Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pergeseran Kepentingan Sistem Ekonomi Politik Internasional Menjadi Unipolar
21 Juli 2022 16:38 WIB
Tulisan dari Olyvia Hendarwati, MSi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Part 1 : Globalisasi Ekonomi Politik Terhadap Tatanan Dunia.
Globalisasi muncul sebagai bentuk hegemoni yang menjadikan Amerika negara superpower dan memimpin dunia dengan menyebarkan pengaruh sistem ekonomi pasar bebas. Berdasarkan kbbi.kemendikbud.go.id, kata Hegemoni merupakan pengaruh kepemimpinan, dominasi kekuasaan atau suatu negara atas negara lain. Dan jika kita tarik kembali pada sejarah, berakhirnya perang dingin telah membelah dunia dua blok dunia yaitu, (kiri) Uni Soviet dan negara eropa timur menganut sistem sosialis dan (kanan) Amerika dengan negara eropa barat dengan pengaruh demokrasi pasar bebas.
ADVERTISEMENT
Sejarah Perkembangan Ekonomi
Mead (2005), menjelaskan bahwa dalam sejarah, Amerika adalah Negara yang menganut bagian dari sistem kekaisaran inggris dalam berbisnis. Inggris saat itu merupakan pasar terbesar untuk ekspor Amerika hingga masa perang dunia ke-2. Tetapi saat Inggris mulai menerapkan sistem pasar bebas pertengahan abad ke-19 Amerika mampu melakukan perdagangan melalui British Empire dan London Financial Market yang menyediakan banyak investasi kapital yang memungkinkan industri Amerika meningkat pesat dan saat itu juga Amerika menggantikan Inggris untuk mendominasi pasar dunia.
Sistem Ekonomi Terpusat
State Capitalism, merupakan sistem yang memungkinkan Negara menyebarkan pengaruh ekonomi politik secara langsung pada masyarakat dengan menciptakan perekonomian terpusat. Sistem tersebut bertujuan untuk kepentingan nasional agar pemerintah dapat mengendalikan ekonomi politik dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Amerika dan Uni eropa yang telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia karena ingin menganeksasi sebagian wilayah Ukraina sehingga menimbulkan dampak krisis pangan dan energi. Lalu, perusahaan besar dari brand internasional seperti Coca - cola, McD, KFC, Burger king, Hermès, Channel, dan sebagainya tutup sebagai suatu peringatan agar Rusia mengakhiri perang.
Seperti yang kita ketahui, Rusia merupakan negara pengekspor energi tertinggi untuk Amerika dan negara zona euro. Rusia menggunakan otoritasnya sebagai negara untuk mengontrol ekonomi dalam negeri dengan menyita dan mengancam untuk mengambil alih perusahaan internasional milik negara dan mendorong produk lokal Rusia untuk menggantikan produk impor yang tersebar. Selain itu, Rusia memberlakukan transaksi ekspor minyak dan energi dengan menggunakan rubble.
ADVERTISEMENT
Sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada Rusia atas perang geopolitik Ukraina merupakan salah satu gambaran kita untuk melihat bagaimana cara Rusia dengan menggunakan sistem ekonomi terpusat untuk mengendalikan ekonomi politik sebagai perlawanan. Tidak lama dari melemahnya nilai tukar rubble karena pemblokiran bank rusia oleh sistem keuangan global SWIFT. Moscow menyatakan bahwa nilai tukar rubble mulai membaik sehingga rusia mampu untuk mempertahankan stabilitas ekonomi negaranya dan tetap menjalankan misinya.
Sistem Pasar Bebas
Berbeda dengan Market Capitalism yang membebaskan pergerakan lintas batas perdagangan sehingga pemerintah kehilangan otoritasnya untuk mengontrol ekonomi politik serta privatisasi atau komersialisasi akibat globalisasi.
Bremmer (2010), dalam karya tulisnya State Capitalism menjelaskan bahwa globalisasi seperti kapitalisme yang didukung oleh impuls individu miliaran orang. Globalisasi menurutnya, kemajuan tanpa henti dan dapat merobohkan semua jenis dinding. Semua gerakan lintas batas yang pada akhirnya akan menyalip negara - negara bagian dari kekuasaan mereka karena pemerintah tidak mampu untuk mengelola tantangan komersial, politik, sosial dan lingkungan internasional yang diciptakan globalisasi.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya sistem kapitalisme bergantung pada perusahan komersial Amerika yang telah mendominasi global market, sehingga Amerika tidak mampu untuk mengontrol secara penuh karena negara tidak banyak ikut campur atas perdagang bebas yang bergerak sangat pesat. Krisis finansial yang dialami Amerika sebelumnya pada tahun 2008 dan menjadikan contoh dari kegagalan Amerika untuk mendorong stabilitas ekonomi.
Krisis akibat kebangkrutan Lehman Brothers yang merupakan salah satu lembaga finansial dipasar Amerika. Selain itu, adanya E-commerce business juga membuat negara semakin tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi keuangan atau keuntungan dari hasil transaksi perusahaan individu yang melakukan transaksi antar negara tanpa batas. Seperti yang telah diberitakan banyak media, hal tersebut hanya menjadikan boomerang bagi ekonomi negaranya jika Amerika dan Uni Eropa mengancam untuk terus memberikan sanksi ekonomi dan menarik semua perusahaan komersialnya karena mereka akan terancam inflasi ekonomi yang sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Para ekonom memprediksi bahwa, Amerika akan mengalami Resesi yang diperkirakan mulai tahun depan. Hal tersebut akan memberi dampak buruk bagi kestabilan finansial ekonomi dunia, terutama negara berkembang. Melalui pertemuan G20, Negara dengan ekonomi terkuat dunia saat ini harus memikirkan bagaimana masa depan ekonomi global dan mencari solusi untuk resesi yang memberikan efek domino pada negara berkembang lainya.
Apakah ini tanda bahwa sistem bipolar internasional akan berakhir?
ADVERTISEMENT
Berlanjut ke - part 2