Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Analisis Teh Celup Dari Kulit Nanas Sebagai Upaya Pengolahan Sampah Organik
15 April 2024 9:26 WIB
·
waktu baca 11 menitTulisan dari Oryza Sativa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ABSTRAK
Teh merupakan minuman tradisional yang biasanya dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat dengan khasiat yang dapat menyehatkan tubuh. Selain daun teh, kulit nanas juga dapat dimanfaatkan sebagai olahan minuman berupa teh herbal. Kulit nanas bermanfaat bagi tubuh karena memiliki vitamin C untuk meningkatkan imunitas tubuh dan menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat serta enzim bromelin yang dapat membantu memperlancar pencernaan dan mencegah sembelit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air,kadar abu, kadar logam Pb, kadar logam Cd, uji Kapang, ALT dan kadar vitamin C. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 7,695 % untuk kadar air, 5,3% untuk kadar abu, -0,6306 ppm untuk kadar logam Pb, -0,0822 ppm untuk kadar logam Cd, 3,0 x 102 koloni/g untuk Kapang, 2,6 x 103 koloni/g untuk ALT dan 0,80 % untuk kadar vitamin C. Berdasarkan beberapa parameter yang telah diujikan dapat disimpulkan bahwa produk Teh dari kulit nanas telah memenuhi persyaratan SNI 3836:2013 teh dan baik di konsumsi.
ADVERTISEMENT
Kata kunci : teh celup, kulit nanas, kadar air,kadar abu, kadar logam Pb,kadar logam Cd, Uji Kapang, ALT, kadar vitamin C.
ABSTRACT
Tea is a traditional drink that is usually used by the community with properties that can nourish the body. In addition to tea leaves, pineapple peel can also be used as a beverage in the form of herbal tea. Pineapple skin is beneficial for the body because it has vitamin C to increase immunity and maintain a healthy immune system as well as the enzyme bromelain which can help facilitate digestion and prevent constipation. The purpose of this study was to determine the water content, ash content, Pb metal content, Cd metal content, Mold test, ALT and vitamin C content. The results obtained in this study were 7.695% for water content, 5.3% for ash content, -0.6306 ppm for Pb metal content, -0.0822 ppm for Cd metal content, 3.0 x 102 colonies/g for Mold, 2.6 x 103 colony/g for ALT and 0.80% for vitamin C content Based on several parameters that have been tested, it can be concluded that the tea product from pineapple peel has met the requirements of SNI 3836:2013 tea and is good for consumption.
ADVERTISEMENT
Keywords : teabags, pineapple peel, moisture content, ash content, Pb metal content, Cd metal content, Mold Test, ALT, vitamin C content.
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang banyak, salah satunya buah nanas. Faktanya Indonesia masuk ke dalam 10 negara penghasil nanas terbanyak di dunia. Nanas adalah buah tropis yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi serta tanaman yang banyak diusahakan oleh petani di Indonesia. Nanas termasuk salah satu buah nonklimakterik yang memiliki karakteristik aroma, rasa dan warna yang khas serta kandungan gizi dan vitamin yang terdapat di dalamnya membuat nanas banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat. Diantara kandungan gizi dan vitamin yang terkandung di dalam buah nanas yakni: kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, C dan sedikit vitamin B.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini nanas hanya dimanfaatkan bagian daging buahnya saja baik sebagai produk olahan seperti jus, selai, salad, dan sirup maupun di konsumsi secara langsung sedangkan kulit buahnya hanya menjadi bahan buangan atau digunakan sebagai pakan ternak. Kulit nanas yang tidak dimanfaatkan akan menumpuk menjadi limbah sampah, apabila dibiarkan begitu saja tanpa penanganan maka akan mencemari lingkungan. Kulit nanas merupakan limbah berbagai pengolahan produk agroindustri yang masih jarang dimanfaatkan. Berdasarkan kandungan nutriennya, ternyata kulit nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Kulit nanas mengandung 81,72% air, 20,87% serat kasar, 17,53% karbohidrat, 4,41% protein dan 13,65% gula reduksi.
