Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kami mendapat laporan jika seorang bocah yang tengah dibonceng oleh ibunya meninggal dunia dalam kecelakaan maut tersebut," kata Kasat Lantas Polres Tolitoli AKP Muriyanto kepada Tim Palu Poso, Selasa (20/10).
Dijelaskan Muriyanto, kecelakaan maut tersebut bermula saat Sopian Bahtiar (23) yang bekerja sebagai sopir mengemudikan mobil ligth truk warna kuning DN 8667 DD bergerak dari arah Desa Malala, Kecamatan Dondo, hendak menuju ke kota Tolitoli. Saat bersamaan melintas pula mobil tronton yang hendak mendaki, sehingga sopir truk menghentikan kendaraannya.
Saat akan memberikan akses kepada kendaraan tronton untuk mendaki, tiba-tiba terjadi tabrakan dari arah belakang oleh pengendara sepeda motor Honda Beat warna hitam DN 2656 DP yang dikendarai Puspita Sari (26) berboncengan dengan korban bernama Fatir (4), serta Marten (55).
ADVERTISEMENT
"Bocah bernama Fatir akhirnya tewas di TKP dengan kondisi leher patah, sementara pengendara dan satu pembonceng mengalami luka berat dan ringan," ujarnya.
Muriyanto menilai, kecelakaan maut yang kerap terjadi di kawasan tersebut dikarenakan kurangnya marka jalan yang terpasang. Penyebab lainnya, jalan bergelombang dan berlubang sehingga sangat berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Olehnya, ia meminta atensi dari semua pihak untuk fokus pada penanganan jalan utama trans Sulawesi yang terkenal ekstrim di wilayah Kabupaten Tolitoli.
“Kami juga telah berupaya melakukan edukasi agar setiap pengendara untuk tetap berhati- hati ketika melewati kawasan tersebut," kata Muriyanto.