Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menilik 2 Museum di Cibinong yang Patut Dikunjungi
9 Juni 2022 10:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang Saudara lakukan jika akhir pekan tiba atau hari libur? Sudah pasti jawaban bervariasi tergantung kebutuhan. Ada yang ke rumah orang tua, ada yang menjawab liburan ke tempat wisata atau ke mall-mall besar, dan ada pula yang pergi berziarah ke makam ulama-ulama Indonesia. Jika ada yang menjawab pergi ke museum, biasanya sangat jarang. Bisa jadi visual museum seperti tempat bersejarah berwujud gedung tua dan kuno serta bikin bosan dibanding jalan-jalan ke mall misalnya yang menawarkan rupa-rupa kenikmatan hidup.
ADVERTISEMENT
Kalau dulu, saya pergi ke museum karena merupakan bagian rangkaian study tour sekolah, tak diniatin khusus berkunjung bersama orang tua. Padahal kalau dipikir-pikir mengunjungi tempat bersejarah seperti museum bisa menjadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan untuk mengenang masa lalu ketika semua hal harus melalui rangkaian proses fisik yang menyita waktu dan tenaga luar biasa--tak instan seperti zaman sekarang.
Dan kalau dikaitkan dengan PP No. 66 Tahun 2015, museum memang lembaga yang berfungsi menjaga dan melindungi bukti-bukti masa lalu tersebut dengan mengembangkan dan memanfaatkan koleksi-koleksinya baik terkait manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda masa lalu dengan mengomunikasikannya kepada masyarakat luas.
Di Indonesia tercinta ini, sesungguhnya banyak sekali museum. 2 diantaranya ada di Cibinong, Kabupaten Bogor--daerah di mana saya tinggal. Yuks kita tilik.
ADVERTISEMENT
#1 Museum Zoologicum Bogoriense (MZB)
Kita mulai dari museum yang menjadi pusat depositori nasional kekayaan fauna dari seluruh Indonesia. Namanya Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) yang berada di Kompleks Cibinong Science Center (CSC) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Cibinong.
Menurut pengelola koleksi MZB, Nova Mujiono, hingga kini MZB memiliki banyak spesimen yang terdiri dari 2.644.839 serangga, 42.617 mamalia, 37.429 burung (aves), 32.648 amfibi, 26.268 ikan, 24.819 moluska, 22.441 reptilia, 12.001 ektoparasit, 5.617 krustasea, 2.673 collembola, 1.319 endoparasit acari, 658 diplopoda, dan 144 chilopoda.
MZB telah ada sejak lama, dirintis oleh ahli zoologi pertanian berkebangsaan Jerman J.C Koningsberger pada tahun 1894 yang saat itu bertugas mengoleksi dan meneliti serangga pada tanaman pertanian di Kebun Raya Bogor. Dan memang koleksi MZB yang dipamerkan untuk umum berada di museum pameran di dalam area Kebun Raya Bogor, di Jl. Ir. Haji Djuanda No. 9 Bogor.
ADVERTISEMENT
#2 Museum Keris
Di Cibinong juga ada museum keris. Begini muasalnya. Syahdan di Cibinong pernah ada kerajaan Muara Beres. Nama rajanya Pangeran Surawisesa atau Pangeran Sanghyang yang merupakan anak dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, Raja Kerajaan Padjadjaran.
Nah di daerah Muara Beres ini, tepatnya di Gang Kaum I No. 41, Karadenan, terdapat museum keris--koleksi yang disebut warisan para keturunan kerajaan Muara Beres. Tak hanya berbagai jenis dan bentuk keris saja yang dikoleksi tapi juga macam-macam golok, keris, tombak, busur panah, dan senjata khas kerajaan Padjadjaran, yakni kujang. Semoga tetap awet dan jadi bahan kajian khususnya pelajaran sejarah dan penyebaran agama Islam.
Museum keris ini terletak di lantai atas Masjid Al Atiqiyah yang berdiri kokoh di sana dan telah ada sejak 1667. Tentunya sudah ada proses renovasi di sana-sini bangunan masjid.
Jika berkeinginan masuk ke dalam museum, tidak ada tiket khusus. Tapi Saudara harus menemui marbot masjid. Saat saya berkunjung ke sana tahun 2020 lalu bersama anak, saya diantar sang marbot Masjid Al Atiqiyah, Bahri namanya. Nantinya si marbot yang akan mengantar Saudara masuk ke museum karena kunci museum ia yang pegang.
ADVERTISEMENT
Selain berkunjung ke museum, sempatkan berziarah ke makam Raden Syafei dan Ratu Enok yang berada di belakang masjid. Ratu Enok adalah istri dari Raden Syafei, sang pendiri masjid, sekaligus cucu dari Pangeran Sanghyang dari Raden Nasib, anak lelakinya.
Itulah 2 museum di Cibinong yang patut dikunjungi sebagai alternatif mengisi akhir pekan. Sekali-sekalilah, sebagai variasi tak hanya ke tempat wisata atau mall-mall saja.
Kalau kata seorang esais nasional terkenal Iqbal Aji Daryono, setiap beliau jalan-jalan ke tempat yang jauh, ada dua jenis lokasi yang biasanya belio kejar: pasar dan museum. Kalau di pasar kita akan disuguhi pameran sosiologis-antropologis mutakhir dari sebuah masyarakat. Sedangkan di museum, kita dapat melihat masyarakat itu dalam gambar besarnya, pada bentangan waktu yang panjang. Itu.
ADVERTISEMENT
Gimana-gimana? Menarik, 'kan ke museum. Gasss kuy ~
***
Suzan Lesmana, Pranata Humas BRIN