Selama ini pemanfaatan kulit nanas masih terbatas sebagai bahan baku pembuatan cider (Yulita,1989) dan pengganti bahan bakar (Oktariany,2014), serta sari kulit nanas. Upaya penganekaragaman produk olahan limbah kulit nanas yang lebih banyak disukai, bermanfaat, dan memiliki nilai ekonomis lebih tinggi perlu dilakukan, salah satunya dengan memanfaatkan limbah kulit nanas menjadi produk minuman teh.
ADVERTISEMENT
Teh adalah minuman yang sering di konsumsi oleh masyarakat Indonesia bahkan hampir setiap hari. Teh merupakan minuman tradisional yang biasanya dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat dengan khasiat yang dapat menyehatkan tubuh. Selain daun teh, kulit nanas juga dapat dimanfaatkan sebagai olahan minuman berupa teh herbal. Kulit nanas bermanfaat bagi tubuh karena memiliki vitamin C untuk meningkatkan imunitas tubuh dan menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat serta enzim bromelin yang dapat membantu memperlancar pencernaan dan mencegah sembelit. Selain bermanfaat bagi tubuh kita juga mengurangi limbah organik dari buah nanas.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Pembuatan dan Analisis Teh Celup dari Kulit Nanas (Ananas comosus L.)”. Dengan penelitian ini diharapkan limbah organik yang terbuang dapat dimanfaatkan.
ADVERTISEMENT
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah untuk analisis teh celup sesuai SNI 3836:2013 dengan parameter uji yang dilakukan yaitu uji kadar air, kadar abu, kadar Pb, kadar Cd, uji kapang, ALT, dan kadar vitamin C.
Alat Dan Bahan Pembuatan Produk
a.Alat
Baskom ,oven ,blender,tempat jemur, wadah,kantong teh, plastik sealer dan timbangan.
b.Bahan
Kulit nanas, garam dan air.
Cara Kerja
a.Pembuatan Teh Celup
Ditimbang sampel kulit nanas 5 kg. Dicuci kulit nanas dengan air bersih hingga kotoran yang menempel hilang setelah itu direndam dengan air garam selama 15 menit. Dicuci kembali dengan air bersih dan dipotong kulit nanas kecil-kecil. Dijemur kulit nanas selama 3-4 hari hingga kering dan berubah warna menjadi kecoklatan. Dioven dengan suhu 65°C selama 2 jam agar mengering sempurna. Kulit nanas yang sudah kering kemudian diblender hingga halus dan dimasukkan kedalam kantong teh berisi 2-3 g dan dikemas sebanyak 12 buah kantong per kemasan.
ADVERTISEMENT
b.Uji kadar air
Timbang cawan penguap yang telah dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator sampai suhu ruang lalu timbang hingga bobot konstan. Timbang 2 g contoh uji kedalam cawan penguap. Panaskan dalam oven pada suhu 105 oC selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator sampai suhu ruang lalu timbang. Ulangi prosedur sampai bobot tetap.
c.Uji kadar abu
Panaskan cawan dalam furnace pada suhu 600oC-900oC selama 2 jam. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian timbang dengan neraca analitik. Ditimbang 5 g sampel ke dalam cawan dan diarangkan sampel serta dinginkan sebentar. Dimasukkan kedalam furnace untuk diabukan dengan suhu 600oC-900oC sampai pengabuan sempurna. Didinginkan dalam desikator selama 15 menit, kemudian ditimbang cawan + abu dengan neraca analitik.
ADVERTISEMENT
d.Kadar Pb
Dibuat larutan induk Pb 1000 ppm dengan memasukkan titrisol Pb ke dalam labu ukur 1000 mL dan ditambah HNO3 pekat 5 mL hingga larut. Dipaskan dengan aquabides dan dihomogenkan.
Dibuat larutan intermediet Pb 50 ppm dengen memipet 5 mL larutan induk 1000 ppm dengan pipet gondok dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Dipaskan dengan aquabides dan dihomogenkan.
