Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Martabak HAR, Berkuah Kari Kental Bikin Kenyang Maksimal
21 April 2022 23:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selain dua jenis martabak yang umum diketahui banyak orang, yakni martabak manis dan martabak telur, tahukah Saudara bahwa ada jenis martabak yang tak kalah dahsyat kelezatannya dengan kuah kari kental dan bikin kenyang maksimal. Martabak HAR namanya, kuliner khas kota kelahiran saya, Palembang--selain pempek tentunya.
ADVERTISEMENT
***
Saat Ramadan tiba, menahan nafsu makan dan minum itu sudah biasa. Tapi tidak demikian halnya dalam menahan nafsu mata terhadap ragam kuliner. Coba saja jalan-jalan sore jelang Maghrib ke pusat jajanan lokal, berbagai kuliner tumplek bagaikan surga kuliner Nusantara. Semuanya melambai-lambai seolah-olah minta dibeli.
Kalau kalian golongan yang tak kuat godaan, maka bisa-bisa porsi makan buka puasa bakalan dijamak takhir alias diborong semua. Nah, ada salah satu kuliner yang ikut menghiasi Ramadan dan ikut menggoda mata adalah martabak.
Martabak yang dijual pedagang pada umumnya adalah martabak manis dan martabak telur. Selain mengenyangkan, harganya masih ekonomis bagi para pekerja korporat, dan mudah didapatkan di sepanjang jalan saat pulang kerja. Harga yang dipatok masih dibawah sekitar 25 ribuan untuk martabak yang dijual dengan gerobak.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya sejauh yang saya ketahui, varian martabak itu banyak sekali selain martabak manis dan martabak telur seperti yang kita ketahui selama ini. Sebut saja martabak India, martabak kubang Mesir, atau martabak Aceh. Namun, memang yang paling gampang didapatkan ya, dua jenis itu, martabak manis dengan berbagai topping dan tentu saja martabak telur, baik telur ayam maupun telur bebek.
Bosankah? Saya pikir sebagai pemburu kuliner sejati kalian akan bilang bosan. Meski bosan, sesungguhnya martabak adalah tentengan pelancar sesi ngapel masa pacaran para pejuang cinta. Biasanya, sih, martabak telur. Hayo, ngaku deh, hehehe.
***
Nah, sesungguhnya ada varian jenis martabak lainnya yang rasanya tak kalah dari martabak telur dan sudah pasti mengenyangkan dengan kuah kari kentalnya, yakni martabak HAR. HAR merupakan singkatan pemilik toko martabaknya, yakni Haji Abdul Razak.
ADVERTISEMENT
Ya, nama toko martabaknya memang bernama Toko Kopi HAR yang telah berdiri sejak 7 Juli 1947 di depan Masjid Agung, Jalan Jendral Sudirman, Palembang, Sumatera Selatan.
Sesungguhnya martabak HAR dan martabak telur sama-sama dicampur telur ayam atau bebek dalam adonan terigunya. Namun martabak HAR tanpa menggunakan cincangan daging, bawang bombay, daun bawang, dan lain-lainnya. Adonan kulit martabak hanya terdiri dari terigu, minyak, telur dan garam, yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi tipis dan lebar untuk dijadikan kulit martabak.
Satu hal yang bikin istimewa adalah martabak HAR dihidangkan bersama siraman kuah kari kental karena kandungan kentang yang tercampur dalam kuahnya plus irisan daging dan topping berupa siraman cuka hitam asam dengan irisan cabai rawit. Inilah yang membuat martabak HAR berbeda dibandingkan martabak telur biasa. Tanpa cuka hitam asam berhias irisan cabai rawit, maka nikmatnya martabak HAR menjadi tak sempurna.
Bagi kalian yang berdomisili di Jakarta, martabak HAR dapat dibeli di daerah Gajah Mada, Hayam Wuruk, Radio Dalam, Kebayoran Baru, dan Roxy (Jl.Biak). Saya sendiri masih sering mengunjungi kios martabak HAR di daerah Gajah Mada, Jakarta Pusat, dekat kontrakan saya dahulu.
ADVERTISEMENT
Kalau di Kabupaten Bogor, secara reguler saya menyantap martabak HAR ini dari tetangga saya seorang Syarifah asli Palembang bernasab Assegaf. Meski ia nggak berdagang khusus, namun jika sedang ada pesanan besar biasanya ia menghubungi istri saya. “Aku lagi bikin martabak, nih. Mau pesan, dak?”tanyanya. Begitu biasanya saya masih setia menyantap si Martabak HAR ini.
Selama Ramadhan 1443 ini, sudah tiga kali kami menerima tawarannya, setiap pesanan masing-masing antara 10-12 porsi. Total sudah 34 porsi martabak HAR. Dengan harga Rp. 17.500,- per porsi sangat setimpal dengan kenikmatan yang didapat.
Pendeknya, kalau sudah menyantap martabak HAR, nasi sudah tak ditoleh lagi. Bukannya tak mau, tapi sudah tak kuat lagi mengunyahnya, hehehe. Kadang sahur pun disantap ulang.
Ya, itulah martabak HAR, kuliner khas Palembang selain pempek yang patut dijadikan pilihan alternatif kuliner Ramadhan. Kalau di daerah kalian bagaimana? Sudah adakah yang menjual martabak HAR?
ADVERTISEMENT
Jika belum ada, apa salahnya coba-coba bikin sendiri. Lumayan, kalau mau diseriusin. Tak banyak juga orang yang menjualnya. Padahal bahan-bahanya tak sulit diperoleh. Sudah pasti akan banyak calon pembeli potensial, apalagi pemburu kuliner yang senantiasa mencari kuliner-kuliner tak biasa seperti martabak HAR ini.
Bagaimana? Tertarik? Saran saya, dicoba dulu keluarga di rumah sebagai penguji jujur lezat tidaknya hasil masakan Saudara. Jangan buru-buru digelar dan pasang iklan, ya. Promosikan ke tetangga terdekat dan kolega. Ajak makan ke rumah sekaligus silaturahmi. Selamat mencoba dan selamat berbuka puasa.