Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ibu, sang Pahlawan Kehidupan Sepanjang Zaman
19 Desember 2021 22:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap yang hidup pasti akan merasakan mati. Tak ada yang abadi. Begitu pula saya yang telah lama ditinggal ibu sebelum saya menikah. Tinggal seorang ayah saja seorang—orang tua biologis saya. Saya pikir setiap orang mempunyai kenangan terindah bersama ibunya. Bahkan boleh dikatakan, ibu adalah pahlawan kehidupan sepanjang zaman.
ADVERTISEMENT
Bagi saya pribadi, ibu saya adalah sosok yang turut berjibaku membantu ekonomi keluarga dengan usaha cateringnya. Masih terkenang dalam ingatan, sebelum beduk subuh bergema, beliau sudah bangun. Selepas salat subuh dilanjutkan dengan pergi berbelanja, masak hingga menyiapkan pesanan langganan cateringnya. Saat saya pulang akhir pekan kuliah dan liburan selalu saya habiskan membantu ibu, walau hanya mengantarkan catering. Selain memang sudah kewajiban seorang anak, saya juga terinspirasi dari kisah-kisah sahabat Nabi yang berbakti pada ibunya. Meski belum ada apa-apanya tinimbang para sahabat nabi di zamannya.
Sesungguhnya banyak sahabat nabi yang dikenal sebagai anak saleh yang berbakti kepada ibunya. Salah satunya adalah Uwais Al Qarni. Beliau adalah sahabat nabi yang dikenal di akhirat meski tak terkenal di dunia. Begitulah sebutan Uwais yang disematkan karena baktinya kepada sang ibu selama hayat dikandung badan.
ADVERTISEMENT
Yang membuat sang Uwais Al Qarny masyhur adalah sebab ia menggendong sang ibu menunaikan ibadah haji. Bayangkan Uwais menggendong ibunya dari negeri Yaman hingga Mekah Al Mukaramah. Luar biasa, bukan? Tak heran Uwais sangat dikenal akan kisah baiknya terhadap ibu. Sungguh panutan.
Tak hanya Uwais Al Qarny, ada juga sahabat Salman Al Farisi yang menggendong sang ibu menunaikan ibadah haji. Kisahnya ketika sahabat nabi bertanya pada Rasulullah SAW. “Ya Rasulullah adakah orang yang paling Allah SWT sayang selain dirimu?” Salman al Farisi,” jawab Nabi SAW. Semua karena bakti Salman pada ibunya.
Kisah lainnya di zaman Rasulullah SAW tentang sisi lain seorang anak yang menyakiti hati sang ibu. Nama sang anak adalah Alqomah. Sebelum menikah Alqomah adalah anak baik dan saleh. Sifatnya berubah saat sudah menikah. Alqomah lebih perhatian kepada istrinya sampai menyakiti hati sang ibu. Ibu Alqomah kecewa pada sang anak. Akibatnya apa? Saat Alqomah dalam keadaan sakaratul maut, begitu susah Alqomah melepaskan nyawa. Akhirnya disampaikanlah berita ini kepada Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Dengan cerdik, Rasulullah SAW meminta Bilal bin Rab’ah seolah akan membakar Alqomah. Ibunda Alqomah pun tak sampai hati anaknya dibakar. Sang ibu pun memaafkan Alqomah dan akhirnya wafat juga Alqomah dengan tenang diantar maaf sang ibu bersamanya. Sungguh ridha Allah tergantung ridha orang tua.
Jadi baik-baiklah pada orang tua khususnya ibu kandung kita. Rawatlah baik-baik hingga menemaninya saat menutup mata sampai menyolatkannya. Itulah bakti seorang anak saleh kepada pahlawan kehidupan yang kasihnya sepanjang zaman. Selamat Hari Ibu.
***
Suzan Lesmana – Pranata Humas BRIN