaikan harga BBM, telah bermunculan banyak informasi mengenai anggaran subsidi yang semakin membengkak mencapai 500 triliun lebih. Harga BBM yang naik ini menyebabkan rakyat semakin menjerit keras. Pemerintah mengatakan bahwa mereka berada dalam kondisi yang sulit untuk mengatasi kondisi tersebut. Anggaran subsidi yang telah mencapai ratusan triliun masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pemerintah berada dalam dua pilihan sulit, yaitu menambah jumlah anggaran subsidi dengan membebani APBN atau menaikkan harga BBM agar APBN tetap stabil. Dalam pilihan pertama, apabila pemerintah menambah jumlah anggaran subsidi dengan membebani APBN, tentu akan menyebabkan pembangunan infrastruktur nasional terganggu. Sedangkan apabila menaikkan harga BBM, tentu akan diikuti oleh kenaikan harga bahan-bahan pokok dan harga barang lainnya. Korban dari kebijakan ini adalah rakyat. Kenaikan harga-harga akan menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Kenaikan harga BBM setelah pandemi covid-19 ini kurang tepat.
Di saat masyarakat masih berjuang untuk menata kembali perekonomiannya, pemerintah justru menaikkan harga BBM yang tentunya akan berdampak kepada ekonomi masyarakat. Kebijakan menaikkan harga BBM mendapat banyak kecaman dan respon dari berbagai kalangan masyarakat. Banyak yang berpendapat mengapa pembangunan IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara terus berjalan sedangkan BBM justru dinaikkan. Seharusnya kepentingan rakyat menjadi yang utama, tetapi mengapa justru pembangunan ibukota yang sebagian kalangan menyebut kurang mendesak justru terus dilaksanakan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dilansir dari CNBC Indonesia diketahui bahwa harga minyak dunia jatuh bahkan turun sampai 5% lebih. Pada hari Kamis (8/9/2022) harga minyak jenis brent sebesar US$ 87,78 per barel. Turun sebesar 5,43% dibandingkan ketika penutupan perdagangan sebelumnya. Untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate berada pada harga US$ 82,08 per barel. Turun sebesar 5,43%.
Minyak dunia mengalami penurunan harga sampai 5%, tetapi mengapa harga BBM di Indonesia justru mengalami kenaikan yang cukup besar? Berbagai spekulasi bermunculan di masyarakat. Berbagai tudingan diarahkan kepada pemerintah. Salah satunya yaitu mengatakan bahwa kenaikan harga BBM disebabkan karena pemerintah kekurangan dana dalam pembangunan IKN sehingga anggaran dari kenaikan BBM akan digunakan untuk IKN, dan masih banyak lagi spekulasi-spekulasi yang berkembang. Akibat dari kenaikan harga BBM yang cukup tinggi menyebabkan terjadi demo-demo yang dilakukan oleh mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia. Namun, belum muncul respon pemerintah mengenai jeritan rakyat yang semakin kuat akibat kebijakan mereka.
ADVERTISEMENT
Mengapa permasalahan bahan bakar minyak ini tidak ada habisnya? Beberapa waktu lalu pemerintah melakukan uji coba kebijakan bahwa kendaraan roda empat harus mendaftar menggunakan aplikasi My Pertamina untuk membeli BBM jenis pertalite. Belum ada penjelasan dari pemerintah bagaimana hasil uji coba yang dilakukan di lima provinsi tersebut. Pada saat sebelum uji coba dilaksanakan disebutkan bahwa kebijakan penggunaan aplikasi My Pertamina bertujuan untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi oleh orang-orang kaya dan agar lebih tepat sasaran. Tetapi sekarang harga BBM justru naik dan tentunya semakin membebani masyarakat kalangan menengah ke bawah. Harapannya pemerintah dapat melakukan analisis dan kajian kembali mengenai kenaikan harga BBM, agar dapat menghasilkan solusi terbaik yang tidak semakin menyengsarakan rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT