Konten Media Partner

Ada Tren Kasus Bu Trimah: Ortu Dititipkan Panti Jompo Bukan karena Kemiskinan

3 November 2021 14:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Direktur Indonesia Ramah Lansia (IRL), Dwi Endah Kurniasih, mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa ada tren ortu dititipkan ke panti jompo dengan alasan mirip yang menimpa Bu Trimah.
Bu Trimah yang kini berada di Griya Lansia Husnul Khatimah di Kabupaten Malang. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bu Trimah yang kini berada di Griya Lansia Husnul Khatimah di Kabupaten Malang. Foto: Istimewa
Kasus Bu Trimah, 65 tahun, seorang lansia asal Magelang Jawa Tengah yang dititipkan anak-anaknya ke sebuah panti Jompo atau panti wreda di daerah Malang, Jawa Timur, menarik perhatian banyak orang. Publik dibuat iba, terutama oleh unggahan Arief Camra, pemilik Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, panti wreda tempat Bu Trimah dititipkan, di akun Facebooknya.
ADVERTISEMENT
Disebutkan bahwa anak-anak Bu Trimah menitipkan ibu kandungnya karena sibuk bekerja, bahkan mereka sudah memasrahkan proses pemakaman kepada pihak panti jika suatu saat ibunya meninggal dunia.
Direktur Indonesia Ramah Lansia (IRL) yang juga pengajar kesehatan masyarakat di Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo), Dwi Endah Kurniasih, mengatakan bahwa saat ini memang ada kecenderungan anak yang memilih menitipkan orangtuanya yang sudah lanjut usia ke panti wreda.
Panti wreda, yang semula tujuannya untuk menampung atau merawat para lansia yang mengalami kesulitan ekonomi, sudah tidak memiliki keluarga atau sebangkara, dan sebagainya, kini mulai banyak digunakan untuk menitipkan orangtua oleh anaknya karena alasan lain, seperti adanya konflik atau karena sibuk bekerja sehingga tidak sempat merawat orangtuanya.
ADVERTISEMENT
“Saya lihat memang mulai bergeser, bukan lagi karena masalah ekonomi yang utama,” ujar Dwi Endah Kurniasih saat dihubungi, Senin (1/11).
Yayi Suryo Prabandari. Foto: Dok. UGM
Kepala Departemen Perilaku, Kesehatan Lingkungan dan Kedokteran Sosial, FK-KMK UGM, Yayi Suryo Prabandari, mengatakan bahwa saat ini panti wreda memang tak hanya merawat para lansia dengan kesulitan ekonomi. Hal itu salah satunya terlihat dari mulai banyaknya panti wreda yang tujuannya memang untuk bisnis, sehingga mematok biaya yang cukup tinggi.
Selain itu, saat ini juga mulai banyak orangtua yang justru memilih menghabiskan masa tuanya di panti wreda. Hal ini sebenarnya sudah banyak terjadi di negara-negara Barat, dan mulai banyak terjadi di Indonesia.
“Saya pernah menemui ada ibu yang menabung untuk hari tuanya supaya bisa tinggal di situ (panti wreda). Kalau begitu kan dia malah lebih happy,” ujar Yayi Suryo Prabandari.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, bisa jadi lansia yang tinggal di panti wreda justru lebih bahagia. Sebab, di sana dia bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman seusianya. Sementara di rumah, dia sulit untuk ngobrol dengan anak-anak atau cucunya karena adanya perbedaan usia. Apalagi banyak juga orangtua yang tidak ingin merepotkan anaknya untuk merawatnya di masa tua.
“Tapi kalau sebenarnya dia tidak ingin di panti wreda tapi sama anaknya dititipkan di sana, tentu dia akan stressful sekali,” ujarnya.
Panti Jompo Pilihan Terakhir
Dwi Endah Kurniasih. Foto: Dok. Pribadi
Direktur Indonesia Ramah Lansia (IRL) yang juga pengajar kesehatan masyarakat di Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo), Dwi Endah Kurniasih, mengatakan bahwa sesibuk apapun seorang anak, mestinya berusaha sebisa mungkin supaya orangtuanya tetap tinggal di rumah bersama keluarganya. Panti jompo, menurutnya adalah pilihan terakhir jika memang tidak ada jalan lain.
ADVERTISEMENT
Panti werdha sendiri tujuan awalnya digunakan untuk menampung atau merawat para lansia yang mengalami kesulitan ekonomi, sudah tidak memiliki keluarga atau sebatang kara, serta alasan-alasan lain yang membuatnya harus mendapatkan perawatan di panti werdha.
“Jadi kalau secara ekonomi masih mampu, masih punya keluarga, alangkah baiknya tetap tinggal dengan keluarga,” kata Dwi Endah Kurniasih.
Meskipun panti werdha memang dibuat khusus untuk memberikan perawatan kepada lansia secara profesional, tapi menurut Endah, mereka tidak hanya sekadar membutuhkan kamar tidur, makan, pelayanan, dan sebagainya. Ada kebahagiaan yang tidak bisa didapatkan oleh orangtua, sebaik apapun pelayanan yang diberikan oleh panti werdha.
“Karena lansia pasti lebih bahagia jika tinggal di dekat keluarga, sering bertemu dengan anak-anaknya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kualitas hidup lansia yang tinggal bersama keluarga juga lebih baik daripada yang tinggal di panti werdha. Endah menjelaskan, lansia akan merasakan hidupnya lebih berarti jika di masa tuanya tinggal bersama keluarga dan menjadi panutan. Sebaliknya, lansia akan merasa hidupnya tidak berarti dan putus asa jika tinggal jauh dari keluarga.
“Jadi sebisa mungkin panti werdha menjadi pilihan terakhir untuk merawat lansia,” ujar Dwi Endah Kurniasih. (Widi Erha Pradana / YK-1)