Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Di Jogja Jadi Ikan Mahal, di Kalbar Channa Maru Jadi Santapan Lezat Sehari-hari
email: [email protected]
11 September 2020 19:41 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah sebulan terakhir Muhammad Arfa Maulana, 14 tahun, keranjingan mengoleksi ikan channa yang sekarang sedang naik daun di kalangan para pecinta ikan. Arfa sudah sejak lama hobi mengoleksi ikan hias, apalagi sepanjang pandemi ini sekolahnya libur sehingga dia makin punya banyak waktu untuk mengurus ikan-ikannya.
ADVERTISEMENT
Koleksi ikannya cukup banyak, hingga ketika ikan channa menjadi tren, semua ikan hias koleksinya mulai dari koki, komet, dan guppy, dia jual dan bagi-bagikan semua untuk fokus pada ikan channa. Sekarang, dia sudah punya empat ekor ikan channa, yakni dua ekor channa jenis yellow sentarum, asiatica, serta pulchra.
“Beli ukuran 6 sampai 7 cm, Rp 20 ribu,” ujar Arfa.
Selain karena memang sedang menjadi tren di kalangan pecinta ikan hias, corak yang ada pada tubuh ikan channa menurut Arfa juga bagus. Ikan channa yang merupakan keluarga ikan gabus ini menurut Arfa juga punya mental yang bagus, artinya ikan channa tidak terlalu takut pada manusia seperti ikan pada umumnya.
“Sama harganya lumayan mahal, jadi seneng aja kalau punya peliharaan yang harganya mahal jadi lebih ngejagain,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi cara memelihara ikan channa tidak terlalu sulit. Arfa hanya perlu memastikan air di akuarium selalu bersih. Untuk urusan pakan, dia biasanya memberi pakan channa koleksinya dengan cacing atau pelet premium.
“Gampang kok dapet pakannya, di toko-toko ikan hias asti ada. Harganya juga murah,” ujar Arfa.
Predator yang Cantik
Bambang Kurniawan, 23 tahun, salah seorang pegawai di sebuah toko ikan hias di Sleman mengatakan ikan channa memang menjadi salah satu jenis ikan hias yang paling banyak dicari belakangan ini. Karena termasuk ke dalam keluarga snakehead, channa sebenarnya lebih tepat disebut sebagai predator alih-alih ikan hias.
“Bukan (ikan hias), predator itu,” kata Bambang.
Sebenarnya di toko ikan hias tempatnya bekerja sudah sejak lama menjual ikan channa. Tapi entah ada angin apa tetiba permintaan ikan channa begitu besar. Saat ini, ikan channa yang paling banyak dicari adalah jenis maru red sampit, red sentarum, serta yellow sentarum. Maru red sampit merupakan yang paling mahal, untuk ukuran 20 an cm, harganya bisa mencapai Rp 400 ribu, sementara yellow sentarum merupakan yang paling murah, yakni di kisaran Rp 150 ribu untuk ukuran yang sama.
ADVERTISEMENT
Namun ukuran bukan satu-satunya indikator untuk menentukan harga seekor channa. Ada indikator lain, yakni warna, corak, serta mentalnya. Semakin jelas warna dan motif yang dimiliki channa maru, maka harganya akan semakin tinggi. Biasanya, channa akan mulai terlihat warnanya pada usia lima atau enam bulan.
“Biar warnanya keluar PH air harus diperhatikan betul. Maru itu kan dari air gambut, jadi kadar PH-nya yang rendah,” lanjutnya.
Sementara untuk melatih mentalnya, biasanya channa perlu dipuasakan selama tiga sampai empat hari agar dia tidak takut dengan manusia. Pemberian pakan setiap tiga atau empat hari sekali kata Bambang tidak jadi soal, asalkan airnya diganti secara rutin supaya terjaga kebersihannya.
Selain channa maru, jenis yang sering dicari lainnya adalah asiatica dan pulchra yang merupakan channa impor dari luar negeri. Jika dirawat dengan baik dan bisa tumbuh secara optimal, harga seekor channa bahkan bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Bambang tidak tahu pasti kenapa channa tiba-tiba bisa naik daun di kalangan pecinta ikan hias. Menurutnya, tren seperti itu memang biasa terjadi. Namun dia berspekulasi bahwa naik daunnya ikan channa tidak terlepas dari situasi pandemi dimana orang-orang merasa jenuh di dalam rumah sehingga mencari hiburan dengan memelihara ikan hias. Tapi dari sekian banyak jenis ikan hias, kenapa channa?
“Perawatannya paling enak channa. Cocok buat orang yang males tapi pengin melihara ikan hias,” ujar Bambang terkekeh.
Untuk pakannya, karena pada dasarnya adalah predator channa biasanya diberi pakan ikan kecil, cacing, atau udang. Namun jika sudah terlatih dan terbiasa, mereka juga bisa dikasih pakan pellet.
Di Rantau Jadi Primadona, di Kampung Halaman Jadi Lauk
Berbeda dengan channa pulchra yang sudah mulai banyak dibudidayakan, channa maru kata Bambang kebanyakan merupakan tangkapan dari alam langsung. Channa maru yang dijual di tokonya didatangkan langsung dari Kalimantan.
ADVERTISEMENT
“Jadinya harganya relatif lebih mahal,” kata Bambang.
Ketika di kalangan pecinta ikan hias, khususnya di Yogyakarta, ikan channa sedang menjadi primadona baru, di habitat aslinya ikan ini justru biasa dijadikan lauk. Kornelius Arpega, pemuda asli Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat mengatakan bahwa di kampungnya ikan yang sedang ramai dicari para penghobi ikan hias ini dikenal dengan nama maru borneo.
Di kampungnya, ikan ini biasa ditemukan di kawasan rawa atau sawah dengan kodok sebagai makanan kesukaannya. Penduduk biasa menangkapnya dengan pancing maupun jaring untuk dijadikan lauk atau dijual sebagai ikan konsumsi.
“Saya juga baru tahu ikan yang hampir saya konsumsi tiap hari di sini ternyata punya harga jual yang tinggi,” kata Arpega.
ADVERTISEMENT
Maru borneo yang biasa ditemui di kampungnya memiliki dua corak, yakni hitam keunguan dan putih. Beberapa orang memang sudah mengetahui bahwa ikan ini punya nilai jual tinggi sebagai ikan hias. Biasanya, orang-orang tersebut menjualnya ke Malaysia. Tapi hanya sedikit yang mengetahui hal itu, kebanyakan masyarakat memanfaatkan maru borneo sekadar sebagai teman nasi dan sayur di dalam piring.
“Orang sini tidak tahu sama sekali kalau channa punya harga yang tinggi. Tampaknya besok orang kampungku pada cari ikan ini deh mas, gara-gara saya tadi ngasih tahu,” ujarnya. (Widi Erha Pradana / YK-1)