Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran ACT melalui Humanitarian Diplomacy untuk Indonesia dan Palestina
8 Desember 2021 12:27 WIB
Tulisan dari Fahed Syauqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ACT atau biasa kita kenal dengan Aksi Cepat Tanggap merupakan salah satu wadah kemanusiaan untuk dapat saling merasakan satu sama lain terkait isu kemanusiaan yang terus menggerus zaman. ACT memiliki tujuan agar manusia dapat saling berbagi rasa tatkala mata tak dapat saling memandang, telinga tak lagi dapat mendengar dan hati tertutup kabut tebal. Apa yang dapat kita lakukan? Tentu saja, doa dan ikhtiar yang tiada henti.
ACT resmi diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan pada tanggal 21 April 2005. Dalam kiprahnya, Act mencoba untuk bekerjasama dengan masyarakat, perusahaan dan para penggerak isu kemanusiaan lainnya. Selain itu, Act mengubah dirinya menjadi sebuah lembaga kemanusiaan global dengan jangkauan aktivitas yang lebih luas. Pada skala lokal, Act mengembangkan jejaring ke semua provinsi baik dalam bentuk jaringan relawan dalam wadah MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) maupun dalam bentuk jaringan kantor cabang sejak tahun 2012. Jangkauan aktivitas program sekarang sudah sampai ke 30 provinsi dan 100 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada skala global, Act mengembangkan jejaring dalam bentuk representative person sampai menyiapkan kantor Act di luar negeri. Jangkauan aktivitas program global sudah sampai ke 22 negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Indochina, Timur Tengah, Afrika, Indochina dan Eropa Timur. Ketika berbicara tentang act, maka banyak orang yang sudah mengenali aksi tersebut. Hal ini berkaitan dengan bagaimana aksi dan program act yang dapat menggali akar rumput masyarakat indonesia untuk dapat ikut terlibat dalam pengentasan isu kemanusiaan. Act memiliki nama yang mudah untuk diingat yakni Aksi Cepat Tanggap, hal tersebut berkaitan dengan "branding" kolaborasi kemanusiaan.(Dinnie, 2008)
Dalam prakteknya, Humanitarian diplomacy membutuhkan strategi untuk mempengaruhi masyarakat luas. Dalam pengertiannya, Humanitarian diplomacy is persuading decision makers and opinion leaders to act, at all times, in the interests of vulnerable people, and full respect for fundamental humanitarian principles. Dalam hal ini, Diplomasi kemanusiaan menitikberatkan terhadap fundamental humanitarian principles. Prinsip kemanusiaan yang digaungkan oleh act mampu menggerakkan masyarakat luas untuk turut andil dalam penanggulangan bencana seperti halnya donasi untuk isu kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Diplomasi sangat penting untuk menjaga hubungan atau kerjasama antar negara. Diplomasi merupakan wujud dari komunikasi agar kolaborasi untuk mencapai tujuan saling menguntungkan dapat diwujudkan. (Dinnie, 2008) Diplomasi memiliki banyak sekali jenisnya, ketika kita berbicara tentang kemanusiaan maka hal tersebut termasuk dari bagian diplomasi kemanusiaan atau Humanitarian diplomacy. Apakah peran ACT termasuk dalam humanitarian diplomacy?. Indonesia memiliki hubungan yang sangat baik terhadap palestina dalam mendukung perjuangan Palestina untuk dapat keluar dari pergolakan kemanusiaan bersama Israel. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi menegaskan Indonesia tetap konsisten dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Hal ini diungkapkannya dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI pada Kamis (3/6/2021).
Pemerintah Indonesia dalam mencapai kepentingan nasional melalui humanitarian diplomacy membutuhkan kerja sama antar masyarakat, sehingga kasus Palestina dapat dimaknai dengan baik. Act sebagai penggerak isu kemanusiaan membuat beberapa terobosan dalam membantu rakyat Palestina seperti Indonesia Humanitarian Center atau yang sering disebut dengan IHC. IHC merupakan gagasan baru yang diprakarsai oleh lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap sebagai program jangka panjang untuk merespon krisis kemanusiaan di Gaza, palestina. Dengan tujuan utamanya membantu korban konflik Palestina. Pendirian Indonesia Humanitarian Center ditujukan oleh ACT untuk mengintegrasikan program-program yang telah di buat sebelumnya menjadi satu pusat di IHC. Jadi, IHC merupakan sebuah sentral program bantuan kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap di Palestina. Indonesia Humanitarian Center resmi menjadi pusat bantuan kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap pada awal Maret 2019 di jalur Gaza, Palestina. Sebagai pusat bantuan kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap di Palestina, IHC dikelola oleh mitra ACT di Gaza yang bekerja secara professional dengan memberikan laporan implementasi yang baik dan akuntabilitas yang terkontrol. Tim progfessional pengelola IHC di jalur Gaza, Palestina merupakan orang-orang yang berasal dari korban konflik. Sehingga dalam pelaksanaannya tim tersebut setiap bulannya mendapatkan gai dari Aksi Cepat Tangga. Indonesia Humanitarian Center disetiap bulannya membagikan 1000 paket pangan kepada korban konflik di Gaza.