Dibuat larutan standar Pb 0-2,5 ppm interval 0,5 dengan menghitung volume yang akan dipipet dari larutan intermediet 50 ppm. Kemudian larutan intermediet dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL sesuai dengan perhitungan menggunakan buret 25 mL. Dipaskan dengan aquabides dan dihomogenkan.
Sampel dipreparasi dengan melarutkan abu yang terbentuk pada uji kadar abu dengan HNO3 4N dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, paskan hingga tanda batas dan homogenkan. Disaring dengan kertas saring whatman 42 dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.
ADVERTISEMENT
Diletakkan tabung reaksi berisi standar dan sampel pada AAS secara berurutan dan dilakukan pengukuran sesuai dengan instruksi kerja alat AAS. Data yang dihasilkan kemudian di print dan diolah.
e.Kadar Cd
Dibuat larutan induk Cd 1000 ppm dengan memasukkan titrisol Pb ke dalam labu ukur 1000 mL dan ditambah HNO3 pekat 5 mL hingga larut. Dipaskan dengan aquabides dan dihomogenkan.
Dibuat larutan intermediet Cd 50 ppm dengen memipet 2,5 mL larutan induk 1000 ppm dengan pipet gondok dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Dipaskan dengan aquabides dan dihomogenkan.
Dibuat larutan intermediet Cd 10 ppm dengen memipet 10 mL larutan intermediet 50 ppm dengan pipet gondok dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Dipaskan dengan aquabides dan dihomogenkan.
ADVERTISEMENT
Dibuat larutan standar Cd 0-0,25 ppm interval 0,05 dengan menghitung volume yang akan dipipet dari larutan intermediet 10 ppm. Kemudian larutan intermediet dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL sesuai dengan perhitungan menggunakan buret 25 mL. Dipaskan dengan aquabides dan dihomogenkan.
Sampel dipreparasi dengan melarutkan abu yang terbentuk pada uji kadar abu dengan HNO3 4N dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, paskan hingga tanda batas dan homogenkan. Disaring dengan kertas saring whatman 42 dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Diletakkan tabung reaksi berisi standar dan sampel pada AAS secara berurutan dan dilakukan pengukuran sesuai dengan instruksi kerja alat AAS. Data yang dihasilkan kemudian di print dan diolah.
f.Uji kapang
Lakukan persiapan area kerja dan peralatan dengan cara sterilisasi. Timbang 1 g sampel masukkan kedalam 9 ml BPW sebagai pengenceran 10-1, homogenkan, lalu pipet 1 ml dari pengenceran 10-1 masukkan ke dalam pengenceran 10-2. Lakukan hingga pengenceran 10-3. Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran ke dalam cawan petri steril secara duplo. Tuangkan media PDA yang telah steril sebanyak 1/3 cawan ke dalam cawan petri dan goyangkan cawan petri sedemikian rupa sehingga campuran tersebar merata. Setelah agar membeku, balikkan cawan Petri dan inkubasikan pada suhu 25°C atau suhu kamar selama 5 x 24 jam. Hitung koloni kapang setelah 5 x 24 jam. Laporkan/catat hasil sebagai jumlah kapang per gram contoh.
ADVERTISEMENT
g.Angka lempeng total
Ditimbang 1 gr sampel dengan takar steril, dimasukkan kedalam cuvet yang berisi 9 mL larutan pengencer steril 10-1 lalu dihomogenkan cara dikocok 25 kali. Dipipet 1 mL 10-1 menggunakan pipet takar steril, dimasukkan kedalam 9 mL larutan pengencer steril 10-2 lalu dihomogenkan dengan cara dikocok 25 kali. Dipipet 1 mL 10-2 dimasukkan kedalam cawan steril secara aseptik (duplo). Dipipet 1 mL 10-2 menggunakan pipet takar steril, dimasukkan kedalam 9 mL larutan pengencer steril 10-3 lalu dihomogenkan dengan cara dikocok 25 kali. Dipipet 1 mL 10-3 dimasukkan kedalam cawan steril secara aseptik (duplo). Dituang media yang masih cair kedalam cawan petri yang telah berisi sampel uji sebanyak 1/3 cawan, lalu dihomogenkan dengan memutar membentuk pola angka delapan. Ditunggu sampai mengeras dan di inkubasi didalam inkubator. Diinkubasi selama 2 hari, diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh.
