Alasan Kurir Narkoba di Jogja Rela Antar Paket Narkoba Tak Dibayar: Bantu Teman

Konferensi pers ungkap kasus narkotika di Polresta Yogyakarta, Senin (29/7). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja

Seorang kurir narkoba di Jogja berinisial RM (32), mengaku secara sukarela mengantar obat-obatan terlarang.

Selama bekerja, dia bersedia mendapat bayaran berapapun, bahkan kerap tidak dibayar. Alasannya orang yang meminta bantuannya adalah temannya sendiri.

“Temen kok, kalau dia punya uang lebih, dikasih, kalau enggak yaudah (tak diberi imbalan),” kata RM saat ditanya awak media usai konferensi pers di Mapolresta Yogya, Senin (29/7).

Sementara itu, Kasat Resnarkoba Polresta Yogya, AKP Ardiansyah Rolindo Saputra, juga mengatakan bahwa RM tak mematok harga saat mengantar obat-obat terlarang tersebut.

“Jadi enggak ada patokannya (imbalan) karena istilahnya sudah temenan jadi nggak ada sekali antar terus dikasih berapa itu enggak,” kata Ardiansyah.

RM ditangkap bersama jaringannya, MH (23) di Sragen, Jawa Tengah atas kepemilikan 34.000 pil sapi, 15.800 butir TRIHEXYPHENDYL, dan 3.725 butir TRAMADOL HCI.

Masih dalam jaringan yang sama, polisi juga menangkap OWP (32) di Kasihan, Bantul atas kepemilikan 1.354 butir pil sapi.

RM dan OWP juga diketahui sempat dipenjara. Mereka berkenalan di lapas lalu berkomunikasi dan membentuk jaringan.

Mereka disangkakan Pasal 435 jo Pasal 138 Pasal 138 ayat (2) UU RI Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar.

Selain mengungkap 3 pelaku penyalahgunaan narkoba, polisi juga menangkap 3 pelaku lainnya, yakni FDS (28) dengan kepemilikan 70 butir psikotropika, AS (25) dengan kepemilikan 32.060 butir pil sapi, dan EC (30) dengan kepemilikan 420 butir pil sapi.

Sehingga total obat-obatan yang disita dari 6 pelaku tersebut sebanyak 87.429 butir.