Krisis kemanusiaan di Palestina menjadi salah satu masalah kemanusiaan besar yang dihadapi warga dunia. Oleh karena itu, pendirian Indonesia Humanitarian Center di Gaza, Palestina ditujukan agar bantuan kemanusiaan ACT lebih dekat dengan korban konflik di Palestina. Indonesia Humanitarian Center merupakan salah satu wujud dari ikhtiar Aksi Cepat Tanggap bersama masyarakat Indonesia untuk merespon krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina. Pendirian Indonesia Humanitarian Center dapat dilihat sebagai terobosan baru program kemanusiaan ACT yang berjangka panjang. Sehingga sangat memungkinkan peran ACT untuk membantu korban konflik di Palestina dalam skala yang lebih besar, strategis dan berkelanjutan. Secara konseptual diplomasi kemanusiaan berbeda dengan diplomasi konvensional. State-centrism atau pandangan terkait diplomasi secara konvensional dimaknai ketika aktor-aktor yang bermain dalam proses diplomasi hanyalah para diplomat resmi. Secara mendasar perbedaan antara diplomasi konvensional dengan diplomasi kemanusiaan terletak pada tujuan yang ingin dicapai. Perbedaan ini dapat kita pahami dengan melihat pada kasus konflik maupun bencana alam. Dalam kasus konflik diplomasi konvensional yang bersifat state centrism bertujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab konflik serta berupaya untuk menyelesaikan konflik. Sedangkan dalam diplomasi kemanusiaan tujuan utamanya adalah membantu para korban konflik. Karena dalam hal ini, para relawan kemanusiaan tidak berpretensi untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai. Jika tujuan utama tersebut bergeser pada upaya penyelesaian konflik yang bukan menjadi wilayah tanggung jawabnya, maka yang muncul adalah politisasi humanitarianisme.
ADVERTISEMENT
Diplomasi Kemanusiaan memiliki esensi yang berbeda dengan diplomasi konvensional. Esensi Diplomasi Kemanusiaan mengacu pada tugas-tugas yang dilakukan oleh relawan kemanusiaan di daerah yang dilanda konflik atau bencana. Para relawan kemanusiaan melakukan diplomasi kemanusiaan dengan cara turun langsung ke lapngan, melakukan aktivitas pendataan terhadap korban, menciptakan program bantuan baik yang berjangka panjang maupun pendek, mengatur suplai bantuan dan lain sebagainya. Berbeda dengan esensi Diplomasi Konvensional yang lebih kepada tugas seorang diplomat yang membawa misi pemerintah yang mereka wakili dan memperjuangkan misi tersebut untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Terdapat beberapa perbedaan cara melakukan diplomasi antara diplomat resmi dengan diplomat kemanusiaan yang dalam hal ini sebagai pelaksana Diplomasi Keamanan. Diplomasi kemanusiaan yang dilaksanakan oleh para diplomat kemanusiaan tidak didorong oleh kepentingan politik melainkan di dorong oleh kepentingan moral. Menurt Hanzel Smit, para aktivis kemanusiaan merupakan seorang "negosiator politik" yang menggunakan metode, prosedur dan instrumen diplomatik. Cara yang digunakan sama namun tujuannya berbeda. Perbedaan tujuan tersebut merupakan esensi paling penting dalam konsep Diplomasi Kemanusiaan. Tanpa melihat aktor yang melakukan aktivitas bantuan kemanusiaan, baik dari pemerintah maupun non-pemerintah sejauh ia dimotivasi oleh tujuan moral maka dapat disebut sebagai Diplomasi Kemanusiaan. Selain memilliki perbedaan antara Diplomat resmi dan Diplomat kemanusiaan keduanya juga memiliki kesamaan yaitu metode yang digunakan dalam melaksanakan tugas sama-sama menggunakan aktivitas diplomatik. Pada diplomat kemanusiaan juga melakukan pengumpulan data dan informasi, menganalisis data dan informasi tersebut, melaporkan informasi dan melakukan negosiasi dengan aktor-aktor terkait untuk kelancaran program-program bantuan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Erupsi Gunung Semeru telah meluluhlantahkan dua kecamatan yang terdiri dari 8 desa di kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kurang lebih terdapat 22 korban meninggal karena terdampak semburan awan panas Gunung Semeru. ACT dengan sigap bekerjasama dengan Indonesia Dermawan dan organisasi masyarakat lainnya untuk menggalang donasi kemanusiaan untuk para korban terdampak Erupsi Gunung Semeru. Diplomasi Kemanusiaan tidak hanya dilakukan dari Palestina ke Indonesia, melainkan juga dapat dilakukan sebaliknya. Diplomasi kemanusiaan yang dilakukan ACT dengan mengirimkan 100 ton bantuan logistik yang bertajuk "Bantuan Kemanusiaan dari Dermawan Tanah Air". Bantuan Kemanusiaan masih terus bergulir hingga situasi membaik. Asas moralitas yang dibangun dari tangan kemanusiaan bersama membawa dampak perubahan dalam menanggulangi bencana kemanusiaan yang terjadi di seluruh negara.
ADVERTISEMENT
Referensi
Arbar, T. F. (2021, Juni 03). Di Depan DPR, Menlu Retno Pastikan Posisi RI Soal Palestina. Diambil kembali dari CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210603172929-4-250426/di-depan-dpr-menlu-retno-pastikan-posisi-ri-soal-palestina
Dinnie, K. (2008). Nation Branding. United Kingdom: British Library.
Glinchey, S. M. (2017). Diplomacy. E-Ir Info, 1.