Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
131 Anak di DIY Idap HIV AIDS, Ada yang Ditolak Posyandu hingga Panti Asuhan
15 Juli 2023 9:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Yayasan Victory Plus Yogyakarta yang bergerak dalam pemberian dukungan langsung kepada Orang dengan HIV AIDS (ODHA) mencatat terdapat 131 anak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mengidap HIV AIDS.
ADVERTISEMENT
Pendiri Yayasan Victory Plus yang kini menjabat sebagai Wakil Direktur di lembaga tersebut, Yan Michael, mengatakan bahwa hingga saat ini nasib ratusan anak di Yogya yang terinfeksi HIV AIDS tersebut masih cukup memprihatinkan.
Masih kuatnya stigma yang menempel kepada penderita HIV AIDS di tengah masyarakat, membuat anak-anak tersebut sampai kini masih kerap mendapatkan diskriminasi. Diskriminasi tersebut baik diterima dari lingkungan masyarakat maupun dalam mengakses layanan publik.
“Pernah waktu itu anak mau ikut Posyandu ditolak, kemudian ada anak yang ditolak untuk masuk ke Play Group, ada anak yang mendapat bully dari teman sekolahnya karena ketahuan HIV positif,” kata Yan Michael saat ditemui di Kantor Yayasan Victory Plus Yogyakarta, Jumat (14/7).
Dia juga pernah menjumpai kasus anak SMK yang positif HIV ditolak saat akan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di salah satu hotel berbintang di Yogya. Akhirnya, siswa tersebut hanya bisa melakukan PKL di sekolah.
ADVERTISEMENT
“Terus kemudian yang dia yatim piatu, kemudian dia diasuh oleh bude-nya, tapi bude-nya ODGJ, jadi dia butuh panti anak. Tapi semua panti milik pemerintah tidak ada yang siap karena dia HIV positif, akhirnya sekarang dirawat di panti milik swasta, itu pun setelah melalui proses panjang,” lanjutnya.
Nasib Anak dengan HIV AIDS (ADHA) maupun Anak yang Hidup dengan Orang HIV AIDS (AHIDA) menurutnya saat ini memang belum mendapat perhatian yang layak. Tak hanya kerap mendapat diskriminasi, sampai saat ini juga belum ada antiretroviral (ARV) yang bisa digunakan untuk ADHA, sebab dosis yang ada baru bisa digunakan untuk orang dewasa.
Diskriminasi-diskriminasi yang dialami para ADHA di tengah masyarakat ini menurut Yan terutama disebabkan oleh masih minimnya pengetahuan masyarakat umum terhadap HIV AIDS. Sampai saat ini, sebagian besar orang masih berpikir bahwa HIV AIDS sangat mudah menular, bahkan sekadar melalui jabat tangan saja.
ADVERTISEMENT
“Karena itu kemudian mereka banyak ditolak di tengah masyarakat, dijauhi, bahkan dianggap sebagai aib. Padahal sebenarnya HIV AIDS itu tidak menular semudah itu,” kata Yan Michael.