Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Jasa Cat Duco Kramat Raya, Menepi saat Hujan Hingga Bermain Petak Umpat
7 November 2017 17:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Okky Ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pukul 07.00 WIB, Jl. Kramat Raya sudah mulai disesaki kendaraan dan lalu lalang orang-orang. Di pukul yang sama, tepatnya di Jl. Kramat 6, Erlan (41) tengah bersiap-siap untuk menjajakan jasanya sebagai tukang Cat Duco. Mulai mengenakan topi untuk menghalangi teriknya matahari dan rompi hijau bertuliskan "Bengkel Cat Duco Mobil".
ADVERTISEMENT
"Dari rumah (Bogor) jam setengah 5 beres Subuh. Sampai sini sekitar jam 7," ucap Erlan saat ditemui di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/11).
Erlan bercerita, sebelum menjadi tukang Cat Duco, ia bekerja di salah satu bengkel selama 6 tahun. Dengan alasan yang tak diucapkan, pada tahun 2001, Erlan bersama beberapa temannya mulai menawarkan jasa kepada pengendara yang melintasi Jl.Kramat Raya.
Saat disinggung masalah penghasilan, Erlan menjawab tak tentu. Namun, ia mengatakan, setiap hari ada saja pengendara yang memakai jasanya.
"Tak tentu, kalau lagi rame bisa sampai 500.000. Kalau sepi paling 75.000. Tapi kalau kita ikhtiar pasti ada saja," tambah Erlan.
Di temui di tempat terpisah, Kimung (55) mengatakan, kelebihan tukang cat duco dengan bengkel, terletak dari kecepatan dan harga yang murah. Kendati demikian, Kimung menambahkan, kerapihan mesti diutamakan.
ADVERTISEMENT
"Rapi bagus, nanti langganan puas pasti balik lagi balik lagi, jadi setiap hari ada terus," ujar Kimung saat sedang mereparasi body mobil Toyota Avanza di Jl. Kramat 6.
Hal tersebut diamini oleh Rully (46), pengguna jasa tukang cat duco di Kramat Raya. Rully menuturkan, harga, kecepatan, dan bekerja profesional menjadi pertimbangannya datang ke Kramat Raya.
"Cepat yang dikejar, kerjanya profesional dan harganya murah. Kerjanya langsung dan nyata, bisa melihat di depan mata sendiri dikerjainnya," tutur Rully.
Tak selamanya pekerjaan berjalan lancar atau sesuai rencana, tutur Kiwung, bila hujan datang dirinya harus menunda pekerjaannya. Begitupun yang diucapkan Erlan.
"Kalau lagi ujan sedih, kerjanya tertunda," tambah Kiwung.
Selain hujan, tidak adanya tempat memaksa Erlan untuk mereparasi mobil di sekitar Jl. Kramat Raya. Erlan mengaku, apa yang dilakukannya salah dan memilih Jl. Kramat 6 saat mereparasi mobil pelanggannya.
ADVERTISEMENT
"Mobil pelanggan saya pernah sekali diderek, gara-gara saya ngebenerinya di sini (Jl. Kramat Baru). Saya harus nebus 500.000," tutup Erlan dengan nada menyesal.