Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
110 Ton Sampah Sleman Belum Tertangani, Targetnya Bisa Dibereskan Tahun Depan
19 Mei 2024 15:25 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sekitar 110 ton sampah per hari di Kabupaten Sleman belum dapat ditangani. Pasalnya, dua TPST yang dimiliki oleh Sleman saat ini, yakni TPST Tamanmartani dan TPST Minggir, baru bisa mengolah 100 ton sampah per hari dari total sampah Sleman yang mencapai 210 ton per hari.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Epiphana Kristyani, saat ditemui di kantornya pada Kamis (16/5) kemarin.
“Saat ini masih ada sekitar 110 ton sampah per hari yang belum bisa kami olah di dua TPST yang kami miliki,” kata Epiphana Kristyani.
Saat ini, sampah-sampah tersebut masih dikelola oleh kelompok-kelompok masyarakat di tingkat yang lebih kecil seperti di dusun atau kalurahan. Selain itu, dia tidak memungkiri masih ada juga sampah-sampah yang masih menumpuk di sejumlah titik karena masih menunggu jadwal pengangkutan.
“Ini kan bertahap ya, target kami semua sampah ini bisa kita kelola tahun 2025,” ujarnya.
Untuk mengejar target tersebut, Pemkab Sleman berencana membangun satu TPST lagi di daerah Donokerto, Turi Sleman, yang nantinya akan digunakan untuk mengolah sampah dari wilayah Sleman tengah. TPST ini nantinya akan memiliki kapasitas olah sama dengan TPST Tamanmartani, yakni 60 ton per hari dengan tiga modul pengolahan yang dipasang.
ADVERTISEMENT
“Saat ini masih proses pengurusan izin ke Gubernur, karena lahan yang akan digunakan itu kan Tanah Kas Desa (TKD),” kata dia.
Dengan tiga TPST, maka di atas kertas sudah ada 160 ton sampah per hari yang bisa diolah. Sisanya, pemerintah akan melakukan upaya pengurangan sampah dari hulu.
Ada beberapa rencana pengurangan sampah yang disiapkan. Pertama, memaksa ASN untuk menyelesaikan sampah rumah tangganya dengan lubang biopori yang harus dilaporkan secara rutin kepada masing-masing kepala OPD.
Saat ini, ada sekitar 13.400 ASN yang ada di Sleman. Jika satu orang mengelola sampah di keluarganya masing-masing, maka secara teori dapat mengurangi sampah minimal 6 ton per hari.
Selain itu, kewajiban mengelola sampah organik sendiri juga akan diterapkan kepada para pelanggan penggerobak yang jumlahnya mencapai 430.000-an orang.
ADVERTISEMENT
“Kalau 430.000 pelanggan itu mengelola sampahnya sendiri, akan bisa mengurangi 35 ton sampah per hari. Itu sudah kami hitung di atas kertas,” kata Epi.
Ia yakni kebijakan ini bisa mengurangi sampah di Sleman dengan efektif. Sebab, pada tahun 2022 silam hal itu sudah pernah dilakukan dengan dikeluarkannya Surat Edaran Bupati Sleman Nomor 30/2022 tentang Gerakan Pilah Sampah.
Saat itu, produksi sampah Sleman per hari masih berada di angka 330 ton per hari.
“Namun pada tahun 2023 sudah berkurang menjadi 230 ton, jadi hampir 100 ton yang bisa dikurangi melalui partisipasi masyarakat,” ujarnya.