Konten dari Pengguna

Bagaimana Alam dapat Berpengaruh pada Tumbuh Kembang Anak

Octaviani Andaresta
Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya
16 Oktober 2024 20:21 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Octaviani Andaresta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi alam dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak, Foto : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alam dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak, Foto : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat ini anak-anak sangat sering berinteraksi dengan berbagai alat elektronik seperti televisi, komputer, ponsel pintar, dan tablet dibandingkan dengan alam, salah satu alasannya adalah bahwa alam di beberapa tempat seperti perkotaan sudah tidak layak dan tidak baik untuk tumbuh kembang anak, namun berbeda dengan beberapa wilayah seperti pedesaan yang lingkungannya masih layak untuk tumbuh kembang anak-anak. Selain alasan di atas meningkatnya urbanisasi telah mengurangi kesempatan anak-anak untuk bermain di luar ruangan yang aman, banyak orang tua yang melarang anak-anak pergi ke luar rumah untuk melindungi mereka dari ancaman lalu lintas atau bahaya orang asing (Veitch et al., 2010).
ADVERTISEMENT
Sebuah survei besar di Inggris menunjukkan bahwa kurang dari 10% anak-anak yang diwawancarai menghabiskan waktu mereka bermain di alam terbuka, seperti di hutan atau pedesaan, dibandingkan dengan 40% dari orang tua dan kakek-nenek mereka ketika mereka masih muda (Natural England, 2009). Perbedaan yang mencolok ini mencerminkan adanya perubahan gaya hidup modern, di mana anak-anak semakin jarang terpapar lingkungan alami. Hal ini menimbulkan kekhawatiran yang semakin besar bahwa putusnya antara anak-anak dan alam dapat memiliki dampak negatif terhadap perkembangan, kesehatan, dan kesejahteraan mereka. Berkurangnya waktu di alam dapat mempengaruhi kemampuan anak-anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar secara langsung, yang penting untuk perkembangan fisik dan kognitif mereka, serta mengurangi kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan manfaat emosional dari kontak dengan alam (Steg & Groot, 2019).
ADVERTISEMENT
Pengalaman anak-anak dengan alam merupakan momen yang langka dan mendalam, yang menonjol dari kejadian sehari-hari, dan berperan penting dalam aktualisasi diri, seperti yang dijelaskan oleh (Maslow, 1970). Anak-anak dan remaja juga dapat mengalami pengalaman puncak ini, seperti menikmati sinar matahari atau menjelajahi hutan. Pengalaman hidup yang signifikan adalah pengalaman mendalam yang sering mengandung unsur kecemasan dan bisa mengubah pandangan hidup seseorang. Tingkat tantangan yang tepat, yang tidak terlalu mudah atau sulit, diperlukan agar pengalaman ini bisa menjadi bermakna (Steg & Groot, 2019).
Lalu bagaimana alam dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak?
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, seperti polusi yang buruk, kebisingan, dan kemacetan. Polusi udara telah menjadi masalah lingkungan yang serius dengan dampak yang sangat luas, memengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial dan keamanan. Di bidang kesehatan, dampak polusi udara tidak terbatas hanya pada gangguan pernapasan, tetapi juga meluas ke masalah kardiovaskular, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan meningkatkan risiko terjadinya kanker khusunya hal ini dapat sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Dampak polusi ini begitu mendalam sehingga tidak dapat diabaikan dalam perencanaan kesehatan masyarakat maupun kebijakan pertahanan. Mengabaikan faktor polusi udara dalam strategi pertahanan dan perencanaan jangka panjang dapat membawa konsekuensi yang berbahaya, karena masalah ini tidak hanya mengancam kesehatan individu tetapi juga stabilitas sosial secara keseluruhan (Anandari et al., 2024).
ADVERTISEMENT
Paparan kebisingan dapat memicu stres berkepanjangan dan berdampak buruk pada kesehatan, terutama dengan meningkatkan tekanan darah baik pada orang dewasa maupun anak-anak (Steg & Groot, 2019). Kondisi ini dapat memperburuk kesehatan jantung, yang terlihat dari meningkatnya penggunaan obat-obatan kardiovaskular, serta risiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung dan stroke (Münzel et al., 2014). Anak-anak yang bersekolah di dekat area bandara menjadi kelompok yang rentan terhadap dampak kebisingan ini. Penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki kadar noradrenalin hormon yang berkaitan dengan stres serta hormon stres lainnya yang lebih tinggi, ditambah dengan tekanan darah istirahat yang terus meningkat seiring waktu. Sebaliknya, anak-anak yang tinggal di lingkungan yang lebih tenang cenderung memiliki tekanan darah yang lebih stabil dan kadar hormon stres yang lebih rendah, yang menunjukkan bahwa lingkungan berperan penting dalam menjaga keseimbangan fisik dan mental anak-anak.
ADVERTISEMENT
Kemacetan lalu lintas tidak hanya mempengaruhi orang dewasa, tetapi juga memiliki konsekuensi serius bagi perkembangan anak. Paparan yang berkepanjangan terhadap kebisingan kendaraan dan polusi udara akibat kemacetan dapat mengganggu pertumbuhan kognitif anak, termasuk kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dan mengingat informasi. Selain itu, stres yang dialami orang tua akibat kemacetan bisa menciptakan suasana rumah yang tidak mendukung, berpotensi berdampak negatif pada kesehatan emosional dan perilaku anak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan tingkat kebisingan tinggi sering mengalami masalah tidur, kesulitan dalam belajar, serta perilaku yang kurang baik. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan solusi dalam mengatasi kemacetan agar tidak hanya meningkatkan kenyamanan orang dewasa, tetapi juga melindungi dan mendukung perkembangan anak-anak (Stansfeld, 2003).
ADVERTISEMENT
Interaksi anak-anak dengan lingkungan alam sangat penting bagi tumbuh kembang mereka. Sayangnya, peningkatan urbanisasi dan ketidakamanan lingkungan telah mengurangi kesempatan anak-anak untuk berinteraksi dengan alam. Di daerah perkotaan, banyak anak yang lebih sering terpapar perangkat elektronik daripada menghabiskan waktu di luar ruangan. Hal ini tidak hanya membatasi pengalaman mereka dengan alam, tetapi juga dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik, kognitif, dan emosional mereka. Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di alam memiliki manfaat signifikan, termasuk peningkatan konsentrasi, kesehatan mental yang lebih baik, dan kemampuan eksplorasi yang lebih baik.
Lebih jauh lagi, faktor-faktor seperti polusi udara, kebisingan, dan kemacetan lalu lintas berkontribusi pada masalah kesehatan yang serius bagi anak-anak. Paparan berkepanjangan terhadap kondisi ini dapat merusak perkembangan kognitif dan emosional mereka, serta menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi pertumbuhan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah anak dengan mempromosikan akses ke alam, mengurangi polusi, dan merancang kebijakan yang mendukung kesehatan anak. Dengan demikian, kita dapat membantu memastikan bahwa generasi mendatang dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dalam lingkungan yang sehat dan aman.
ADVERTISEMENT