ADVERTISEMENT
h.Kadar vitamin C
Sampel digerus hingga halus dan ditimbang sebanyak 0,1000 g dengan teliti kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 25 mL aquades bebas CO2 (telah didihkan hingga tidak ada gelembung udara). ditambahkan pula H2SO4 4 N sebanyak 6 mL dan 1-2 mL indikator amilum. Dan dititrasi dengan I2 0,1 N hingga TAT (muncul warna biru).
Hasil Pengujian
1. Kadar air 7,695% (Maks 8,0%)
2. Kadar abu 5,3% (Maks 8,0%)
3. Kadar logam Pb -0,6306 ppm (Maks 2,0 mg/kg)
4. Kadar logam Cd -0,0822 ppm (maks 0,2 mg/kg)
5. Kapang 3,0 x 102 koloni/g (Maks 5x102 koloni/g)
6. Angka lempeng total 2,6 x 103 koloni/g (Maks 3x103 koloni/g)
7. Vitamin C 0,80% (Kadar vitamin tersisa)
ADVERTISEMENT
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan analisis beberapa parameter terhadap produk teh celup yang telah dibuat dengan mengikuti baku mutu standar yaitu SNI 3836:2013. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk dapat mengetahui kualitas dan kelayakan dari produk teh yang telah dibuat. Hasil uji yang memenuhi baku mutu standar dapat disimpulkan bahwa kualitas dari produk yang telah dibuat mempunyai kualitas yang baik. Selain itu uji tambahan yang tidak termasuk kedalam standar acuan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kandungan dari produk yang telah dibuat.
Kesimpulan
Dari penelitian yang saya lakukan dapat diperoleh hasil pengujian yaitu kadar air 7,695%; kadar abu 5,3%; kadar logam Pb -0,6306 ppm; kadar logam Cd -0,0822 ppm ; kapang 3,0 x 102 koloni/g; angka lempeng total 2,6 x 103 koloni/g; dan uji kadar vitamin C 0,80%.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teh celup dari kulit nanas memenuhi mutu standar SNI 3836:2013.
Saran
1.Perlunya pengolahan dan penelitian lebih lanjut terhadap produk teh celup ini agar didapat teh yang lebih baik lagi.
2.Melakukan riset lebih lanjut terhadap enzim,vitamin dan kandungan lainnya yang terdapat pada kulit nanas.
3.Membuat inovasi rasa yang dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sumber usaha yang menjanjikan.
4.Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Daftar Pustaka
Afriansyah, Firman. 2016. Uji Organoleptik Teh Herbal Dari Kulit Buah Salak Pondoh Hitam ( Salacca Edulis Reinw) Sebagai Alternatif Minuman Penderita Diabetes. Jombang: STIKES Insan Cendikia
Hondro, Monica Natalia. 2019. Pembuatan Teh Herbal Dari Daun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq).(skrpsi). Medan: USU
ADVERTISEMENT
Lamatokang,Ira. 2020. Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas (Ananas comosus (L.) Merr ) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nata De Pina.(skripsi) Ambon: IAIN Ambon
Oktariany, adhita. 2014. Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas menjadi Produk Bahan Bakar (Bioetanol). Depok : UI
Putri, Dwi Aulia, dkk. 2022. Teknik Pengolahan Hasil Perkebunan. (laporan akhir praktikum) Padang: Unand
Standar Nasional Indonesia 3836-2013. 2013.Teh Kering Dalam Kemasan. Badan Standarisasi Nasional.
Yulita, I. 1989. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nenas Untuk Pembuatan Minuman Cider. (Skripsi). Bogor: IPB